Eka Putra Wirman
(Rektor UIN Imam Bonjol Padang)
Perjumpaan kembali dengan bulan suci Ramadhan adalah berkah tak terhingga dari Allah subhanahu wa ta’ala. Luapan syukur selayaknya dihaturkan atas kesempatan yang kita peroleh untuk meningkatkan kualitas ketundukan dan kehambaan kepada-Nya.
Bulan rahmat, ampunan, dan penyucian jiwa ini mesti tetap kita hiasi dengan amal kebaikan guna memupuk kesalehan individual dan kesalehan sosial.
Pandemi korona yang tak henti mengintai di sekitar kita janganlah sampai mereduksi nilai dan substansi luhur bulan suci ini.
Dengan bekal iman, ia harus tetap kita posisikan sebagai cobaan dari Allah azza wa jalla. Terminal ujian yang mesti kita lalui dengan penuh keyakinan dan ketabahan agar kelak dapat meningkatkan derajat ketakwaan kita kepada-Nya.
Baca Juga : Masjid dan Pandemi Corona di Sumatera Barat
Kita tak diamanahkan untuk senantiasa i’tibar ‘mengambil hikmah’ dari liku jalanan hidup yang ada. Maka diantara ‘ibrah yang dapat kita petik di bulan suci ini adalah mengakui keterbatasan kita sebagai makhluk.
Kita tak diamanahkan untuk senantiasa i’tibar ‘mengambil hikmah’ dari liku jalanan hidup yang ada. Maka diantara ‘ibrah yang dapat kita petik di bulan suci ini adalah mengakui keterbatasan kita sebagai makhluk.
Sunyi dan hening yang akan banyak kita temui sebulan ke depan adalah pelajaran. Bahwa ada banyak jalan menuju kesalehan.
Marhaban ya Ramadhan (*)
0 comments:
Posting Komentar