Lebih lanjut Kepala BPS, dalam waktu dekat tepatnya tanggal 15 Oktober hingga 14 November 2022, BPS akan menyelenggarakan kegiatan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) guna menangkap dinamika perubahan kesejahteraan masyarakat, peningkatan pelayanan publik, dan sebagai data rujukan untuk integrasi program perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi.
"Pendataan Regsosek adalah pengumpulan data seluruh penduduk yang terdiri atas profil, kondisi sosial, ekonomi dan tingkat kesejahteraan. Pemanfaatannya, adalah dengan data kondisi ekonomi seluruh penduduk itu akan membantu pelaksanaan program pemerintah sehingga berjalan efektif," ujarnya.
Herum menyebut, ke depan akan ada Satu Data Indonesia (SDI) program perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat yang dimulai dengan pendataan awal Regsosek Tahun 2022.
"Sebelumnya, seperti data kemiskinan datanya cukup beragam, namun ke depan hanya ada Satu Data Indonesia (SDI) dengan pengumpulan data awal mulai 15 Oktober hingga 14 November 2022," tuturnya.
Tahun depan, ada lagi kegiatan Sensus Pertanian. Momen ini hanya ada satu kali dalam 10 tahun. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan basis data pertanian nasional guna menjawab isu strategis di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan. Indikator yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain indikator SDGs pertanian, petani gurem, petani milenial, urban farming, petani skala kecil (small scale food producer) dan sebagainya.
"Indikator-indikator yang dihasilkan nantinya diharapkan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemangku kebijakan dan pengguna data, termasuk para jurnalis data," ucapnya.
Lanjutnya lagi, pesatnya kemajuan teknologi informasi di segala bidang telah menjadi bagian dari kehidupan kita semua. Tidak ada lagi batas-batas informasi, bahkan secara langsung bisa didapatkan berbagai pihak. Beragam data menyebar baik di dunia maya maupun dunia nyata. Hal ini tentu memberikan pengaruh yang positif terhadap kemajuan bangsa.
Kendati demikian, perkembangan teknologi informasi yang pesat ini juga memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan kita. Berita bohong/hoax demi kepentingan pihak-pihak tertentu menjadi tidak terkontrol dan membuat gaduh di masyarakat.
"Di sini lah pentingnya kehadiran jurnalis berintegritas, menjadi salah satu jembatan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi yang cepat dan akurat," tukasnya.
Ditambahkannya, Jurnalistik dan statistik sejatinya tidak bisa dipisahkan. Semakin ke sini tren jurnalisme data semakin digemari. Tulisan tidak hanya bersumber dari peliputan dan wawancara, tetapi dipadupadankan dengan data yang ada.
(mz)
0 comments:
Posting Komentar