05 Juli 2022

Ketua DPRD Sumbar Supardi Gencar Sosialisasi Penguatan Nilai-nilai Kepahlawanan di Tengah Masyarakat





BUKITTINGGI, (GemaMedianet.com| Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Supardi gencar melaksanakan sosialisasi bertema ‘penguatan nilai-nilai kepahlawanan’ kepada masyarakat.  Seperti hari ini, Supardi kembali melaksanakan sosialisasi. Kali ini sosialisasi digelar di Hotel Cimpago, Kota Bukittinggi, Senin (4/7/2022) malam.

Hadir dalam sosialisasi tersebut Kepala Dinas Sosial Sumbar, Arry Yuswandi. Seperti diketahui sosialisasi hari ini, merupakan sosialisasi terakhir yang dilaksanakan di periode Tahun 2022. Sebelumnya, kegiatan sosialisasi tersebut juga telah dilaksanakan di beberapa tempat lain. 

Di kesempatan itu Supardi mengatakan, penguatan nilai-nilai kepahlawanan pada masyarakat sangatlah penting. Nilai-nilai tersebut akan membentuk kepribadian serta pola pikir. Selain itu, juga menjadi bekal untuk mendidik serta membimbing generasi muda menjadi pribadi yang jauh dari pengaruh kenakalan remaja. 

Supardi menyebut, peserta yang hadir dalam sosialisasi tentu menjadi tokoh di masyarakat. Setidaknya di lingkup kelurahan, atau paling tidak di rumah tangga masing- masing. Melalui peserta ini diharapkan penguatan nilai kepahlawanan akan menyebar luas, melalui keluarga, melalui penduduk-penduduk di tiap kelurahan.

Menurutnya, penguatan nilai-nilai kepahlawanan sangat penting karena akan membentuk sudut pandang, serta kemudian membentuk pola pikir dan sikap. 

Dia juga mengatakan, di tengah masyarakat saat ini ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian, diantaranya kenakalan remaja, ketidakpercayaan pada orang-orang yang seharusnya menjadi panutan seperti orangtua, guru, ninik mamak, tokoh masyarakat atau juga ustadz. 

Kemudian, ada pula permasalahan maraknya informasi yang masuk melalui internet seperti youtube dan google. Ini akan mempengaruhi kultur serta pola pikir. 

“Itulah mengapa penguatan nilai-nilai kepahlawanan perlu dilakukan di tengah masyarakat. Agar ruang-ruang kosong dan idola serta panutan ini terus terisi penuh,” ujarnya. 

Supardi menilai, saat ini ditemukan kecenderungan semakin tingginya kasus kenakalan remaja. Terutama di daerah-daerah transit. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Pertama, pengaruh informasi serta tontonan yang masuk melalui jaringan internet. 

“Kenakalan remaja ini banyak bentuknya. Contohnya seperti penyalahgunaan narkoba, LGBT, tawuran, kriminalitas dan lain sebagainya,” ujar Supardi. 

Hal ini menurut dia, terjadi karena generasi muda kesusahan menentukan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk di tengah-tengah gencarnya informasi dan tontonan yang masuk melalui berbagai alat, salah satunya internet. 

Selain itu, sebutnya, dikarenakan generasi muda kehilangan sosok idola yang bisa mereka contoh untuk menjadi sosok yang lebih baik. Atau bisa jadi pula mereka salah menempatkan sosok yang dijadikan idola. 

Masih menurut dia, anak-anak zaman sekarang kebanyakan merasa bahwa tokoh-tokoh fiktif di film-film lah yang merupakan pahlawan. Tokoh-tokoh inilah kemudian yang mereka idolakan, mereka tiru dan mereka contoh. Misalnya seperti Batman, Superman. Padahal tokoh-tokoh ini tidak nyata, hanya fiktif. Masalah yang dihadapi pun tidak bersentuhan dengan permasalahan di negara kita. 

“Di lain sisi, tokoh-tokoh pahlawan yang sebenar-benarnya tidak mereka anggap pahlawan. Melainkan hanya sebagai proklamator atau tokoh-tokoh saja,”  paparnya. 

Misalnya seperti pahlawan dari Sumbar, Ranah Minang, seperti  M. Natsir, Mohammad Hatta, Tan Malaka atau bahkan pahlawan yang telah lebih terdahulu seperti Syekh Khatib Al Minangkabawi.

Secara psikologi, nilai kepahlawanan mereka tidak tertanam di alam bawah sadar. Sehingga tidak ada pula keinginan untuk mencontoh pemikiran, sikap para pahlawan ini. 

“Nilai kepahlawanan sangar bergantung pada sudut kita memandang maka amat perlu kita mengajarkan serta mensosialisasikan tentang pahlawan kora. Dengan begitu generasi muda akan mengenal lalu mencontoh pada pahlwan-pahlawan ini,” ujarnya. 

Di lain sisi, lanjut Supardi, amat sedikit dokumen atau literasi tentang para pahlawan tersebut. Begitu pula untuk pahlawan-pahlawan asal Ranah Minang. 

Salah satunya tentang M. Natsir. Dokumen atau literasi tentang M. Natsir sangat sedikit, padahal tanpa M. Natsir tidak ada NKRI melainkan hanya Republik Indonesia Serikat (RIS). 

Begitu pula tentang Tan Malaka. Supardi mengatakan, Tan Malaka seringkali hanya distreotipkan sebagai tokoh paham kiri. 

“Padahal banyak yang bisa ditiru dan diidolakan dari Tan Malaka,” ujarnya. 

Ketika Indonesia masih dijajah Belanda, Tan Malaka merantau ke Belanda. Di sana ia menjadi anggota senat (anggota dewan) pertama berdarah Indonesia yang ikut mempengaruhi berbagai kebijakan yang diambil Belanda. 

Supardi menekankan pentingnya menguatkan nilai-nilai kepahlawanan melalui sudut pandang. Itu lah kenapa dokumen dan literasi amat diperlukan untuk mendekatkan tokoh-tokoh pahlawan ini agar bisa menjadi idola dan panutan masyarakat, terutama generasi muda. 

Untuk mengatasi kekurangan literasi itu, lanjut Supardi, pemerintah melakukan berbagai upaya. Salah satunya melalui Dinas Pariwisata dengan akan menggelar lomba karya tulis tentang pahlawan asal Ranah Minang. Dengan begitu literasi atau dokumen tentang para tokoh serta pahlawan ini akan bertambah.

Para seniman pun banyak ingin bergerak membuat film dokumenter tentang pahlawan ini. 

“Dengan semakin banyaknya literasi ini, maka akan semakin mudah mendekatkan serta mengekspos tentang sepak terjang dan kehebatan para pahlawan ini akan lebih mudah untuk dilakukan. Kemudian akan terbentuk sudut pandang yang ingin mencontoh para pahlawan tersebut,” ujarnya. 

Seperti diketahui acara sosialisasi tersebut diikuti oleh 70 peserta. Diantaranya merupakan karang taruna, pendamping PKH dan lain sebagainya. (pr)

0 comments:

Posting Komentar

PRAKIRAAN CUACA

eqmap

SOLOK SELATAN

Iklan

POLDA SUMBAR

iklan

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Statistic Views

Iklan KPU Pesisir Selatan

iklan

Terkini

Iklan

FACEBOOK - TWEETER

Iklan

BUMN

Iklan

REMAJA DAN PRESTASI

Iklan

iklan

Arsip Blog