MEDAN, (GemaMedianet.com) — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/5/2021).
Agenda itu diikuti seluruh kepala daerah secara virtual. Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengikuti secara virtual dari Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan.
Adapun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) di 2022 akan mengusung pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Presiden menekankan, bahwa fondasi paling awal dari pemulihan ekonomi adalah pengendalian COVID-19. Di saat yang sama, percepatan belanja pemerintah, terutama berbagai bentuk bantuan sosial, padat karya, serta mendorong belanja masyarakat perlu terus dilakukan.
"Sisi permintaan harus diperbesar. Kemarin saya sudah mengingatkan di akhir Maret 2021 di perbankan masih ada uang APBD provinsi, kabupaten, dan kota Rp182 Triliun yang seharusnya itu segera dibelanjakan untuk memperbesar sisi permintaan atau konsumsi," jelas Jokowi.
Presiden juga meminta jajarannya terus berupaya mendorong agar industri mulai bangkit sehingga para pekerja mulai bekerja, dan sisi permintaan domestik harus ditingkatkan. Tetapi semua itu harus dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, tanpa tawar-menawar.
Sementara itu, reformasi struktural secara besar-besaran juga sudah dimulai dengan penetapan Undang Undang Cipta Kerja. Presiden meminta agar semua kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah harus sinergis dalam melaksanakan dan memanfaatkan reformasi struktural ini.
"Harus kita rencanakan sejak sekarang bahwa nilai tambah di sektor industri harus ditingatkan, ketahanan pangan harus meningkat, dan pemulihan sektor pariwisata bisa berjalan baik," imbuhnya.
Menurut Presiden, Indonesia juga harus mendapatkan manfaat dari perkembangan dunia yang mengarah ke ekonomi hijau (green economy). Sebagai salah satu paru-paru terbesar dunia, Indonesia juga harus bisa memperoleh manfaat besar dari hutan tropis dan hutan mangrove yang dimiliki.
"Oleh sebab itu, transformasi energi menuju energi baru dan terbarukan harus dimulai. Green economy, green technology, dan green product harus diperkuat agar kita bisa bersaing di pasar global," tambahnya.
Terkait hal tersebut, pemerintah telah merencanakan untuk membuat green industrial park yang rencananya akan disiapkan di Kalimantan Utara dengan memanfaatkan hydropower. Pembangkit listrik tersebut akan menghasilkan energi hijau, baru terbarukan, yang akan disalurkan kepada kawasan indstri hijau sehingga muncul produk-produk hijau dari sana. Menurut Presiden, hal tersebut merupakan kekuatan bangsa Indonesia ke depan.
"Kita juga mempunyai kekuatan di blue economy. Indonesia adalah negara terkaya dalam hal biodiversitas di laut. Kita harus memanfaatkan secara bijak anugerah Tuhan ini, menyejahterakan rakyat, dengan tetap menjaga alam dan kerbelanjutan produksi. Sustainable blue economy menjadi agenda yang harus diprioritaskan di semua wilayah pantai yang kita miliki," paparnya.
Di penghujung arahannya, Presiden menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus inklusif. Pertumbuhan ekonomi juga menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah-masalah tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.
"Pertumbuhan ekonomi harus menjadi mesin bagi pemerataan pembangunan dan keadilan ekonomi baik antardaerah, antardesa, dengan kota. Pertumbuhan ekonomi harus meningkatkan kelas UMKM kita dan semakin mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain," jelasnya.
Sementara, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi sebagai peserta Musrenbangnas yang hadir secara virtual, menyebutkan bahwa pesan Jokowi adalah agar semua pihak bisa memfokuskan perhatian untuk peduli kepada perkembangan serta pengendalian COVID-19. Kasus yang terjadi di Negara India baru-baru ini, menjadi pelajaran penting agar Indonesia tidak mengalami nasib serupa.
Selanjutnya adalah bagaimana prioritas penyerapan anggaran, memberikan dorongan pada pergerakan ekonomi yang saat ini melambat. Ditambah dengan berbagai upaya untuk mengubah cara dan metode mencapai tujuan menyejahterakan rakyat.
“Bukan tujuannya yang berubah, tetapi dalam kondisi sulit ini, metode dan caranya ini berbeda. Itu intinya. Seperti kabupaten/kota kita desak bagaimana serapan anggaran daerah bisa dipercepat,” pungkas Edy.
Turut hadir mendampingi Presiden di Istana Negara antara lain, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Sedangkan Gubernur didampingi Sekdaprov Sumut R Sabrina, Kepala Baappeda Hasmirizal Lubis, Kepala Dinas Kesehatan Alwi Mujahit dan sejumlah pejabat lainnya. (r)
0 comments:
Posting Komentar