PASAMAN (GemaMedianet.com) | Sekitar 50an anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) kota yang tengah mengikuti Kaderisasi Tingkat Dasar melakukan aktivitas unik untuk mendalami nilai-nilai Marhaenisme secara utuh dengan terjun langsung ke hamparan sawah menyambangi kaum tani.
Hal ini dilakukan oleh calon-calon kader GMNI yang tengah mengikuti Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) yang bertemakan "Membangun Kader Marhaenis yang Progressive Revolutioner di Era Industri 4.0 Dalam Mewujudkan Cita-cita Proklamasi 17 Agustus Tahun 1945 bertempat di Kejorongan Ambacang Anggang, Nagari Air Manggis, Kecamatan Lubuksikaping, Kabupaten Paasaman, Minggu (22/8/2021).
Menarik dan unik, di sela-sela kegiatan kaderisasi ini, Panitia pelaksana KTD GMNI Kabupaten Pasaman yang di ikuti oleh 53 anggota GMNI dari GMNI Pasaman, GMNI Kota Padang, GMNI Bungo Jambi dan GMNI Pasaman Barat ini melakukan anjangsana langsung ke area hamparan persawahan warga dan melakukan praktek penanaman padi, dialog dengan petani (marhaen) guna mendengarkan keluhan keluhannya.
Ketua Pelaksana Acara, Sarinah Sarina mengatakan, agenda KTD tersebut berlangsung selama 3 hari, dimulai dari hari jumat tanggal 20 Agustus hingga minggu 22 Agustus yang bertujuan untuk mematangkan pola pikir anggota GMNI untuk menjadi seorang kader.
“KTD merupakan rangkaian pasca anggota GMNI telah mengikuti PPAB maka di KTD ini lah pematangan kader untuk persiapan pengabdian kepada rakyat dan menjadi pengurus GMNI Pasaman,” ucap Sarana.
Dan yang menarik, tidak hanya teoritis, panitia KTD GMNI Kabupaten Pasaman menyuguhkan pola kaderisasi melalui daring dan luring dengan teknik saling padu, serta tidak hanya teoritis, panitia melakukan aktivitas kaderisasi untuk mendalami marhaenisme secara langsung mengunjungi sawah dan para petani.
Dipandu oleh pemateri aktualisasi marhaenisme sekretaris DPD PA GMNI Sumbar, Haryadi dkk dari pengurus DPD PA GMNI Sumbar mengatakan, seorang kader GMNI yang merupakan pejuang pemikir-pemikir pejuang haruslah progressive, mampu menganalisa dengan cepat kejadian kejadian disekitarnya yang muaranya kader GMNI adalah pejuang kaum marhaen.
Acara KTD yang menyguhkan materi mulai dari pengantar politik indonesia, manajemen organisasi, kesarinahan, analisa sosial, teknik sidang dan aksi, marhaenisme, nasionalisme dan etika marhaenisme, landreform, dan advokasi dan pengorganisiran menyuguhkan pemateri pemateri yang kompeten yang merupakan alumni GMNI di berbagai derah.
Sementara itu Ketua DPC GMNI Kabupaten Pasaman, Wahyudi didampingi Sekretaris Cabang, Muhammad Muda Harahap mengatakan, Kaderisasi ini untuk menegaskan aktifitas organisasi yang menjadi ketentuan bagi GMNI sebagai organisasi kader dalam rangka membentuk dan menggembleng kader untuk dapat menjadi manusia dan anggota serta kader bangsa yang sebaik-baiknya.
“KTD merupakan bagian dari Kaderisasi formal dengan tahapannya yang paling utama untuk dapat dipastikan berjalan dengan sebaik-baiknya didalam tubuh organiasi. Kaderisasi formal ini wajib membangun kesadaran, memberikan pengetahuan, meningkatkan kemampuan kepada anggota GMNI yang mengikuti kaderisasi,” ujar Wahyudi.
Kesadaran dan pengetahuan yang dibangun, Kata Wahyudi yaitu tentang hal-hal mendasar, mendalam dan spesifik soal keorganisasian, ideologi, sosial, ekonomi dan politik. tetang Wahyudi.
Sementara, Rezki Adminanda, Wakil Ketua Kaderisasi, DPP GMNI Pusat menjelaskan bahwa tahapan kaderisasi formal di GMNI dapat dikenal sebagai tahapan kaderisasi wajib dilaksanakan dan diikuti yaitu setelah menjadi anggota melalui PPAB, maka tahapan kaderisasi yang harus diikuti ialah Kaderisasi Tingkat Dasar.
“Kaderisasi dalam sebuah organisasi kader seperti GMNI juga bermaksud dan bertujuan untuk melakukan pembentukan, pembinaan dan pengembangan terhadap mahasiswa yang akan menjadi anggota GMNI dan seterusnya disetiap jenjang kaderisasi yang ada di GMNI agar visi dan misi organisasi dapat tercapai sebagaimana yang telah ditetapkan dalam hukum organisasi,” ucap Rezki.
Maka, Menurut Rezki melalui KTD ini kader-kader GMNI Kabupaten Pasaman ini lebih mengutamakan pengenalan ideologi Pancasila kepada para kader sehingga dapat mengenal azas perjuangan Marhaenisme secara menyuluruh, tidak tekstual dan parsial.
“Dengan pemahaman ideologi Pancasila yang baik didukung dengan keyakinan atas ideologi tersebut, maka para anggota calon kader tersebut diharapkan akan mampu menjalankan tugas-tugas perjuangan secara konsisten mulai dari metode berfikir yang dipakai hingga pola prlikau keseharian demi cita-cita keadilan sosial dan juga kader telah siap menjadi bagian dari perjuangan rakyat dan demi mengawal jalannya proklamasi 17 Agustus 1945,” tambahnya. (Noel)
0 comments:
Post a Comment