PADANGPANJANG, (GemaMedianet.com) — Dua Januari 1930, adalah tonggak sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Kulliyatul Mubalighien Muhammadiyah (MA KMM) Kota Padang Panjang, yang dahulu bernama Tabligh School.
Sekolah yang mencetak sederet tokoh bangsa itu, dipelopori Dr. H. Abdul Karim Amarullah atau Inyiak Rasul (Ayah Prof. Dr. HAMKA), AR St. Mansur, SY. St. Mangkuto, dan tokoh Muhammadiyah lainnya.
Kini, MA KMM terus bergerak dan berinovasi mencetak generasi muda islami dengan berbagai prestasi. Tercatat dalam 4 tahun terakhir, MA KMM pernah meraih Juara Tiga Tingkat Nasional Lomba Robotic kategori Line Follower.
Kemudian, MA KMM juga ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Padang Panjang, Sekolah Adiwiyata Tingkat Propinsi Sumatera Barat dan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional. Prestasi juga diraih Kepala MA KMM Derliana, MA di tingkat nasional sebagai kepala madrasah terbaik.
Di usianya yang ke-91, MA KMM bertekad membangun generasi milenial untuk umat dan bangsa yang berkemajuan.
Walikota H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano saat menghadiri Milad, Sabtu (2/1), mengajak MA KMM terus berinovasi menyesuaikan perkembangan zaman. Dia berharap para santri mendapatkan bekal ilmu "internet of thing".
"Sehingga terpapar dengan profesi meraka. Gali terus kebisaan mereka, kemampuan yang open minded. Persiapan harus dilakukan. Pemko juga siap berdiskusi," ujar Fadly.
Dikatakan Fadly, MA KMM hendaknya menjadi garda terdepan melahirkan santri yang berprestasi mempresentasikan Kota Padang Panjang sebagai kota Serambi Mekkah.
"Semoga nantinya lahir pendakwah internasional dari Kauman Muhammadiyah," harapnya.
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumbar, H. Hendri, S.Ag, M.Pd menyampaikan ucapan selamat kepada MA KMM.
"Tetap eksis mengelolanya. Semoga semakin maju menjadikan santri memiliki imtaq dan imtek dalam mengabdi di tengah masyarakat," ungkapnya.
Kepada walikota, Hendri memuji perhatian terhadap kemajuan dunia pendidikan Islam di kota ini.
"Salut pada Walikota Fadly Amran yang tiada hari tanpa inovasi. Perhatian walikota secara bertahap dan bergiliran membantu Pondok Pesantren di Kota Padang Panjang," katanya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Dr. Shofwan Karim El Husein, MA diwakili Wakil Ketua Majelis Dikdasmen, Zainal Akil mengatakan, tujuan Pondok Pesatren Muhammadiyah adalah menyiapkan ulama dengan berbagai disiplin ilmu.
"Bisa saja ahli ekonomi dia ulama, bisa saja pesilat tapi dia juga ulama," sebutnya.
Keadaan asrama menurut Zainal, sangat penting dalam memberikan pendidikan karakter. Santri terkontrol dalam menanamkan ideologi Muhammadiyah, dan mendidik watak agar menjadi teladan di tengah masyarakat.
"Semoga akan lahir ulama-ulama seperti Buya Hamka, Adi Hidayat, Zakir naik, Ahmad Deedad di Ponpes ini," ungkapnya.
Sementara Derliana, menyampaikan, perjalanan MA KMM sudah melewati suka duka. Pernah memiliki 60 santri, namun kini berkembang banyak menjadi 350 santri.
"Para santri mampu meraih prestasi nasional. Tamatan MA KMM setiap tahun dikirim ke luar negeri," sebutnya.
Menurutnya, hal itu merupakan perkembangan yang menggembirakan.
"Kita bertekad membangun pondok pesantren berjaya dan berkontribusi," lanjutnya.
Bertepatan pada Milad ke-91, Ponpes Kauman melaunching program produk 4.0 dan melakukan peletakan batu pertama pembangunan asrama putra oleh walikota dan Kakanwil Kemenag Sumbar.
Turut hadir, Kepala Kantor Kemenag Kota Padang Panjang, Drs. H. Gusman Piliang, MM. Secara virtual hadir juga, H. Muhammad Asli Chaidir, S.H, dan Founder Wardah, Nurhayati Subakat. (Kominfo/ Harris Suyata)
#Editor : Uki Ratlon
0 comments:
Posting Komentar