PADANG, (GemaMedianet.com) | Pagi Sabtu kemarin, di GOR Haji Agus Salim, Padang, saya jumpa Musri, (52 tahun), asal Pulasan, Kabupaten Sijunjung. Dia bos penjual air nira dengan mobil pick up. Karyawannya dua orang, siap melayani pembeli dari atas mobil. Sedangkan Musri duduk di bangku dekat mobil niranya itu.
Musri punya tiga mobil untuk menjual nira. Satu di GOR, dua lagi di Lolong dan Masjid Raya Sumbar. Dari tiga mobil itu, dia menghabiskan sekitar 2.000 liter setiap pekan. Nira itu dia pesan dari Halaban, Kabupaten 50 Kota.
Harga satu botol plastik ukuran sedang dibandrol Rp. 7 ribu. Kalau botol ukuran satu liter Rp. 22 ribu. Banyak pengunjung GOR pagi kemarin itu membeli nira. Ada yang sendiri sendiri ada juga yang berombongan.
Bagi Musri menjual air nira murni itu, selain usaha juga ingin membantu petani nira di Halaban. Sebab dulunya, petani nira banyak yang membuat saka atau gula enau. Dari 70 liter air nira, dibuat gula enau, itu dapatnya sekitar 15 kg. Harga sekilo Rp.20 rubu. Jadi hasilnya cuma Rp. 150 ribu.
Kini Musri membeli satu liter air nira, dengan harga Rp. 5.000. Hasil dari 70 liter menjadi Rp. 350 ribu. Jadi petani nira itu, dapat kelebihan Rp. 200 ribu untuk 70 liter nira.
Saya tanya Masri kenapa dia bisa jadi toke nira ini?
Dia menjawab, usahanya berawal dari dia sakit gula basah beberapa tahun lalu. Dia berobat ke dokter. Tapi tidak kunjung sembuh. Sementara, pergelangan kaki kirinya mulai membusuk. Jari tengah kaki kanannya hampir putus. Sakit gulanya mulai akut. Badanya lelah. Tenaga kurang. Mata selalu mengantuk. Dia serasa sudah putus asa berobat.
Akhirnya, ada seseorang menyuruh Musri minum air nira murni. Kata orang itu, nira murni bisa menjadi obat sakit gula. Maka sejak itu, Musri berangkat dari Padang ke Halaban, memborong nira 200 liter.
Air nira 200 liter itu dibawanya ke Padang, disimpan dalam kulkas sampai di rumah. Air nira itu dia minum setiap hari seperti minum air putih biasa. Makan pakai air nira. Minum pagi pakai nira. Malam minum nira. Pokoknya nira itu dipakai untuk minum sehari hari.
Sepekan dia konsumsi air nira itu, rasa mengantuknya mulai kurang. Lima belas hari kemudian dia jemput lagi ke Halaban. Sebulan rutin minum nira badannya terasa segar. Ketika dia sudah tiga bulan minum nira, sakit kakinya sembuh total.
"Saya mulai minum nira Juni 2021 lampau. Bulan September badan saya terasa sehat, bugar lagi. Gula darah saya stabil. Sakit kaki saya sudah sembuh," kata Musri sambil mengangkat kaki celana melihat bekas lukanya dulu.
Sejak bulan Oktober tahun lalu itu, Musri mulai jualan air nira. Kini dia tampak gagah, segar bugar. Keuntungan dari jualan nira, membuat ekonomi Musri makin segar pula. Maklum saja, 2.000 liter putarannya sepekan. 8.000 liter sebulan. Kalikan sajalah sendiri, Bro.
Namun demikian, untuk menambah mobil pick up jualan nira satu lagi belum bisa. Karena, katanya, petani nira belum sanggup menambah produksi. Untuk saat ini petani nira di Halaban hanya mampu memproduksi 2.000 liter sepekan.
Penasaran tentang khasiat air nira. Saya lihat manfaatnya di geogle. Ternyata ini rupanya: Mengatasi sembelit. Menurunkan demam. Memberikan efek kehangatan dan kesegaran. Melancarkan ASI. Menghilangkan stress. Obat tradisional untuk diabetes. Menjaga kesehatan tulang. Menyembuhkan sariawan. Melancarkan sistem pencernaan.
Itu sajalah dulu cerita kita, Bro. Kalau mau segar minumlah air nira ....
(Laporan : Ampera Salim Patimarajo)
0 comments:
Posting Komentar