PADANG, (GemaMedianet.com) | Hari pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2024 tinggal menghitung hari. Babak akhir dari pemilihan kepala daerah ini tentu sangat dinantikan oleh seluruh masyarakat, karena akan menjadi ajang penentu arah pembangunan lima tahun ke depan.
Begitu juga dengan Pilkada Kota Padang, tentu siapa yang akan mereka pilih akan ditentukan dari hasil penghitungan di bilik suara oleh lembaga independen dan berkompeten, Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sebagai salah satu rangkaian penting dalam proses demokrasi, KPU Kota Padang telah menggelar debat publik kedua, pada Jumat (15/11/24), di Hotel Truntum, Kota Padang.
Di acara tersebut KPU mempertemukan tiga pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota untuk adu gagasan dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Kota Padang.
Debat ini mengusung tema besar tentang visi dan misi pembangunan berkelanjutan, dengan fokus pada empat subtema krusial yang mencerminkan tantangan utama Kota Padang saat ini.
Transformasi SDM untuk Masa Depan Kompetitif. Tema ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan kualitas SDM sebagai modal utama dalam menghadapi era globalisasi yang semakin kompetitif. Para kandidat diminta untuk memaparkan strategi mereka dalam mengembangkan kapasitas tenaga kerja lokal. Pendidikan dan pelatihan vokasional menjadi sorotan utama, di mana para paslon harus menunjukkan inovasi dalam program-program yang dapat meningkatkan keahlian masyarakat, terutama di sektor-sektor yang berpotensi berkembang seperti pariwisata, industri kreatif, dan teknologi.
Subtema kedua menggali visi para calon terkait pelestarian kekayaan budaya lokal, serta peningkatan ketahanan sosial dan ekologi Kota Padang. Sebagai daerah yang rawan bencana seperti gempa bumi dan banjir, Kota Padang memerlukan kebijakan mitigasi yang tidak hanya berbasis ilmiah tetapi juga mengintegrasikan kearifan lokal. Setiap kandidat mengusulkan program-program perlindungan lingkungan yang disesuaikan dengan budaya setempat, seperti penghijauan berbasis adat dan revitalisasi kawasan bersejarah sebagai pusat ketahanan sosial.
Tantangan ketiga yang dihadapi para paslon adalah penanganan ketidaksetaraan ekonomi yang masih tinggi di Kota Padang. Panelis meminta para kandidat untuk menjelaskan rencana mereka dalam mengatasi kemiskinan struktural yang menjadi masalah mendesak, terutama di daerah-daerah pinggiran dan kampung nelayan. Pendekatan yang ditawarkan mencakup program bantuan sosial yang berkelanjutan, pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta pembukaan akses layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih merata.
Kota Padang dengan kondisi geografisnya yang rawan bencana alam memerlukan perencanaan tata ruang yang berfokus pada mitigasi risiko. Tema ini mengundang para kandidat untuk memaparkan visi mereka dalam menciptakan ruang kota yang tidak hanya aman tetapi juga nyaman dan berkelanjutan bagi warganya. Isu-isu seperti pengelolaan daerah aliran sungai untuk mencegah banjir, pembangunan shelter bencana, serta penataan kawasan pemukiman berbasis prinsip keberlanjutan menjadi bahan diskusi yang intens dalam segmen ini.
Hendri Septa-Hidayat Mendominasi Dalam Debat
Dari tiga pasangan calon yang tampil, pasangan nomor urut 3, Hendri Septa dan Hidayat, menunjukkan dominasi yang jelas dalam penguasaan materi dan retorika. Mereka terlihat lebih siap dan mampu memberikan jawaban yang lugas, argumentatif, serta disertai "kehebatan" data yang kuat. Setiap kali mendapat giliran berbicara, Hendri Septa tampak percaya diri mengemukakan strategi transformasi SDM yang dikemas dengan program pelatihan berbasis digital dan kerja sama dengan universitas lokal.
Sementara itu, Hidayat memberikan pandangan yang mendalam mengenai kebijakan mitigasi bencana, dengan usulan pembentukan desa tangguh bencana yang berbasis pada penguatan komunitas lokal.
Antusiasme Pendukung Penambah Semangat
Debat berlangsung dengan atmosfer yang riuh dan penuh semangat. Para pendukung setiap pasangan calon memenuhi ruangan dengan sorakan dan tepuk tangan, menciptakan suasana yang semakin memanas setiap kali kandidat menyampaikan argumen yang kuat.
Pendukung Hendri Septa dan Hidayat, khususnya, tampak mendominasi dari segi jumlah dan energi, memberikan dukungan penuh dengan yel-yel dan poster yang menambah warna acara.
Meskipun demikian, panitia berhasil menjaga ketertiban debat dengan ketat. Moderator dan tim pengamanan memastikan bahwa acara berjalan lancar tanpa insiden berarti, sehingga setiap kandidat mendapat kesempatan yang adil untuk menyampaikan visi mereka.
Debat Publik Pamungkas Penentu Pilihan Masyarakat
Debat publik kedua ini menjadi ajang krusial yang tidak hanya menguji kecakapan retorika para kandidat, tetapi juga ketajaman visi mereka dalam memimpin Kota Padang. Dengan semakin dekatnya hari pemilihan, publik kini memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai pilihan mereka berdasarkan paparan yang disampaikan dalam debat.
Pasangan Hendri Septa dan Hidayat nampaknya berhasil menarik perhatian lebih dengan penguasaan materi yang solid dan respons yang tangkas. Namun, Pilkada masih terbuka bagi kejutan, mengingat para pendukung dari masing-masing calon tetap optimis dan terus berupaya menggalang suara hingga hari pemungutan nanti.
Debat ini tak hanya menjadi penentu bagi perjalanan demokrasi Kota Padang, tetapi juga menjadi refleksi kesiapan para calon dalam menghadapi tantangan besar yang menanti di masa depan. Warga Padang kini berada di garis depan untuk menentukan pemimpin yang akan membawa kota ini menuju perubahan dan kemajuan yang lebih baik.(Gmn/d'on)
0 comments:
Posting Komentar