MEDAN (GemaMedianet.com) — Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menekankan pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pembangunan. Karena itu, SDM menurutnya, merupakan salah satu penentu majunya sebuah bangsa.
Hal ini disampaikan Edy Rahmayadi saat membuka Forum OPD Bidang Industri dan Perdagangan di Hotel Le Polonia, Jalan Sudirman, Medan, Kamis (25/3/2021).
Untuk memajukan Sumut yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) besar, menurut Edy, butuh SDM yang berkualitas.
“Untuk menjadi bangsa yang maju 80 persennya itu karena SDM, sisanya 20 persen SDA, di kita sekarang terbalik, SDA 80 persen, SDM 20 persen makanya sulit maju. Ini bukan karena kita tidak mampu, tetapi kita terlena dengan SDA yang besar, kita malas-malasan. Saya yakin kita di sini ini semuanya pintar-pintar, tetapi keinginannya untuk memajukan bangsa ini masih kecil,” kata Edy Rahmayadi, pada forum yang bertujuan untuk menyusun rencana program kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Sumut Tahun Anggaran 2022 tersebut.
Dinas Perdaganan dan Perindustrian, menurutnya, perlu mendorong upaya-upaya masyarakat dalam meningkatkan industri dan perdagangan, khususnya ekspor. Bukan hanya pada sektor yang berskala besar, tetapi juga sektor-sektor yang kecil.
“Anda-anda yang di sini lihat di sekitar Anda, bantu masyarakat kita yang memiliki keinginan untuk bergerak lebih maju, lihat potensinya, bila ada peluang untuk ekspor atau industri yang lebih besar pacu mereka. Misalnya ada masyarakat yang mau ekspor nilam, menyan atau apapun yang kuantitasnya belum besar, dukung mereka, arahkan, bantu dan upayakan agar kuantitasnya menjadi lebih besar. Itu baru bekerja namanya,” tegas Edy.
Pola pikir yang lebih maju, diharapkan Edy, membuahkan ide-ide yang berguna untuk rencana program kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sumut ke depannya. Ide-ide inovatif diperlukan, karena pada saat ini perekonomian Sumut kesulitan di tengah pandemi COVID-19 .
“Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi kita minus 1,07 persen bila dibandingkan dengan tahun 2019. Kenapa, daya beli masyarakat kita menurun dan ekspor kita juga melambat. Butuh tindakan dan kerja yang tidak biasa untuk menghadapi situasi yang tidak biasa ini,” tegas Edy.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Riadil Akhir Lubis mengatakan, Sumut sangat terbantu dengan hasil pertaniannya yang besar. Walaupun ada penurunan ekspor sejak Maret 2020 hingga saat ini, sektor pertanian masih cukup tinggi permintaannya dari luar negeri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, sejak November 2020 hingga Januari 2021 ekspor meningkat. Di bulan November 2020 nilai ekspor mencapai US$720,93 juta, Desember meningkat menjadi US$748,57 juta dan Januari 2021 US$799,21 juta. Komoditas yang mengalami peningkatan signifikan adalah lemak dan minyak hewan/nabati.
“Memang perekonomian kita agak lesu, tetapi untuk ekspor permintaan masih tinggi terutama untuk hasil pertanian dan perkebunan serta turunannya. Lidi, kita mungkin sepele dengan lidi tetapi permintaan ini dari Pakistan dan India stabil hingga saat ini. Jadi, kami berharap sekecil apapun potensi ekspor di daerah Anda terus dorong agar bisa lebih besar,” kata Riadil, saat memberikan kata sambutan.
Forum tersebut dihadiri Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Yusuf Ansori, Kepala Dinas Perdaganan dan Perindustrian Kabupaten/Kota, dan para Dekan Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi. Hadir juga Asosiasi eksportir dan importir Sumut, pengusaha industri, dan peserta lain secara virtual. (infosumut)
0 comments:
Posting Komentar