PADANG, (GemaMedianet.com) — Wacana perubahan nama Kecamatan Kuranji menjadi Pauh IX mendapatkan perhatian dari kalangan anggota DPRD di Gedung Bundar Jalan Sawahan Kota Padang.
Syafrial Kani, wakil rakyat asal daerah pemilihan (Dapil) Kuranji dan Pauh ini mengaku sangat mendukung pergantian nama Kecamatan Kuranji menjadi Pauh IX, tetapi tentu dengan catatan.
"Ya, secara pribadi saya sangat mendukung Kecamatan Kuranji menjadi Pauh IX. Ini momen yang sangat tepat sekali," tutur Syafrial Kani, yang juga Ketua DPRD Kota Padang ini kepada GemaMedianet.com di ruang kerjanya, Rabu (23/6/2020).
Menurutnya, dengan pergantian nama Kecamatan Kuranji menjadi Pauh IX itu berarti administrasi pemerintahan akan sejalan dengan administrasi hukum adat, atau sebaliknya administrasi hukum adat akan menyesuaikan dengan administrasi pemerintahan.
Untuk diketahui, Pauh IX itu terdiri dari 9 Tapian, 9 Suku dan 9 penghulu. Sembilan tapian itu terdiri dari Tapian Koto Nan Batujuh, Pasa Ambacang. Tapian Suku Sikumbang, Anduring. Tapian Tanjuang, Ampang. Tapian Melayu, Lubuk Lintah. Tapian Suku Chaniago, Korong Gadang. Tapian Koto Nan Baduo, Kalumbuak. Tapian Jambak Nan Baduo, Gunung Sarik. Tapian Guci, Sungai Sapih, dan Tapian Jambak Nan Batujuh, Kuranji.
Dengan demikian, jika perubahan nama itu dilakukan, sebutnya lagi, ini merupakan momen untuk meluruskan sejalannya administrasi adat dan administrasi pemerintahan. Oleh karena itu pemangku adat harus memiliki komitmen yang jelas dan konsisten.
"Sepanjang kejujuran dan komitmen tidak ada, maka wacana pergantian nama hanya sekedar kamuflase semata," tukasnya.
Hal ini penting, karena jika hari ini berbicara Nagari, tentu yang benar-benar harus ditunjukkan adalah bahwa semua betul-betul bernagari. Seperti jika merasa tidak Penghulu, mundur saja. Karena Penghulu itu ada tungku panabang-nya.
"Penghulu itu ada tungku panabang-nyo Parmato tibo dikapuaknyo. Ibarat, pinang lah tibo digagangnyo, siriah lah pulang katampuaknyo," cakapnya.
"Sepanjang kejujuran dan komitmen tidak ada, maka wacana pergantian nama hanya sekedar kamuflase semata," tukasnya.
Hal ini penting, karena jika hari ini berbicara Nagari, tentu yang benar-benar harus ditunjukkan adalah bahwa semua betul-betul bernagari. Seperti jika merasa tidak Penghulu, mundur saja. Karena Penghulu itu ada tungku panabang-nya.
"Penghulu itu ada tungku panabang-nyo Parmato tibo dikapuaknyo. Ibarat, pinang lah tibo digagangnyo, siriah lah pulang katampuaknyo," cakapnya.
Menurutnya lagi, penghulu itu tidak dibuat begitu saja, tapi penghulu itu tumbuh. Oleh karena itu, jika sekarang ada yang menciptakan dirinya sebagai penghulu, maka juga harus mundur.
"Komitmen dan konsistensi ini perlu didudukkan terlebih dahulu. Jangan bercerita tentang Nagari, tetapi justeru merusak Nagari. Begitu juga jika bercerita tentang nagari, maka tidak ada unsur politisnya karena adat itu pasti," ungkapnya.
Ia mencontohkan dirinya yang dahulu adalah penghulu. Namun karena merasa tidak kuat dan mampu menjalankan amanah sebagai penghulu, menyatakan mundur.
Untuk itu lah, jika wacana pergantian nama ini perlu duduk bersama. "Mari dan dudukkan penghulu yang jelas tungku panabang-nyo," ucapnya.
Apalagi, mengingat persoalan perdata yang yang berujung ke pengadilan itu kebanyakan berasal dari Kuranji. Artinya kekuatan ninik mamak itu sekarang sudah tidak ada lagi.
"Saya hanya ingin meluruskan hukum adat di Pauh IX ini saja. Selesaikan lah dulu interen di Kuranji Pauh, baru nanti kita bicara perubahan nama,” pinta Syafrial Kani yang juga diamini anggota DPRD asal Pauh-Kuranji lainnya, Zalmadi Malin Basa dan Mukhlis.
Terakhir, Syafrial Kani berharap sejarah perjuangan para pejuang mengusir penjajahan dengan tidak hanya berkorban harta tetapi juga nyawa, yang terkenal dengan Harimau Kuranji, ini juga perlu menjadi perhatian bersama.
"Oleh karena itu sebelum pergantian nama, maka beberapa poin itu perlu diselesaikan lebih dahulu di internal Nagari. Libatkan semua elemen dan ninik mamak, sesepuh maupun tokoh Kuranji. Kita di DPRD siap untuk duduk bersama dan berdialog," terangnya.
Senada, Zalmadi Malin Basa juga mengapresiasi adanya wacana pergantian nama Kecamatan Kuranji menjadi Pauh IX yang dimunculkan oleh tokoh-tokoh baru di Kuranji.
Meski demikian wacana tersebut perlu didudukkan secara bersama seluruh elemen, ninik mamak, sesepuh maupun tokoh Kuranji dan keluarga pejuang Harimau Kuranji.
"Jika seluruh komponen di nagari sudah sepakat, tentu kita di DPRD siap pula untuk duduk bersama," tukasnya. (UK1)
0 comments:
Posting Komentar