PASAMAN, (GemaMedianet.com) | Masa tanggap darurat 14 hari pasca bencana gempa bumi Kabupaten Pasaman akan segera berakhir. Namun Bupati Pasaman, Benny Utama belum memutuskan apakah ada perpanjangan atau tidak.
“Dua hari ke depan akan berakhir, tepatnya di tanggal 10 Maret. Tapi sesuai ketentuan, masih boleh diperpanjang,” ujar Benny Utama, di posko tanggap darurat bencana gempa bumi Pasaman, Kantor Camat Tigonagari, Selasa (8/3/2022).
Kendati demikian, pihaknya masih melihat perkembangan jelang berakhirnya masa tanggap darurat.
"Kita lihat dulu perkembangan selama sisa waktu dua hari terakhir ini,” terang Benny Utama.
Pada fase ini akan ada pengembalian masyarakat yang berada di tenda-tenda pengungsian. Agar mau pulang menetap di rumahnya masing-masing.
“Bagi yang rumahnya rusak ringan atau masih baik, agar kembali pulang tinggal di rumahnya,” ucapnya.
Namun bagi yang rumahnya rusak berat atau hancur, untuk sementara tinggal di lokasi sekitar rumahnya,” imbuh bupati.
Ia menyebut, ada kekuatiran jika masyarakat tetap tinggal di tenda-tenda pengungsian, akan timbul masalah baru, yakni berjangkitnya berbagai penyakit.
“Tinggal di tenda pengungsian itu tidak sehat. Apalagi saat ini sudah muncul kasus malaria dan ISPA,” ungkapnya.
Bupati menyadari masih ada perasaan traumatik di sebagian masyarakat. Terutama yang bermukim di Nagari Malampah, hingga masih enggan kembali tinggal di rumah mereka.
"Sebagian besar masyarakat di Malampah masih gamang untuk kembali tinggal di rumahnya," tuturnya.
Bayangan akan bahaya gempa, menurutnya, masih tetap ada. Dan itu wajar, terutama bagi kalangan anak-anak dan orangtua.
Bupati berharap, traumatik warga Malampah cepat pulih. Karena sejak gempa kuat Jumat (25/2) lalu, hanya ada gempa susulan bermagnitudo rendah, dan tidak membahayakan.
Dari seluruh pengalaman selama musibah gempa terjadi, jika di lokasi yang sama, tidak pernah terjadi gempa ulangan yang sama kuat. Apalagi melebihi,” terang bupati.
Musibah memang datang atas kehendak Allah, dan kita manusia tidak pernah tahu kapan musibah terjadi. Oleh karena itu dia menekankan, hidup harus terus berlanjut. Jangan terlalu lama larut dalam nestapa yang berkepanjangan.
“Mari segera bangkit, ikhlaskan yang sudah terjadi, dan berserah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Agar kita selalu terjaga, terhindar dari segala marabahaya,” harap bupati. (Noel)
0 comments:
Posting Komentar