PADANG, (GemaMedianet.com) | Pelaksanaan Program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) menunjukkan capaian hasil yang menggembirakan di Sumatera Barat (Sumbar) terlebih di tengah masih berlangsungnya Pandemi COVID-19.
Hal itu mengemuka dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Sikomandan Tahun 2021 yang berlangsung selama dua hari di Padang, 3-4 September 2021.
"Alhamdulillah, pelaksanaan Program Sikomandan di seluruh kabupaten/kota di Sumbar luar biasa, dimana peningkatan angka kebuntingan, angka kelahiran, dan inseminasi buatan rata-rata terlaksana di atas target 70 persen," ungkap Dani Kusworo kepada GemaMedianet.com usai pelaksanaan rakor, Minggu (4/9).
Dijelaskan, Sikomandan merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) di 34 provinsi yang bertujuan untuk meningkatkan angka kebuntingan, angka kelahiran Sapi-sapi milik masyarakat.
Program ini sebutnya, sudah berjalan dan berkelanjutan sejak tahun 2016, dan di tahun 2021 program ini dinamai dengan Sikomandan.
Dari kegiatan rakor dalam rangka monitoring dan evaluasi Sikomandan di Sumbar yang dilaksanakan selama dua hari juga terungkap, bahwa program tersebut sangat membantu di tengah masyarakat.
"Dengan kita menyiapkan semen beku, menyiapkan petugas yang melaksanakan kawin ternak dengan inseminasi buatan, maka angka kebuntingan, angka kelahiran meningkat dan peternak bisa sejahtera sampai ke pelosok-pelosok. Berbeda jika kawin ternak hanya melalui Sapi Pejantan, maka angka kebuntingan dan kelahiran juga sangat sedikit," terangnya.
Terakhir, Dani Kusworo menambahkan, selain berdampak pada kesejahteraan peternak, Program Sikomandan juga bertujuan bagaimana Sapi-sapi (betina) dan anak-anaknya tercegah dari penyakit, dan menurunkan angka kematian dengan rata-rata.
Senada, mewakili Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sumbar, Darmayanti mengatakan, Program Sikomandan sangat membantu bagi peternak di Sumbar.
Darmayanti menyebutkan, jika biasanya ternak sapi di Sumbar kawin alami (dengan pejantan) maka angka kelahiran selama 2-3 tahun baru menghasilkan satu ekor. Namun dengan Program Sikomandan, maka angka kebuntingan dan kelahiran meningkat dari jumlah sebelumnya.
"Peningkatan angka kebuntingan itu terjadi, karena bibitnya sudah terjamin alias unggul. Calon bibit yang unggul itu berasal dari hasil inseminasi bibit unggul juga," ujarnya Darmayanti yang juga menjabat Kepala Bidang Teknologi dan Produksi DPKH Sumbar.
Selain meningkatkan angka kebuntingan, lanjutnya, angka kelahiran ikut meningkat lewat Program Sikomandan.
Sementara mewakili Kementan Ditjen PKH, menambahkan, Program Sikomandan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak dan peran daerah.
"Bagaimana daerah meningkatkan kemampuannya berswasembada, syukur mampu menjadi penyumbang nasional," ujarnya.
Program ini lanjutnya, juga merupakan bagian kepedulian Ditjen PKH bagaimana ternak-ternak itu setiap tahunnya bisa bunting dan beranak hingga ternak baik dan besar-besar.
Kegiatan rakor kali ini diikuti 18 kabupaten/kota di Sumbar, kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai. (mz)
#Editor : Uki Ratlon
0 comments:
Posting Komentar