RIAU, (GemaMedianet.com) — Komisi B DPRD Kabupaten Pasaman melaksanakan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Dinas Perikanan Kabupaten Kampar dan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Kamis, (27/6/2019).
Kunker kali ini merupakan upaya DPRD Kabupaten Pasaman bersama Dinas Perikanan Kabupaten Pasaman dalam meningkatkan potensi ketahanan pangan dan perikanan di Kabupaten Pasaman.
Kegiatan ini dihadiri oleh ketua dan rombongan komisi B DPRD Pasaman bersma Plt. Kadis Perikanan Pasaman Dwi Richie, S.Pi, M.Si.
Rombongan disambut baik oleh Kadis Perikanan Kabupaten Kampar Ir. Usman Amin dan Sekretaris Dinas Perikanan Kampar, H. Zulfahmi. Kemudian di Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau diterima oleh Kasi Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Elyan Buzra.
Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Kabupaten Pasaman Mukhrizal, SH yang juga hadir langsung pada kegiatan tersebut.
Menurut Mukhrizal, beras yang ada di Kabupaten Pasaman cukup mendapat tempat dihati masyarakat Riau, namun kemungkinan karena ulah pedagang Riau di pasar yang mencampur dengan beras kualitas rendah sehingga beras Pasaman menjadi jatuh dan peminatnya jadi berkurang.
"Kedepan ini harus menjadi perhatian Pemda Pasaman dicari sebab dan dicari solusi terbaiknya sehingga beras Pasaman menjadi termasyhur kembali dan permintaan meningkat yang akhirnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Pasaman," terang Mukhrizal.
Kemudian Kunker ini juga upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas benih ikan khususnya dareah Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, jelas Mukhrizal.
Sementera Kadis Perikanan Kabupaten Kampar Ir. Usman Amin saat memaparkan bagaimana kondisi perikanan Kabupaten Kampar, menyebutkan bahwa Kabupaten Kampar memiliki potensi perikanan yaitu ikan patin.
"Untuk memenuhi kebutuhan pasar tentu tergantung pada bibit dan pakan ikan yang baik. Sehingga produksi ikan yang dihasilkan bisa menembus pasar nasional maupun internasional,’’ sebut Ir. Usman Amin.
Produksi ikan Kampar sekarang merajai suplai untuk Provinsi Riau adalah keterbatasan pasar. Untuk produksi, potensi pengembangan masih sangat besar. Produksi stagnan karena pembudidaya menahan produksi untuk menjaga harga ikan di pasar.
"Selama ini, produksi ikan seperti ikan patin hanya dijual sebagai produk segar, sisanya dibuat ikan salai. Maka tidak ada lagi penampung kelebihan produksi. Kehadiran gudang beku terintegrasi/ Integrate cold storage (ICS) menjadi harapan besar bagi masyarakat budidaya ikan air tawar di Kabupaten Kampar," ungkapnya.
Hasil koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau sudah ada kerjasama dengan daerah Kabupaten Pasaman dalam hal pangan dan perikanan melalui gapoktan Kabupaten Pasaman dan masyarakat petani perikanan telah saling memenuhi kebutuhan masing - masing daerah. (Noel)
0 comments:
Posting Komentar