BOGOR, (GemaMedianet.com) | Sejumlah demonstran masih terus menggelar aksi unjuk rasa penolakan pertunjukan Glow yang bakal dihelat di dalam area Kebun Raya Bogor.
Kelompok pertama asal Kota Bogor tampak kompak menggunakan pakaian serba hitam dengan membawa kertas karton masing masing per orangnya yang kemudian dibentangkan menjadi sebuah tulisan lengkap "SAVEKEBUNRAYABOGOR" .
Unjuk rasa itu dilakukan di samping Kantor Pos Kebun Raya Bogor, terlihat mereka menyampaikan aspirasinya secara berjejer dengan membentangkan tulisan memprotes penolakan Festival Glow.
Sebagian diantara tulisan membentangkan spanduk penolakan bertuliskan “Bogorisme”.
Terkait hal ini, Founder Komunitas Bogor.is.me Khalid Zabidi meyampaikan konfirmasinya soal aksi atau atraksi yang dilakukan di Jalan Juanda KM 20 yang percis membelakangi salah satu pojok sebelah barat Kebun Raya tersebut.
"Kegiatan Glow dan komersialisasi yang tidak sejalan dengan fungsi konservasi dan edukasi mengenai lingkungan harus dihentikan, karena sudah menjadi isu penolakan snowballing dari berbagai masyarakat Bogor. Kami Bogorisme tentu akan menjadi elemen penting dalam menolak kegiatan komersialisasi yang akan mengganggu ekosistem Kebun Raya," tegas Founder Bogorisme Khalid Zabidi dalam keterangannya via sambungan telepon, Kamis (7/10/2021) Petang.
Mengutip bogordaily.com dalam dua pekan terakhir semenjak masifnya penolakan yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat di Kota Bogor tentang rencana BRIN dan pengelola Kebun Raya, ini juga berakibat jarangnya Presiden Jokowi yang kebetulan sering menghabiskan waktunya di Kebun Raya.
"Sudah 2 minggu ini Kebun Raya Bogor dikepung demonstrasi sehingga menimbulkan kerumunan di berbagai sudut Kebun Raya, jangan sampai ini berlarut-larut berkembang ke arah yang tidak terkendali. Kita tahu Presiden Jokowi tinggal di Istana Kebun Raya, jangan sampai terganggu dengan isu yang tidak ada kaitannya dengan beliau," tegas Khalid Zabidi menutup keterangannya.
Di lokasi yang tidak jauh dari aksi pembentangan spanduk penolakan yang dilakukan oleh kelompok Bogorisme, tampak ratusan seniman dan budayawan Sunda juga menggelar aksi serupa.
Mereka kompak menggunakan pakaian khas sunda. Unjuk rasa itu dilakukan di depan pintu Kebun Raya Bogor, terlihat mereka menyampaikan aspirasinya secara bergantian.
Sebagian diantara mereka membentangkan spanduk penolakan bertuliskan “Ulah ngaganggu komo bari ngarobah tatanan Kebon raya, Kebon raya Bogor nu sarerea” yang artinya jangan mengganggu apalagi mengubah tatanan Kebun Raya, Kebun Raya Bogor milik semua. (*)
0 comments:
Posting Komentar