PADANG, (GemaMedianet.com) l Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Polda Sumbar) menunjukkan komitmen kuat dalam memberantas aksi tawuran dan Balap Liar, Narkoba, Pergaulan Bebas dan LGBT di kalangan generasi muda.
Hal ini dibuktikan dengan kehadiran langsung Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta dalam acara Sosialisasi Anti Tawuran, Narkoba, Balap Liar, Pergaulan Bebas dan LGBT yang digelar di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (16/4/2025).
Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian Polda Sumbar terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, sekaligus upaya preventif untuk menyelamatkan masa depan para remaja dari perilaku negatif yang meresahkan.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta mengatakan, bawah aksi tawuran dan balap liar sudah jauh berkurang seperti apa yang dirasakan saat ini.
"Alhamdulillah, kita mungkin merasakan semuanya, kemarin pada saat Idul-Fitri 1446 Hijriah, maupun selama bulan Ramadhan, jauh berkurang bapak ya? Terasa enggak? Ya? Jauh berkurang, sudah hampir enggak kita temukan ya? Mungkin ada tapi enggak terlalu, jauh sekali berkurang," katanya.
Kapolda juga mengatakan, salah satu upaya mengantisipasi tawuran dan balap liar serta permasalahan sosial di wilayahnya dengan mendata langsung ke masyarakat.
"Kami punya personel Bhabinkamtibmas, door to door ke RW, RT, mendata warga yang putus sekolah," ucapnya.
Gatot Tri Suryanta menjelaskan, berdasarkan pendataan tersebut diketahui banyak anak-anak yang putus sekolah, SD, SMP, dan SMA.
"Yang tidak sekolah SD itu ada 819, kemudian untuk SMP ada 1039, kemudian yang SMA 1485. Nah, dari data ini, kami ingin solusinya itu tepat sasaran," ujarnya.
Ia menyebutkan, Polda Sumbar mempunyai komitmen yang kuat menciptakan wilayah hukumnya bebas tawuran dan balap liar.
"Kalau yang SMA, SMK kan menjadi tanggung jawab dari pemerintah provinsi, dan yang SD, SMP menjadi tanggung jawab pemerintah kota," bebernya .
Ia menerangkan, mayoritas anak putus sekolah berasal dari keluarga yang kurang mampu. Mereka tidak sekolah karena tidak mempunyai handphone pada masa COVID-19.
"Dari yang tidak sekolah, akhirnya bablas sampai tidak mau sekolah," sebut Gatot.
Dia mengkhawatirkan, anak anak yang putus sekolah ini terjerembab pada pergaulan yang salah, seperti pengaruh narkoba, LGBT, judi, dan sebagainya.
"Dari tahanan Polda Sumbar dan jajaran, kurang lebih sekarang ada 800 orang. Mungkin 500 orang itu hampir rata-rata narkoba," sebutnya.
Jenderal Bintang Dua ini menyebut, keterlibatan semua pemangku kebijakan sangat diharapkan dalam menciptakan Kamtibmas yang kondusif. Dia juga ingin semua kita punya semangat yang besar untuk membangun Sumbar.
"Kami ingin bersama-sama punya semangat yang besar untuk membangun Sumatera Barat, khususnya mengeluarkan masalah-masalah yang dialami anak-anak muda ini. Sehingga mereka menjadi anak yang berprestasi hebat, menjadi pemimpin bangsa Indonesia," tutupnya.
#Editor : Marzuki RH
0 comments:
Post a Comment