MENTAWAI, (GemaMedianet.com) — Dua jam lalui medan sulit, akhirnya berbuah hasil. Polsek Sikakap bersama TNI TNI dan Pemerintah Kecamatan Pagai Selatan berhasil mengetuk kesadaran warga yang sempat menyegel Kantor Desa Bulasat sehari sebelumnya untuk membukanya secara sukarela pada Jum'at (19/6/2020).
"Kantor Desa Bulasat Kecamatan Pagai Selatan telah dibuka kembali setelah personil Polsek Sikakap bersama Danramil, Camat Pagai Selatan terjun ke lokasi disertai Kepala Desa Bulasat menemui warga guna memberikan pengertian dan penjelasan sekaitan persoalan bantuan langsung tunai (BLT) yang disalurkan Pemerintah kepada masyarakat terdampak Covid-19," terang Kapolsek Sikakap melalui Wakapolsek Ipda Yanuar, kemarin.
Dijelaskan, aksi penyegelan kantor Desa Bulasat pada Kamis (18/6) lalu itu dipicu akibat ketidakmengertian beberapa orang warga masyarakat Desa Bulasat tentang siapa saja yang berhak menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah, baik bansos yang disalurkan melalui Kemensos, provinsi maupun Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD).
Menurut Yanuar, laporan terkait penyegelan Kantor Desa Bulasat tersebut diterima setelah mendapat kontak telepon sekitar pukul 17.30 WIB dari Kepala Desa Bulasat Firman Saogo dan Camat Pagai Selatan Rahmat Jaya, SH, bahwa Kantor Desa Bulasat disegel oleh beberapa orang warga yang kecewa karena tidak menerima BLT.
"Setelah mendapat telepon tersebut, saya coba koordinasi dengan Danramil dan Camat, namun mengingat hari sudah sore dan medan yang mau ditempuh cukup sulit karena jalannya sudah banyak hancur dan berlubang. Selain itu masyarakat hanya menyegel kantor saja tidak ada yang anarkis, akhirnya diputuskan berangkat Jum'at setelah apel pagi," terang Yanuar.
Lebih lanjut Yanuar, selesai apel pagi sekira pukul 08.30 WIB, atas perintah Kapolsek Sikakap AKP. Tirto Edhi,SH, ia beserta 10 orang personil dengan didampingi Danramil Sikakap Kapten Putra Damanik beserta 3 orang personilnya ditambah dari Kamla Serda Harumsya beserta 3 orang anggotanya berangkat menuju Desa Bulasat.
"Tim baru sampai di lokasi setelah menempuh perjalanan cukup panjang dan melelahkan karena medan yang cukup sulit," ujarnya.
Yanuar menuturkan, untuk mencapai lokasi tim menaiki rakit menyeberangi selat yang memisahkan Sikakap dengan Pagai Selatan. Sampai di Pulaga menuju Desa Bulasat, tim harus menaiki sepeda motor dengan susah payah. Apalagi, jalan menuju Desa Bulasat sudah banyak yang hancur dan becek berlobang seperti kubangan kerbau. Bahkan ada diantara rombongan yang jatuh saat melewati jalan yang becek dan berlobang besar.
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 2 jam, sebut Yanuar, tim akhirnya sampai di Desa Bulasat. Terlihat kantor desa memang sudah digembok dan ditempel dengan kertas bertuliskan kata-kata "kantor ini dikuasai masyarakat". Namun karena di sekitar lokasi masih ada warga lebih kurang 25 orang tengah duduk-duduk di depan kantor desa. Setelah berkoordinasi sejenak dengan Danramil, Camat, Kades, maka warga yang protes tersebut kemudian diajak untuk berdialog di aula kantor desa.
"Awal dialog sedikit memanas, karena masing-masing mempertahankan egonya. Melihat situasi yang kurang kondusif, saya selaku Waka Polsek langsung mengambil alih dan menengahi pembicaraan dengan mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan mendengarkan penjelasan dari tim," tukasnya.
Situasi kemudian mulai mencair, dan masyarakat mau mendengarkan semua aturan tentang yang berhak menerima Bansos, dan warga akhirnya dapat menerima alasan tersebut. Apalagi diantara warga yang protes tersebut ada tenaga kontrak, baik itu guru maupun tenaga kesehatan.
"Setelah warga paham dan menerima semua aturan tersebut, mereka dengan kesadaran sendiri langsung membuka gembok dan segel kantor desa. Selanjutnya, warga membubarkan diri kembali ke rumah masing-masing," pungkasnya. (UK1/FS)
0 comments:
Posting Komentar