PASAMAN, (GemaMedianet.com) | Hanya berselang tiga jam setelah kematian Desi Ratna Sari, Jumat (4/3/2022) siang, satu orang korban bencana gempa bumi Pasaman kembali meninggal dunia jelang maghrib tadi.
Korban terindetifikasi bernama Tiangin (75 th), warga Jorong Siparayo, Nagari Malampah. Pria paruh baya ini menderita luka ringan tertimpa bangunan rumahnya yang rubuh, saat gempa dahsyat melanda daerah itu, jumat pekan lalu.
Tiangin mendapat perawatan di rumah anaknya, dan enggan dirawat di puskesmas karena alasan tidak ada yang akan menunggui.
“Malam ini posko tanggap darurat kembali menerima laporan satu orang warga Siparayo Nagari Malampah meninggal dunia,” ujar Penanggung Jawab Posko Tanggap Darurat Pasaman, Drs. Mara Ondak.
Keterangan Humas Posko Tanggap Darurat Pasaman, Budhi Hermawan, bahwa jenazah Tiangin diselenggarakan dan dishalatkan malam ini juga di rumah anaknya, Labuah Luruih, Jorong Kampuang Tabek, Malampah.
“Pihak keluarga telah sepakat, Jenazah almarhum Tiangin diselenggarakan dan dishalatkan di rumah anaknya, dan dimakamkan di pandam kuburan keluarga, Jorong Siparayo,” jelas Budhi.
Budhi menambahkan, alasan Tiangin tidak dirawat di puskesmas atau rumah sakit, bukan karena tidak ada yang mau mengurus, namun karena tidak ada keluarga yang akan menunggui.
Informasi yang diperoleh dari warga Siparayo, bahwa saat gempa dahsyat menguncang Pasaman Jumat pekan lalu, Tiangin sempat terkurung di reruntuhan rumahnya yang hancur di Siparayo.
“Informasi warga sekitar, Tiangin hanya menderita luka ringan, dan telah berobat ke Bidan Desa setempat,” ujar Budhi Hermawan.
Sementara itu, keterangan pihak keluarga korban, luka fisik yang diderita Tiangin tidaklah terlalu serius, namun traumatik akibat terkurung bangunan rumahnya yang rubuh, mengakibatkan kondisi kesehatannya terus menurun.
Kematian Tiangin dan Desi Ratna Sari di hari kedelapan pasca gempa, telah menambah panjang daftar kematian korban bencana gempa bumi Pasaman.
Dari semula empat orang meninggal dunia di hari pertama, menyusul satu orang hari kedua, berlanjut penemuan jasad orang hilang di hari ke lima, dan satu jasad orang hilang pada hari keenam, serta dua kematian di hari kedelapan sekarang.
Bertambahnya dua kematian hari ini, angka kematian pasca gempa Pasaman naik menjadi sembilan orang. Namun, apakah kematian Tiangin masuk kategori korban gempa bumi, mengingat almarhum meninggal dan dirawat secara mandiri di rumah anaknya ? Kita tunggu keterangan resmi Komandan Komando Tanggap Darurat Gempa Bumi Pasaman. Letkol. Inf. Hery Bakti. (Noel)
0 comments:
Posting Komentar