BANJARMASIN, (GemaMedianet.com) — Kota Banjarmasin pernah menjadi daerah yang menyumbang angka kasus COVID-19 terbanyak di Kalimantan Selatan. Hal ini disebabkan tingginya tingkat mobilisasi masyarakatnya, sehingga meningkatkan potensi terjadi penularan di masyarakat.
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin bergerak cepat dengan membuat lima Strategi Penanganan COVID-19 di wilayahnya.
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin bergerak cepat dengan membuat lima Strategi Penanganan COVID-19 di wilayahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Dr. Machli Riyadi, SH, MH menyebutkan, kelima strategi itu terdiri dari pertama adalah EduThi atau Edukasi Tanpa Henti.
"Hal ini dilakukan karena mengubah perilaku masyarakat perlu waktu yang panjang,'' terang Machli saat mengikuti kegiatan audiensi bersama Tim Task Force Covid-19 Kemenkes bersama Pemerintah Kota Banjarmasin, Jumat (2/10/2020).
Ia melanjutkan, strategi kedua yakni dengan menegakkan sanksi bagi pihak yang melanggar Peraturan Walikota tentang Penegakkan Hukum Protokol Kesehatan.
Ketiga adalah dengan melakukan tes PCR secara masif. Terkait pengetesan menggunakan metode PCR, Pemko Banjarmasin sudah membeli alat tes PCR real time yang akan mempercepat penanganan tanpa menunggu hasil dengan waktu yang lama.
"Hal ini dilakukan karena mengubah perilaku masyarakat perlu waktu yang panjang,'' terang Machli saat mengikuti kegiatan audiensi bersama Tim Task Force Covid-19 Kemenkes bersama Pemerintah Kota Banjarmasin, Jumat (2/10/2020).
Ia melanjutkan, strategi kedua yakni dengan menegakkan sanksi bagi pihak yang melanggar Peraturan Walikota tentang Penegakkan Hukum Protokol Kesehatan.
Ketiga adalah dengan melakukan tes PCR secara masif. Terkait pengetesan menggunakan metode PCR, Pemko Banjarmasin sudah membeli alat tes PCR real time yang akan mempercepat penanganan tanpa menunggu hasil dengan waktu yang lama.
Strategi keempat, yakni dengan penguatan masyarakat. Karena penanganan wabah tidak hanya mengharapkan pemerintah saja.
Menurutnya, pelibatan masyarakat dengan berdirinya Kampung Tangguh, melibatkan tokoh pemuda, sampai tokoh masyarakat akan mempercepat dan mempermudah proses penanganan Covid-19 di masyarakat.
Terakhir, strategi kelima adalah melakukan evaluasi berkelanjutan. Evaluasi berkelanjutan ini dilakukan secara terus menerus dengan mengundang tenaga surveilans, tokoh masyarakat, dan Forkopimda. Rapat dilakukan paling lambat 15 hari sekali untuk mengevaluasi zonasi, dan pemetaan krisis.
Terakhir, strategi kelima adalah melakukan evaluasi berkelanjutan. Evaluasi berkelanjutan ini dilakukan secara terus menerus dengan mengundang tenaga surveilans, tokoh masyarakat, dan Forkopimda. Rapat dilakukan paling lambat 15 hari sekali untuk mengevaluasi zonasi, dan pemetaan krisis.
Audiensi Tim Task Force Covid-19 Kemenkes RI bersama Pemerintah Kota Banjarmasin itu juga dihadiri oleh Kadinkes Kota Banjarmasin, perwakilan TP PKK Kota Banjarmasin, perwakilan IDI, serta perwakilan Kecamatan di Kota Banjarmasin.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka kunjungan ke Provinsi Kalimantan Selatan sebagai koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terkait penanganan Covid-19.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka kunjungan ke Provinsi Kalimantan Selatan sebagai koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terkait penanganan Covid-19.
#Red : Uki Ratlon l BKPM Kemenkes RI
0 comments:
Posting Komentar