SOLSEL, (GemaMedianet.com) | Begitu susahnya mencari gas elpiji 3 kilogram juga dirasakan di sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Tak hanya langka, bila ada pun harganya mahal. Bahkan, bisa jauh dari harga eceran tertinggi (HET).
Seperti halnya untuk Wilayah Solok Raya khususnya di Kabupaten Solok Selatan, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di tengah warga, harga bahkan bisa mencapai Rp45 ribu untuk satu galon gas elpiji 3 kg.
"Sudah tembus di angka Rp45 ribu, namun gas melon tersebut bahkan sangat langka. Saat ini masyarakat sangat resah, dan pemerintah daerah semestinya tanggap dalam menyikapi persoalan ini mengingat pentingnya keberadaan gas elpiji bersubsidi guna memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Anggota DPRD Provinsi Sumbar, Mario Syah Johan, Selasa (25/7/2023).
Melihat kondisi itu, Mario Syah Johan mendesak izin distributor dan depot gas untuk Kabupaten Solok Selatan harus dikaji dan ditinjau ulang.
"Bagaimana mungkin kondisi seperti ini akan terus dibiarkan berlarut-larut. Apalagi, hampir 50 persen masyarakat di Solok Selatan miskin dan menggunakan gas elpiji 3 kg. Dengan harga mencapai 2 kali lihat seperti ini, sama saja membuat warga semakin menjerit," ujar Mario.
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Sumbar ini juga mengaku miris, karena berdasarkan laporan warga di salah satu nagari, tidak sekali dua kali gas elpiji 3kg datang dalam jumlah banyak, namun secepat itu juga habis tanpa sisa.
"Gas elpiji 3kg bahkan datang sebanyak 2 truk pada malam hari, tetapi paginya gas melon sdh habis atau tidak ada lagi. Ini ada apa? harusnya pemerintah hadir di tengah masyarakat, jangan diam saja," ungkap Mario.
Untuk itu, Mario meminta masyarakat terus memantau serta memonitor aktifitas dan kegiatan distributor dan depot gas, karena dengan kondisi seperti itu ada indikasi diduga dijual oleh oknum tersebut ke luar wilayah Solok Selatan (Solsel).
"Gas elpiji 3kg itu hak masyarakat miskin, jangan sampai disalahgunakan," pungkas Mario.
(mz)
0 comments:
Posting Komentar