Oleh : Buya Gusrizal Gazahar *)
(GemaMedianet.com) | Sudah mulai serangan balik kepada ulama dan umat. Ada anggota WAG Satgas COVID Sumatera Barat (Sumbar) yang terus sinis dengan pelaksanaan ibadah kaum muslimin. Tampak sekali permusuhan terhadap ajaran agama Islam, dan bahkan akan menuntut pihak yang mempersilahkan umat ber'idul fithri untuk bertanggungjawab bila penularan COVID meningkat di Sumbar.
Orang seperti ini mengapa masih dipertahankan ?
Perlu tuan ketahui ! Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumbar hanya meminta lebih kurang 2 jam pelaksanaan ibadah umat berdasarkan kewenangan peraturan daerah (Perda) yang telah disepakati dan berdasarkan pertimbangan syar'i dan nalar yang siap kami pertanggungjawabkan !!!
Kerumunan masyarakat di mall dan tempat perbelanjaan sebelum waktu 2 jam itu dan juga setelah 2 jam tersebut, siapa yang bertanggungjawab ?
Mengapa petugas pasar, pemilik mall, pemilik swalayan tidak tuan tuntut tanggungjawab mereka ??!!
Sudah sangat tak nyaman kami melihat sikap ketidak adilan ini.
Sudah terlalu tajam narasi-narasi yang dibangun untuk menyudutkan agama kami !
Apakah menurut tuan, COVID ini baru terkendali kalau orang berhenti beragama ?
Kalau demikian, silahkan tuan praktekkan sendiri cara demikian, kami tak akan mematuhi pemikiran sesat seperti itu !
Tak usah contohkan Malaysia, Saudi dan negara lain karena analogi tuan sangatlah tak memenuhi syarat.
Sebenarnya, bukan masyarakat tak mau patuh tapi kebijakan yang tak pernah utuh !
Negara-negara yang disebutkan itu, berani mengurung rakyatnya di rumah dan membatasi gerak mereka secara ketat, tapi siap dengan segala resiko dan konsekwensi pertanggungjawaban terhadap kebutuhan rakyat mereka.
Kalau tuan berfikir tentang kesehatan fisik dan menurut tuan menyelamatkan nyawa orang banyak di dunia ini, maka kami berjuang menyelamatkan ruhani agar jangan terjauh dari Allah SWT karena akan sengsara di akhirat yang kekal.
Sudah saya minta agar orang ini diperingatkan tapi tidak dipedulikan, akhirnya biarlah saya buka kepada umat sebenarnya apa yang terjadi.
Kalau orang ini dan yang semisalnya tidak ditertibkan, maka Perda yang disorakkan selama ini sebagai aturan berdasarkan kearifan lokal, akan tinggal di kertas saja !
Sangat tak nyaman bila dalam Group Whats Apps yang berisikan para petinggi negeri ini, Majelis Ulama dibegitukan dan semua bersikap diam saja !
Kalau ingin bersama, jangan hanya urusan fisik saja yang diutamakan, sedangkan jiwa umat dibiarkan semakin gersang.
Semoga umat Islam di Ranah Minang bisa memahami apa sebenarnya yang terjadi, dan bagaimana sulitnya mempertahankan nilai-nilai keimanan di tengah fitnah wabah COVID ini.
الله المستعان و عليه التكلان
*) Ketua MUI Sumbar
0 comments:
Posting Komentar