PADANG, (GemaMedianet.com) | Keterbukaan informasi publik yang baik merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sayang, sejak diamanatkan undang undang 10 tahun silam, hingga kini tak semua badan publik mampu berkomitmen untuk memenuhi hak masyarakat atas informasi.
Seperti kali ini, sebahagian warga Jalan Nangka dan Karya di belakang Pasar Pagi Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang mengaku pusing dengan keberadaan jalan beton di lingkungan mereka.
Selain plang informasi tidak ada, mutu jalan beton yang dihasilkan terkesan "jauh panggang dari api". Warga sangat menyesalkan kondisi jalan beton itu saat ini sudah ada yang retak, dan berongga. Sementara, jalan tersebut baru selesai dibangun belum lama ini.
"Kita sangat menyesalkan keberadaan jalan yang sudah retak. Padahal, baru saja selesai dibangun," ungkap Edi salah seorang warga sekitar kepada awak media, Rabu (1/12/2021) lalu.
Edi menduga, pembangunan jalan ready mix atau betonisasi tersebut tidak sesuai spesifikasi pekerjaan. Terlihat dari mutu yang dihasilkan, usia betonnya tidak lama namun telah timbul keretakan panjang.
Tak hanya itu, Edi menilai pekerjaannya terkesan dikebut. Buktinya, hanya dalam dua malam saja pekerjaannya selesai, tanpa melakukan pematangan lahan sebagaimana mestinya.
Hasilnya, tidak hanya menimbulkan retakan saja di badan jalan, bahkan di sisi kiri dan kanan jalan yang sudah dicor terlihat ada yang menggantung dan berongga, dengan jarak antara tanah dan cor beton sekitar 2-5 centimeter.
Dengan kondisi seperti sekarang ini, sebutnya, kemungkinan di awal pembangunannya tidak ada cor lapisan.
"Jadi, jalan berupa tanah itu langsung dicor. Akibatnya, tanah kini amblas dan membentuk rongga yang mengakibatkan cor seperti nampak menggantung,” terang Edi.
Disebutkannya, warga di sini telah banyak bertanya-tanya kenapa pembangunan dan pengecoran jalan berujung pada keretakan, padahal baru saja selesai dibangun.
"Warga ingin mempertanyakan kepada pihak terkait atas ketidakberesan pekerjaan tersebut, namun hingga kini kita tak tahu melalui jalur apa. Selain plang informasi proyek tidak ada, dan ditanya ke kelurahan, lurah sendiri jarang masuk,” ucapnya.
Anehya, kata Edi lagi, setelah pekerjaan selesai beberapa hari, ada ibu-ibu (memakai pakaian pegawai negeri) datang dan marah-marah di lokasi.
"Biaya untuk pembangunan jalan ini cukup besar. Kalau begini mau diapakan, dan siapa yang akan bertanggungjawab," kata Edi menuturkan kembali kejadian tersebut.
Terkait hal itu, Lurah Dadok Tunggul Hitam Engky ketika dikonfirmasi ke kantornya, menurut salah seorang stafnya, lurah tidak berada di tempat. Ditanyakan keberadaan proyek jalan beton tersebut, staf itu juga tidak tahu.
"Kami di sini tidak ada yang tahu sama sekali dengan proyek tersebut," katanya singkat.
Bahkan, lurah ketika dikonfirmasi via WhastApp-nya pada Rabu (1/12/21) juga tidak kunjung ada jawaban.
Setali dua uang, Tri Hadiyanto, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Padang saat dikonfirmasi awak media, Selasa (7/12/21) juga tidak menjawab sama sekali.
Terkait hal itu, Yufrizal, ST salah seorang pelaku konstruksi di Padang menjelaskan, banyak faktor penyebab keretakan pada beton cor seperti itu, diantaranya adalah karena campuran beton yang tidak pas atau biasanya kelebihan air pada beton. Atau Finishing yang kurang rapih.
Menurutnya lagi, bisa juga karena gagalnya sebuah struktur. Penyebab beton cor retak akibat gagal struktur ini, dapat dilihat dengan adanya retakan panjang dan lebar pada permukaan beton, ukuran 2 sampai 5 meter atau bahkan lebih.
Keretakan ini selain bisa disebabkan karena gagal struktur, atau juga pada pekerjaan cor jalan biasanya dikarenakan lahan yang masih labil. Atau mungkin pula ready mix yang dipakai berkualitas buruk.
"Kemungkinan penyimpangan-penyimpangan lainnya bisa saja terjadi," urainya singkat. (mz/ha)
0 comments:
Posting Komentar