SOLSEL, (GemaMedianet.com) I Munculnya kritikan terhadap acara Malam Grand Final Uda Uni Sumatera Barat 2023 di Solok Selatan (Solsel) sebagai yang terburuk sepanjang sejarah, mendapat sorotan dan perhatian yang serius dari Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Mario Syah Johan.
Sorotan dan perhatian itu juga disampaikan politisi Partai Gerindra ini dalam bentuk kritikan dan masukan pada rapat Forum TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) Sumbar yang dilaksanakan belum lama ini.
Dikatakan Mario Syah Johan, yang juga Anggota Komisi V membidangi kesejahteraan rakyat ini, bahwa terkait pelaksanaan Uda Uni Sumbar Tahun 2023 yang terjadi di Solsel itu sebelumnya dikritik habis-habisan oleh keluarga besar alumni Uda & Uni Sumbar dan Solsel.
Kritik itu berawal dari pelaksanaan malam Grand Final di Solsel pada Sabtu (4/11/2023) lalu. Mulai dari Event Organizer (EO)-nya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar dan Dinas Pariwisatanya, termasuk tuan rumahnya.
"Dari laporan yang kita terima diantaranya tempat acaranya outdoor, di pinggir aliran sungai, sangat sempit dan tidak aman, tanpa mempertimbangkan musim hujan dan detail-detail lain. Sehingga jauh dari standar event berskala nasional atau provinsi. Kemudian, hotel tempat menginap juri dan tamu sangat kotor, air kadang hitam karena toren hotel sudah lama tidak dibersihkan. Air mati, lampu mati berkali-kali, serta debu yang menumpuk di mana-mana. Tidak ada hospitality dan higienitas yang merupakan dasar dari sebuah event pariwisata yang mengundang banyak tamu dari berbagai daerah kabupaten, kota, serta luar Sumbar," ungkap Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumbar ini kepada GemaMedianet.com, Jum’at (10/11/2023).
Mario Syah Johan yang juga kembali maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPRD Sumbar dari daerah pemilihan (dapil) Sumbar 7 pada Pemilu 2024 mendatang ini berharap ada evaluasi terhadap pelaksanaan Uda Uni Sumbar di Solsel.
"Harapan kita jadikan event ini sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan Uda Uni Sumbar ke depan," tekan anggota DPRD yang kerap bersuara lantang terhadap penggunaan anggaran pemerintah untuk kepentingan masyarakat ini.
Mario juga menegaskan, momentum ini sebenarnya tidak gampang diambil oleh kabupaten/kota, dan oleh karena itu jangan hanya meminta untuk menjadi tuan rumah saja. Apalagi anggarannya lebih kurang setengah miliar satu hari dan semestinya harus dikawal oleh EO serta asisten pemerintahan dan asisten bidang lainnya.
Menurutnya lagi, gubernur jangan hanya lepas tangan kegiatan-kegiatan ini karena itu adalah gambaran wajah Sumbar yang ditampilkan ke Indonesia (secara nasional, red).
"Gambaran itu artinya jadikan momentum itu untuk menarik investasi ke Sumbar. Menarik investasi datang ke Solsel. Itu masukan yang kita sampaikan dalam Forum TAPD Sumbar melalui sekretaris daerah (Sekda), dan kiranya hal itu menjadi perhatian," pungkas Mario.
(pd/mz)
0 comments:
Posting Komentar