PADANG, (GemaMedianet.com) — Selama bulan Desember 2019, Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Andil terbesar kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Sementara di Kota Bukittinggi terjadi deflasi sebesar 0,01 persen. Andil terbesar adalah bahan makanan.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat diwakili Kepala Bidang Statistik Distribusi Teguh Sugiyarto, M.Pop.Hum.Res, Ph.D dalam press release Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK)/Inflasi yang digelar di gedung BPS Jalan Khatib Sulaiman No. 48 Padang, Kamis (2/1/2020).
Dijelaskan, inflasi yang terjadi di Kota Padang karena adanya kenaikan indeks pada dua dari tujuh kelompok pengeluaran. Yakni terdiri dari Bahan makanan (kelompok 1), Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (kelompok 2), Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (kelompok 3), Sandang (kelompok 4), Kesehatan (kelompok 5), Pendidikan, rekreasi dan olahraga (kelompok 6), serta Transpor, komunikasi dan jasa keuangan (kelompok 7).
"Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,71 persen, kemudian diikuti kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,20 persen," terangnya.
Sementara andil deflasi di Kota Bukittinggi, disebabkan adanya penurunan indeks pada dua dari tujuh kelompok pengeluaran.
"Penurunan terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,62 persen dan diikuti kelompok sandang sebesar 0,57 persen," tukasnya.
Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Desember 2019 Kota Padang dan Kota Bukittinggi masing-masing sebesar 1,72 persen dan 1,31 persen.
"Laju inflasi year on year Kota Padang (Desember 2019 terhadap Desember 2018) sebesar 1,72 persen dan Kota Bukittinggi sebesar 1,31 persen," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, dari 23 Kota IHK di Sumatera, 17 Kota mengalami inflasi dan enam Kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Batam sebesar 1,28 persen, serta terendah Kota Dumai dan Kota Padang masing-masing sebesar 0,07 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Medan sebesar 0,28 persen, dan terendah di Kota Bukittinggi sebesar 0,01 persen.
"Kota Padang menduduki urutan ke 16 dari seluruh kota yang mengalami inflasi, dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke enam dari seluruh kota yang mengalami Deflasi di Sumatera," ungkapnya.
Secara nasional Kota Padang menduduki urutan ke 67 dari semua kota inflasi, sedangkan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke 10 dari semua kota IHK yang mengalami deflasi. (uki)
0 comments:
Posting Komentar