PADANG, (GemaMedianet.com) | Upayanya untuk mewarnai peradaban ummat merupakan bagian dari langkahnya untuk menjadi bekal bagi kehidupan yang abadi di akhirat. Salah satunya dengan membangun masjid bagi kemaslahatan ummat.
Adalah DR Zulkifli AR, SIK, MH, CH, CHRMP, sosok Ustadz Jenderal BJP (P) yang telah berkecimpung untuk kemaslahatan ummat sejak dirinya masih aktif sebagai anggota Polri.
Zulkifli memutuskan untuk berhijrah, melakukan Syiar Agama Islam dengan melakukan dakwah dari masjid ke masjid, dari daerah yang satu ke daerah yang lain di berbagai provinsi di Indonesia.
Oleh karena itu masjid yang dibangun di daerah kelahirannya Simpang Haru yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Padang Timur Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) ini dibangun dengan Konsep Perubahan (Hijrah)
Menariknya, masjid yang peletakan batu pertamanya oleh Irjen Pol Drs Tony Harmanto, SH Kapolda Sumbar pada 2 Oktober 2020 silam ini yang akan diresmikan Jum'at besok oleh mantan Wakapolri ini berdiri di atas tanah miliknya seluas 600 m2.
"Insyaallah, Jum’at mendatang Masjid Al Hijrah Padang Area Islamic Centre dengan visi : "Dari Masjid Kita Bangkit" dan Misi : "Back To masjid", serta Kebijakan : "Masjid untuk kita semua" ini akan diresmikan penggunaannya oleh Komjen Pol (P) Prof Dr H Gatot Eddy Pramono, M.Si mantan Wakapolri, serta dihadiri mantan petinggi Polri, termasuk menghadirkan Audy Joinaldy Wakil Gubernur Sumbar," ungkap Ketua Umum dan Pengurus Majelis Hijrah Indonesia dalam silaturahmi dan rencana peresmian Masjid Al Hijrah Padang Area Islamic Centre di salah satu rumah makan ternama di Kota Padang ini, Senin (23/10/2023).
Menurut pria bersahaja yang berpengalaman sebagai Dosen Pasca Sarjana di Bandung yang juga penulis buku "Kekuatan Hijrah (The Power of Hijrah) ini lebih bermanfaat banyak bagi kemaslahatan ummat jika tanah yang ia hibahkan seluas 600 M2 ini dibangun sebuah masjid dengan konsep Hijrah.
Apalagi untuk mendirikan masjid tersebut, Zulkifli AR yang berpengalaman sebagai Widyaswara Utama Polri ini telah melakukan studi banding ke berbagai masjid di berbagai daerah, termasuk Masjid Jokokarian dalam rangka pendirian masjid modern.
Untuk itu, sebut pria dengan motto "Khairunnas Anfaauhum Linnas" ini meramu beberapa program untuk pendirian Masjid Al Hijrah, yakni Pertama, Sebagai Pusat Dakwah Islam berupa Syiar Islam (Majelis ilmu),dan kajian rutin - terprogramkan, Open 24 hours, pondok tahfidz, dan program diklat. Kedua, Membangun Sinergi dan Kolaborasi, yakni membangun komunikasi dan berkolaborasi dengan DKM masjid lain dalam program kajian serta mewujudkan manajemen masjid kekinian dan sharing dukungan. Ketiga, Sosial budaya dan ekonomi, yakni data base jamaah, efek ekonomi (usaha kecil), Bansos yatim dan fakir miskin, Jum’at Barokah, bila puasa bersama, free wifi, Tenaga dan Coffee corner, Rest area (Bagi yang safar), Wisata religi (Safari dakwah), dan Umroh bagi jamaah yang terpilih.
Untuk itu, dirinya berharap masjid modern yang dibangun dengan dana umat, hamba Allah, para donatur dan rekan-rekan polisi di seluruh Indonesia, menghabiskan biaya sebesar Rp7 Miliar serta mampu menampung 300 sampai 400 orang jamaah ini outputnya dapat menjadi pusat peradaban dan pemberdayaan ummat.
Begitu juga halnya dengan outcomenya, yakni bersatu dalam aqidah, berjamaah dalam ibadah, bertoleransi dalam khilafiyah, santun dalam bermu'amalah, bergandeng tangan dalam dakwah.
"Mohon juga dukungan bagi rekan-rekan media semua yang hadir di sini agar tercapainya visi, misi dan kebijakan untuk Masjid Al Hijrah," tutur penggiat sosial yang saat ini aktif dalam berdakwah dari satu mimbar ke mimbar yang lain di seluruh Indonesia
(mz)
K
0 comments:
Posting Komentar