JAKARTA, (GemaMedianet.com) — Puluhan tokoh masyarakat Sumatera Barat se-Jabodetabek menghadiri silaturahim dan diskusi percepatan pembangunan Kota Padang di Hotel Balairung, Jakarta, Sabtu (1/2/2020).
Diantara yang hadir, Prof. Taufik Andullah, Prof. Muchtar Naim, Azwar Anas, Gamawan Fauzi, Afrizal Aziz, Raseno Arya. Selain tokoh tersebut juga hadir pelaku usaha diantaranya Nurhayati Subakat, El Zata dan pengurus Bako IKK Padang.
Pada kesempatan ini, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah memaparkan program unggulan dan capaian pembangunan kepada tokoh masyarakat se-Jabodetabek tersebut.
Hadir Ketua DPRD Kota Padang Syafrial Kani, Wakil Ketua Arnedi Yarmen, Ilham Maulana dan beberapa lainnya. Sejumlah Pimpinan OPD Pemko Padang juga turut mendampingi walikota dalam diskusi percepatan pembangunan Kota Padang sebagai gerbang Sumatera Barat.
“RPJMD Kota Padang saat ini fokus pada pendidikan, perdagangan dan pariwisata. Alhamdulillah, capaian pada ketiga sektor ini dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan,” kata Mahyeldi.
Meskipun demikian, menurut Mahyeldi, semua pencapaian pembangunan Kota Padang tidak lepas dari dukungan masyarakat. Terutama memperhatikan saran dan masukan dari tokoh masyarakat, baik yang di ranah maupun di rantau.
“Kami perlu masukan dan saran dari tokoh masyarakat perantau untuk pembangunan Kota Padang sebagai gerbang Sumatera Barat,” ujar Mahyeldi.
Selaku tokoh masyarakat Sumatera Barat yang pernah menjadi Bupati Solok, Gubernur Sumatera Barat dan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi menilai apa yang dilakukan Mahyeldi sudah cukup baik. Perubahan Kota Padang bukan saja tampak dari infrastruktur tetapi juga dari sisi budaya.
“Diam – diam saya memperhatikan Kota Padang. Banyak perubahan yang terjadi. Hal ini saya akui. Pak Wali (Mahyeldi) sudah melakukan perubahan sehingga kondisi Kota Padang sekarang lebih baik,” kata Gamawan.
Dia juga memberi saran agar Walikota konsisten dengan perubahan yang telah dilakukan, namun harus tegas dalam menegakkan aturan. Jangan sampai terlambat dalam menindak sesuatu yang bertentangan dengan aturan karena akan sulit untuk mengeksekusinya.
“Jangan sampai lemah dalam penegakan aturan Pak Wali, nanti akan sulit bila sudah dibiarkan lama,” katanya.
Saran tentang mempertahankan kearifan lokal dan budaya keminangkabauan datang dari Prof. Muchtar Naim. Tokoh sepuh ini membacakan tulisan yang ditulis khusus untuk Walikota Padang.
Begitu juga tokoh sepuh lainnya, Azwar Anas dan Prof. Taufik Abdullah memberikan saran yang dianggap perlu dilakukan ke depannya. Keduanya terkesan dengan perkembangan pariwisata yang dilakukan Mahyeldi, terutama untuk kawasan pantai yang dulunya dipenuhi pedagang dan tidak tertata. (Humas Padang)
0 comments:
Posting Komentar