Kepala Disperindag Asben Hendri di sela-sela kegiatan "Sosialisasi pemanfaatan akses pasar oleh pelaku usaha" dari Kemendag RI (GemaMedianet.com/Marah Htb)
|
Kepala Disperindag Sumbar, Asben Hendri menyebutkan, informasi dalam bentuk sosialisasi ini sangat dibutuhkan, terlebih lagi bagi pelaku usaha. Dalam sosialisasi tersebut akan diketahui apa peluang yang bisa diraih oleh para pelaku usaha di Sumatera Barat.
Menurutnya, pasar itu sangat terbuka lebar, baik di dalam negeri dengan populasi 265 juta, maupun di luar negeri dengan nilai miliaran. Begitu juga pelaku usaha itu banyak negara yang ikut terlibat. Dalam persaingan seperti ini tentu banyak hal yang patut jadi perhatian. Diantaranya kualitas dan hilirisasi.
"Hilirisasi artinya memiliki nilai tambah seperti teknologi dan investasi. Energi ini yang kita dorong dengan kemudahan berusaha dan investor. Dengan adanya teknologi dan investasi, maka terjadi hilirisasi," ujar Asben Hendri kepada GemaMedianet.com usai memberikan sambutan pada kegiatan sosialisasi yang dibuka oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
Asben menyampaikan, dukungan dari pemerintah pusat terhadap akses pasar memang sangat dibutuhkan. Apalagi, sebelumnya Sumbar hampir menembus pasar Australia. Namun ketika itu, Australia melakukan proteksi terhadap sapi lokal setempat. Mereka sepertinya belum percaya, bahwa kita masih belum bebas dari kuku sapi.
Oleh karena itu, lanjut Asben, seperti disampaikan gubernur saat membuka sosialisasi, adalah bagaimana sapi yang diimpor dari Australia itu setelah diolah kemudian diekspor lagi ke negara tersebut, sehingga hal itu dapat menghilangkan keragu-raguan dari mereka.
"Hal ini memang masih dalam tahap pembicaraan, karena sudah berkaitan dengan antar negara. Sehingga melalui sosialisasi ini apa yang dibicarakan tersebut nantinya dapat memberi manfaat dan membantu kita," ujarnya.
Asben menambahkan, untuk kerajinan dan kuliner Sumbar dalam bentuk tentengan sudah banyak sampai ke luar negeri. Namun yang diharapkan adalah komoditi tersebut tercatat sebagai volume ekspor.
"Kerajinan dan makanan Rendang sudah banyak ekspor ke berbagai negara, namun masih berupa tentengan. Tentu, tidak hanya sekedar tentengan, tetapi lebih dari itu yakni industri," terangnya.
Ia mencontohkan, Sentra Industri Rendang di Kota Payakumbuh saat ini telah berorientasi ekspor. "Insyaallah, dalam tahun ini juga bakal diresmikan oleh kementerian perdagangan," ucapnya.
Menurutnya, dari sisi akses pasar, pemerintah pusat sudah melakukan beberapa perundingan untuk membuka akses. Pemanfaatan akses itu tentu kembali kepada pelaku usaha, sedangkan Pemprov Sumbar ambil bagian membantu ketika terjadi sekat ke dalam.
Sementara bagi pelaku usaha, sebutnya lagi, adalah bagaimana meningkatkan daya saing, artinya berkaitan dengan kualitas produk yang ada.
Untuk kemasan, Asben mengaku memang masih kurang. Namun, upaya ke arah peningkatan kemasan yang lebih baik bakal terus dilakukan. Baik dengan SKPD terkait, maupun dari Disperindag sendiri dalam bentuk pelatihan peningkatan kualitas packaging.
Kemudian, dari segi rasa Sumbar juga tidak kalah. Hanya saja, ketika penampilan kurang menarik, maka rasa memang sedikit terpinggirkan.
"Orang akan tetap melihat dari performa dulu. Bagaimanapun kita menceritakan rasa itu enak dan enak, tetapi jika penampilan kurang menarik juga cukup sulit. Jadi, kedua-duanya memang harus sejalan," tukasnya.
Sosialisasi menghadirkan pembicara dari Ditjen PPI Kemendag RI yang diwakili Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Dody Edward (Pemanfaatan Hasil-hasil Perjanjian Perdagangan Internasional dalam Pengembangan Sektor Perdagangan), dan dari Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Potensi dan Peluang Ekspor Provinsi Sumatera Barat ke Pasar Global). (uki)
Sosialisasi menghadirkan pembicara dari Ditjen PPI Kemendag RI yang diwakili Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Dody Edward (Pemanfaatan Hasil-hasil Perjanjian Perdagangan Internasional dalam Pengembangan Sektor Perdagangan), dan dari Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Potensi dan Peluang Ekspor Provinsi Sumatera Barat ke Pasar Global). (uki)
0 comments:
Posting Komentar