"Sekolah akan dimulai pada Senin besok, tanggal 10 Juli 2023, dan untuk itu kami meminta Pemprov melalui Disdik Sumbar agar memberikan solusi terhadap banyaknya anak-anak Nanggalo yang tidak bisa diterima di SMA Negeri 3 Padang," kata Yuldi Efendi selaku Ketua Forum Anak Nagari Nanggalo di hadapan Sekretaris Dinas Pendidikan Suryanto didampingi Kepala Bidang Pembinaan SMA Mahyan beserta Perwakilan Badan Kesbangpol Sumbar dan Kasat Intel Polresta Padang di Aula Pertemuan Disdik Sumbar, Kamis (6/7/2023) pagi.
“Sekolah yang terdekat dari tempat kami tinggal, hanya SMAN 3 Padang. Sayangnya, Jalur Zonasi telah membatasi anak-anak Nanggalo untuk bersekolah ke SMAN 3. Hebatnya lagi, zonasi hanya sampai batas ke kantor Kejaksaan Negeri Padang,” ujar Yuldi Efendi.
BACA JUGA : Anak-anak Pintar Terhalang Zonasi, Forum Anak Nagari Nanggalo Demo ke Disdik Sumbar
Seperti diketahui, pertemuan itu berlangsung usai Forum Anak Nagari Nanggalo yang dikoordinatori Yuldi Efendi ini menggelar aksi demo di depan kantor Disdik Sumbar di kawasan Jalan Sudirman, Kota Padang. Selanjutnya, Forum Anak Nagari Nanggalo dengan beberapa orang perwakilan ini diterima untuk menyampaikan aspirasinya setelah difasilitasi oleh Kasat Intel Polresta Padang AKP Ridwan.
"Untuk itu kami juga menyampaikan terima kasih pada pihak kepolisian dan Disdik Sumbar yang sudah berkenan menerima kedatangan Forum Anak Nagari Nanggalo," ucap Yuldi.
Di tempat yang sama, Sekretaris Forum Anak Nagari Nanggalo Rini Amir sedikit bernostalgia terkait kondisi dan persoalan PPDB yang terjadi.
BACA JUGA : PPDB 2023 Kisruh Lagi, Ketua DPRD Padang Panjang Beserta Wali Kota dan Disdik Datangi Gubernur Sumbar
"Tiga tahun lalu persoalan seperti sekarang ini juga terjadi, dan kita juga melakukan aksi demo ke DPRD Padang untuk memperjuangkan nasib bangsa," ujar Rini.
"Jarak dalam zonasi terus berkurang, dan kita meminta ada solusi terhadap nasib anak-anak Nanggalo yang tidak bisa bersekolah di SMA Negeri," cakapnya.
Senada, salah seorang Ketua RW di Kampung Lapai, Herri juga meminta kepedulian dari Disdik Sumbar.
Dari penelusurannya pada PPDB di SMAN 3 Padang banyak siswa yang diterima bukanlah anak-anak Nanggalo. Kalau pun ada diterima bukanlah mereka yang berprestasi, tetapi hanya karena jarak rumah ke sekolah yang lebih dekat.
"Sementara yang berprestasi tidak bisa masuk akibat pengurangan jarak meski masuk dalam jalur zonasi. Akan bagaimana nasib mereka jika tidak bersekolah? Tentu, berpotensi untuk menambah persoalan baru find tengah masyarakat. Sementara jika bersekolah ke swasta, mereka berasal dari keluarga yang tak mampu," ujarnya.
Ia juga mengaku sangat kecewa, jika benar aturan PPDB merupakan regulasi dari pusat kenapa oknum anggota dewan bisa memiliki akses untuk memasukkan anak-anak tertentu ke SMA Negeri.
"Anggota dewan itu bahkan menunjukkan daftar puluhan anak yang akan direkomendasikannya," ujarnya enggan menyebutkan nama anggota dewan dimaksud dalam pertemuan tersebut.
Menanggapi apa yang menjadi aspirasi dari Forum Anak Nagari Nanggalo, Sekretaris Dinas Pendidikan Suryanto berjanji akan melaporkan persoalan ini kepada Kepala Disdik Sumbar.
Terpisah, salah seorang orangtua calon siswa di SMA Negeri 10 Padang M Rahman (50) yang juga datang jelang berakhirnya pertemuan itu juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelaksanaan PPDB terutama Jalur Zonasi.
"Anak saya yang paling bungsu tak bisa masuk ke SMAN 10 Padang, karena zonasi. Sementara kakaknya bisa masuk dan tamat tahun ini dengan jarak dan tempat tinggal yang sama," ujarnya seraya menumpangkan harapan pada aspirasi Forum Anak Nagari Nanggalo.
(mz)
0 comments:
Posting Komentar