PADANG, (GemaMedianet.com) — Tak Terasa, tepat sudah 10 tahun berlalu Kota Padang dilanda gempa besar yang berkekuatan 7,9 skala richter. Gempa maha dahsyat itu berhasil meluluhlantahkan bangunan pemerintah dan juga bangunan masyarakat. Bencana ini juga merenggut korban jiwa warga Kota Padang sebanyak 383 orang.
Kini, peristiwa kelam yang terjadi pada 30 September 2009 itu kembali diperingati oleh Pemerintah Kota Padang bersama warga kota bertempat di Tugu Gempa, Jalan Diponegoro, Senin (30/9/2019).
Sebagaimana tema yang diangkat dalam peringatan tersebut ialah ‘Mengambil Hikmah Gempa 30 September 2009 (G30S) dan Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Kota Padang'. Upacara pengambilan hikmah gempa 2009 itu dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa. Juga hadir dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Padang periode 2004-2014 Fauzi Bahar, Ketua Himpunan Bersatu Teguh Adreas Sofandi, serta sejumlah kepala OPD dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkup Pemko Padang.
Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa menjelaskan, kegiatan ini bukan bermaksud untuk membuka torehan luka lama kembali. Tetapi ingin menunjukan bahwa peristiwa yang telah terjadi untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi diri untuk siap menghadapi kemungkinan bencana yang akan terjadi.
“Kita tentu tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi untuk Kota Padang, tapi semua itu tergantung kehendak yang maha kuasa. Oleh sebab itu, mari kita jadikan momentum satu dekade pasca gempa bumi ini untuk bangkit, berkomitmen menjadikan kota ini sebagai kota cerdas bencana,” terangnnya.
Ditambahkan Wawako Hendri, usaha yang lain yang dilakukan Pemko Padang untuk menjadikan Kota Padang, kota cerdas bencana adalah dengan memperkuat perizinan gedung baru agar memenuhi syarat aman gempa.
“Kita ingin kedepan, bangunan-bangunan yang dibangun di Kota Padang ini dapat meniru bangunan yang ada di negara lain seperti Jepang yang ramah terhadap gempa. Kita juga akan menjalin kerjasama dengan negara tersebut supaya bangunan yang ada bisa ramah terhadap gempa sehingga pembangunan di Kota Padang akan lebih baik,” paparnya mengakhiri.
Sementara Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Edy Hasymi dalam laporannya menjelaskan, saat Kota Padang telah melakukan berbagai program mitigasi bencana diantaranya, Kota Padang cerdas bencana dengan melakukan sosialisasi penanggulangan bencana kepada keluarga sebanyak 34.500 rumah dari target lebih kurang 250.000 rumah di Kota Padang.
Selanjutnya, juga dilakukan pemasangan tsunami Safe Zone pada 22 titik dijalan-jalan utama sebagai penanda batas landasan tsunami, pemasangan rambu-rambu evakuasi, dimana telah dipasang sebanyak lebih kurang 400 unit rambu yang tersebar di zona merah tsunami dan pemasangan papan informasi public terkait kebencanaan yang telah dipasang lebih kurang 70 unit.
“Selain itu juga juga dilakukan sosialisasi yang secara rutin dan terus menerus dilakukan kepada masyarakat Kota Padang. Termasuk juga mitigasi spiritual yang dilakukan kepada masyarakat seperti menetapkan wajib menggunakan pakaian muslim pada sekolah negeri, program pesantren ramadhan, zikir bersama pada momen tertentu seperti tahun baru hijriah, tahun baru masehi dan ulang tahun Kota Padang,” ungkapnya.
Ia menambahkan, momen peringatan peristiwa gempa 30 September 2009 juga diisi dengan Tabligh Akbar yang dilaksanakan di Masjid Nurul Iman dengan penceramah Al Ustadz H. Ristawardi Dt. Marajo. "Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat membangun budaya kesiapsagaan yang berkelanjutan ditengah masyarakat, mempererat tali silaturahim antar insan kebencanaan,” tutupnya. (Humas)
0 comments:
Posting Komentar