PADANG, (GemaMedianet.com) — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Daerah Pemilihan Sumatera Barat (Dapil Sumbar) , Ir. Mulyadi menilai pemimpin Sumatera Barat ke depan haruslah kreatif dan punya inovasi yang tinggi dalam membangun Sumatera Barat.
"Adalah sangat berat, jika untuk membangun Sumbar hanya mengandalkan anggaran yang ada dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tanpa politik anggaran pusat," ungkap Mulyadi yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Sumatera Barat kepada GemaMedianet.com di sela-sela pelaksanaan konsolidasi antara DPD Partai Demokrat Sumbar dengan Fraksi Partai Demokrat DPRD Sumbar dan Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten/ Kota, Ahad (22/12/2019).
Oleh karena itu, sebut Mulyadi, pemimpin ke depan harus mampu memberdayakan jaringan-jaringan yang ada di tingkat nasional dalam membangun Sumbar.
"Kita harus mampu meyakinkan seluruh Kementerian terkait dengan seluruh potensi yang ada di Sumbar, agar mereka bersedia membantu," ulasnya.
Masih menurut Mulyadi, pemimpin ke depan juga harus mampu meyakinkan teman-teman yang ada di DPR RI, karena keputusan politik anggaran itu ketok palunya ada di lembaga tersebut.
"Untuk meyakinkan itu perlu kemampuan yang mumpuni, agar Sumbar mendapatkan perhatian khusus. Kenapa? karena Sumbar tidak punya Sumber Daya Alam (SDA) seperti di Riau yang memiliki minyak banyak dan dana bagi hasil. Begitu juga jika dibandingkan dengan daerah lain seperti Jambi dan Sumatera Selatan," katanya.
Dengan demikian, katanya lagi, adalah sangat berat jika membangun Sumbar dengan pola bisnis casual, hanya biasa-biasa saja.
"Jika masih mempertahankan pola itu, maka Sumbar akan tertinggal jauh dari provinsi-provinsi lainnya. Bahkan Sumbar yang masih di bawah tetangga dekat, Bengkulu mereka justeru sudah berlari kencang," ujarnya.
Menurut Mulyadi, majunya dirinya sebagai bakal calon gubernur Sumbar karena ingin memberikan pengabdian yang terbaik untuk kondisi Sumbar saat ini.
"Sumatera Barat memang sudah sangat perlu perhatian khusus," ungkap Mulyadi
yang mengusung tagline, "Bukti, bukan janji". "Satu kerja nyata lebih baik dari 1000 janji." (uki)
0 comments:
Posting Komentar