PADANG, (GemaMedianet.com) | Silat (silek) merupakan seni bela diri yang telah sejak lama dimiliki masyarakat Minangkabau, dan diwarisi dari generasi ke generasi. Hingga kini, seni beladiri ini tetap hidup dan dipelajari di sejumlah perguruan silat.
Kendati demikian, di tengah perkembangan dan kemajuan zaman saat ini tak semua Lelaki Minang mempelajari silat. Kondisi itu seiring dengan beragam pengaruh diantaranya dengan terus bermunculannya seni beladiri yang datang luar, teknologi informasi yang gencar menjangkau seluruh pelosok negeri, serta dampak perkembangan zaman lainnya.
Oleh karena itu, Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat Dr H Fauzi Bahar M.Si mengetuk hati para orangtua untuk mengalihkan perhatian dan kesibukan anak yang dominan hari ini dari gadget dan handphone (HP) kepada silat.
Termasuk upaya mewaspadainya dari pergaulan-pergaulan yang cenderung membawa dampak negatif bagi perkembangan jiwa dan perilaku anak.
"Untuk itu kita sebagai orangtua dan ninik mamak memiliki peran penting dalam mengawasi pemanfaatan teknologi seperti gadget dan HP, serta pergaulan anak-anak sehari-hari agar terhindar dari tawuran, narkoba, pergaulan bebas dan LGBT," kata Fauzi Bahar yang juga Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat ini saat memberikan sambutan pada peresmian dan silaturahmi Perguruan Silat dan Randai se Kecamatan Koto Tangah di Sasaran Silat Kubang Saiyo, Aie Pacah, Kota Padang, Sabtu (8/1/2022) malam.
"Kita perlu menyelamatkan anak dari bahaya dengan mengarahkan mereka kepada kegiatan posititif, seperti silat dan randai sehingga anak-anak kita akan terhindar dari pengaruh negatif," ujar Wali Kota Padang periode 2004-2014 ini.
Bahkan dia memastikan, jika Generasi Muda Minang dimasukan ke perguruan silat atau randai, akan tidak ada generasi muda yang akan terpengaruh pergaulan bebas, narkoba dan LGBT yang sangat merusak mental mereka.
Menurutnya, Silat banyak mewariskan teladan. Hari ini silat masih mengajarkan penghormatan kepada yang lebih tua, dan menghargai yang lebih muda. Silat juga menguatkan silaturahmi antar sesama perguruan maupun di luar perguruan. Bahkan, silat adalah pagar adat dan nagari.
Sebab itu, dahulu Orang Minang itu pandai bersilat dan pandai pula mengaji. Dua hal ini menjadi modal bagi anak-anak Minang, ketika merantau masih menjadi bagian tradisi.
"Inilah tamengnya dalam merantau ke daerah orang, serta menangkal pengaruh pergaulan yang negatif," ungkap putra Koto Tangah ini.
Fauzi Bahar berharap, dengan terus dilombakannya silat dan randai maka semakin tersyiar pula tradisi dan budaya di tengah masyarakat.
"Semoga dengan peresmian perguruan silat Kubang Saiyo ini ke depan akan semakin terpelihara tradisi dan Buya sikat dan randai. Sekaligus melahirkan pesilat-pesilat tangguh dan handal," tukasnya sembari menyerahkan bantuan kepada pengurus.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua DPD LPM Kota Padang Irwan Basir Datuk Rajo Alam yang juga Ketua MPA KAN Pauh IX Kuranji, Ketua IPSI Kota Padang Zulhardi Z Latif, SH, MM yang juga anggota DPRD Kota Padang, Anggota DPRD Kota Padang Mukhlis, SE dari Partai Demokrat dan Ja'far, SHI dari PKS, Camat Koto Tangah diwakili Lurah Air Pacah.
Turut hadir Ketua KAN Koto Tangah berserta jajaran, Guru gadang dan Guru tuo dari seluruh perguruan yang ada di Koto Tangah, tokoh masyarakat dan tokoh adat lainnya. (mz)
#Editor : Uki Ratlon
0 comments:
Posting Komentar