PADANG, (GemaMedianet.com) — Pembangunan jalan di Bukit Karan, Jondul Rawang Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan diduga menjadi menjadi pemicu banjir disertai lumpur yang menggenangi rumah warga sejak Rabu malam hingga Kamis pagi pada10 September 2020 lalu.
Hal itu terungkap saat audiensi puluhan perwakilan warga Komplek Jondul Rawang yang melaporkan persoalan banjir dan lumpur yang mendera pemukiman mereka ke DPRD Padang, Senin (14/9/2020).
Kedatangan warga korban banjir dan lumpur itu diterima Wakil Ketua DPRD Padang Ilham Maulana didampingi Ketua Fraksi Demokrat Surya Jufri, serta diikuti Lurah Rawang Andi Amir.
Ferdi Rinaldi (40) perwakilan warga mengatakan, setiap hujan turun biasanya kawasan Jondul Rawang hanya direndam banjir dan setelah beberapa jam air akan surut kembali.
Namun sejak Rabu malam hingga Kamis pagi pada 10 September 2020 lalu, saat hujan mengguyur Kota Padang, banjir disertai dengan material lumpur materil sulit dibersihkan.
"Hingga hari minggu (13/9) kemarin masih banyak warga yang membersihkan material lumpur di kediaman dan jalan-jalan komplek," tuturnya.
Ia menilai, banjir disertai lumpur ini yang terparah, dan terjadi sejak adanya pembukaan jalan di Bukit Karan dengan alat berat.
Baca Juga : Longsor Galian C Tanah Clay di Kelok Jaring Bungus Teluk Kabung, Ruas Jalan Padang-Painan Lumpuh
Masih menurut Ferdi, pembangunan jalan di Bukit Karan itu selama ini tidak pernah disosialiasikan kepada warga. Walhasil, warga yang terkena dampaknya menjerit saat hujan deras turun karena disertai material lumpur yang datang dari atas perbukitan.
Sesudah air surut, warga akhirnya kewalahan membersihkan lumpur yang masuk ke rumah. Semua isi rumah terkena lumpur. Bahkan warga terpaksa harus tidur di atas meja.
"Ini sangat memiriskan, dan kondisi ini sudah berlangsung selama tiga hari," tukasnya.
Ia juga mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Padang untuk terjun melihat ke lokasi. Bahkan, kapan perlu memberikan bantuan bagi warga terdampak banjir, akibat material lumpur merangsek ke rumah warga dan menutupi jalan-jalan komplek.
"Kita sudah laporkan ke Lurah Rawang, LPM, dan sekarang ini ke DPRD. Tujuan kita agar persoalan yang terjadi ini segera diselesaikan,” katanya.
Haji Jamalis warga lainnya mengatakan lumpur akibat banjir masih ada di jalan kecil atau gang dan selokan.
“Pengangkatan lumpur di selokan tidak mungkin kami lakukan pembersihan, ke mana kami akan buang. Kalau hujan lagi, mungkin kami yang kena. Itu harus ada pengerukan,” ujarnya.
Ia menginginkan Pemko Padang segera melakukan pengangkatan lumpur di jalanan dan selokan tersebut.
Lurah Rawang, Andi Amir mengatakan memang banjir yang terjadi saat hujan disertai lumpur akibat tanah yang jatuh dari bukit. Itu telah dibersihkan secara bertahap bersama BPBD, PUPR dan warga lainnya.
Untuk pembangunan jalan ke atas Bukit Karan sambungnya memang inisiatif warga. Itu murni inisiatif dari warga RW VI dengan tujuan agar warga yang tinggal di sana tak terisolir lagi.
“Tujuannya baik, makanya kita fasilitasi dan kita minta persetujuan warga di RW VI. Semuanya sepakat dan setuju, makanya dilakukan pembukaan,” ucap mantan Lurah Gunung Pangilun ini sembari menyebutkan prosesnya telah selesai dan di 2021 PUPR akan melakukan betonisasi.
Hentikan Pembukaan Jalan
Wakil Ketua DPRD Padang, Ilham Maulana mengatakan Inisiatif yang dilakukan warga RW VI sangat diapresiasi. Namun dampaknya telah dialami warga RW lainnya.
Untuk itu, ia meminta pengerjaan pembukaan jalan dihentikan. Agar warga nyaman, dan banjir, disertai material lumpur tak lagi terjadi jika hujan turun sewaktu-waktu.
Ilham juga meminta pemko dapat membantu kerugian warga secara bertahap. Sehingga hidupnya tak terlunta-lunta dan keamanan di komplek tetap kondusif.
Ilham juga mengingatkan Lurah Rawang harus menjalin komunikasi dengan Camat Padang Selatan terkait persoalan di wilayahnya.
"Ke depan, aparat kelurahan agar berkoordinasi dengan warga terhadap semua hal yang menyangkut kepentingan umum di wilayahnya. Sehingga tidak menimbulkan sorotan dan kecurigaan dari warga, serta masalah tidak muncul di kemudian hari," tegasnya.
Harus Memiliki Amdal
Sementara Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Padang Surya Jufri menilai meski semua pembangunan fisik bertujuan baik seperti pembukaan jalan di Bukit Karan, namun pembangunan itu perlu kajian analisa dampak lingkungan (Amdal).
"Dampaknya sudah dirasakan warga komplek yang selama tiga hari terakhir sibuk membersihkan material lumpur, dan DPRD menanggapi aspirasi warga untuk perlunya dilakukan kajian Amdal," tukasnya.
Selain itu, DPRD juga berharap agar Pemko Padang memberikan perhatian penuh terhadap kondisi yang dialami warga Komplek Jondul Rawang.
Begitu juga terhadap warga, lakukan inventarisasi dampak dari kerugian akibat bencana, agar bisa diajukan segera kepada Pemko Padang untuk mendapatkan bantuan.
"Memang bantuan itu tidak sebagai ganti rugi, tetapi berdasarkan kemampuan pemko sebagai bentuk perhatian pemko terhadap warganya," terang Surya Jufri seraya meminta diusut siapa sebenarnya di belakang pembukaan jalan tersebut. (UK1)
Harus Memiliki Amdal
Sementara Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Padang Surya Jufri menilai meski semua pembangunan fisik bertujuan baik seperti pembukaan jalan di Bukit Karan, namun pembangunan itu perlu kajian analisa dampak lingkungan (Amdal).
"Dampaknya sudah dirasakan warga komplek yang selama tiga hari terakhir sibuk membersihkan material lumpur, dan DPRD menanggapi aspirasi warga untuk perlunya dilakukan kajian Amdal," tukasnya.
Selain itu, DPRD juga berharap agar Pemko Padang memberikan perhatian penuh terhadap kondisi yang dialami warga Komplek Jondul Rawang.
Begitu juga terhadap warga, lakukan inventarisasi dampak dari kerugian akibat bencana, agar bisa diajukan segera kepada Pemko Padang untuk mendapatkan bantuan.
"Memang bantuan itu tidak sebagai ganti rugi, tetapi berdasarkan kemampuan pemko sebagai bentuk perhatian pemko terhadap warganya," terang Surya Jufri seraya meminta diusut siapa sebenarnya di belakang pembukaan jalan tersebut. (UK1)
0 comments:
Posting Komentar