MAKASSAR, (GemaMedianet.com) — Puncak peringatan Hari Pengendalian Nyamuk (HPN) Tahun 2020 yang dipusatkan di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditandai dengan pencanangan Kantor Bebas Nyamuk (KBN), Kamis (22/10/2020).
Pada peringatan HPN tahun ini Kemenkes mengangkat tema ''Pengendalian Vektor sebagai Upaya Utama dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dalam Tatanan Baru New Normal''.
Pemerintah telah berkomitmen melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor antara lain Indonesia Eliminasi Malaria tahun 2030, Eliminasi Filariasis tahun 2030 dan Reduksi DBD dengan Isidence Rate (IR) kurang dari 49/1000 penduduk.
Peringatan ini menjadi pengingat untuk tetap menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk menuju Eliminasi dan Reduksi Penyakit Tular Nyamuk di Indonesia.
Kegiatan itu turut dihadiri oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dr. Achmad Yurianto, Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Asisten 1 Pemerintahan Provinsi Sulsel Dr. Andi Aslam Patonangi, SH, M.Si, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Budi Hidayat, M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes, Kadinkes Provinsi Sulawesi Selatan dr. H. Muhammad Ichsan Mustari, MHM, dan perwakilan dari seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Berbagai penyakit yang disebabkan vektor nyamuk seperti DBD, Chikungunya, Japanese Encephalitis (JE) dan Zika termasuk diantara Emerging Disease yang menjadi masalah kesehatan masyarakat.
DBD, Chikungunya dan Japanese Encephalitis tersebut dapat menimbulkan KLB terutama musim penghujan, sedangkan Zika ditetapkan WHO sebagai PHEIC.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit arbovirosis di Indonesia, diantaranya 1) Urbanisasi yang tak terkontrol seiring meningkatnya kepadatan penduduk, 2) Tingkat mobilitas yang tinggi antar daerah, 3) Perilaku masyarakat (membuang sampah sembarangan, kesadaran melakukan PSN masih rendah) 4) Perubahan iklim.
''Pengendalian vektor merupakan upaya preventif yang paling efektif dalam pencegahan penyakit tersebut, lebih efektif dan hasil maksimal jika melibatkan peran serta masyarakat,'' ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes.
Sementara, Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Asisten I Pemerintahan Provinsi Sulsel Dr. Andi Aslam Patonangi, SH, M.Si, juga menyampaikan, upaya pengendalian nyamuk bisa mulai dari diri kita dan keluarga dengan menjaga lingkungan yang bebas dari jentik nyamuk sampai nyamuk dewasa mulai dengan gerakan 1 rumah 1 jumantik, PSN 3M Plus, dan Kantor Bebas Nyamuk (KBN) menjadi keharusan dan bagian dari kehidupan sehari-hari untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Dalam pengendalian nyamuk sebagai salah satu vektor penyakit maka secara teoritis ada dua hal besar yang harus dilakukan, yakni melakukan rekayasa lingkungan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dan pada saat yang sama melakukan penyadaran terhadap perilaku hidup sehat baik sifatnya umum maupun spesifik di lingkungan masyarakat tersebut berada atau tinggal.
Pada kesempatan ini juga dilakukan pencanangan Kantor Bebas Nyamuk (KBN) yang dimaksudkan untuk benar-benar bisa mewujudkan semua perkantoran bebas nyamuk dengan tujuan menghindari penularan penyakit serta meningkatkan produktivitas kerja.
KBN menjadi cikal bakal untuk menciptakan kondisi perkantoran atau rumah kedua, bebas nyamuk dan bebas penularan penyakit.
''Kita tahu bahwa banyak penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, kemudian kantor ini relatif menjadi rumah kedua kita, oleh karenanya kita harus menghilangkan faktor-faktor penularan penyakit akibat nyamuk yang dapat menularkan penyakit dikantor,'' terang Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dr. Achmad Yurianto saat sambutan.
Kantor harus benar benar bebas dari nyamuk agar kita bisa bekerja dengan baik dan tidak tertular penyakit-penyakit yang disebabkan melalui nyamuk.
Yuri menjelaskan, sebenarnya KBN tujuannya untuk orang yang berkantor di sana bisa mengubah mindset untuk mengendalikan nyamuk. Jika ini bisa dicapai, maka nanti saat sampai rumah cara berpikir itu bisa diimplementasikan supaya rumah sendiri juga bebas nyamuk, sekaligus bisa mendidik secara keseluruhan untuk bisa menjadi budaya mengendalikan nyamuk.
Pada puncak HPN ini, target pertama yaitu sosialisasikan bahwa nyamuk harus dikendalikan, sehingga penyakit bisa juga terkendali. Kemudian target kedua secara fisik membangun budaya lingkungan kerja harus bebas nyamuk yang nanti berikutnya lingkungan sekolah, rumah akan menjadi bebas nyamuk.
''Ini yang paling penting, karena bagaimanapun juga perilaku kita yang menyebabkan nyamuk itu banyak atau tidak,'' tutup Yuri.
Pemberian penghargaan Kantor Bebas Nyamuk
Kategori ruang lingkup Kemenkes 1) Sekretaris BPPSDM Kesehatan, 2) Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, 3) Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan.
Kategori ruang lingkup Provinsi Sulawesi Selatan yang telah melakukan penilaian KBN, yakni 1). Dinas Kebudayaan dan kepariwisataan Provinsi Sulsel, 2). Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, 3). Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel (pru)
#Editor : Uki Ratlon l BKPM Kemenkes RI
0 comments:
Posting Komentar