PADANG, (GemaMedianet.com) — Launching sekolah ramah anak di SD Negeri 03 Alai yang merupakan launching kesekian kalinya ini, banyak pihak berharapan tidak lagi hanya sebatas deklarasi. Namun tentunya ada keinginan dan kemauan bersama untuk memenuhi apa yang sudah dideklarasikan tersebut.
Harapan itu salah satunya datang dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang, Maidestal Hari Mahesa kepada GemaMedianet.com di sela-sela kegiatan launching sekolah ramah anak di SD Negeri 03 Alai oleh Walikota Padang yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Barlius, Sabtu (23/2/2019).
Menurutnya, deklarasi itu tanggung jawabnya sangat berat. Ia mencontohkan, seperti yang terlihat dari deklarasi-deklarasi sebelumnya, seperti deklarasi bebas bersih maksiat.
"Tetapi upaya-upaya ke arah itu masih jauh dari yang diharapkan," ujarnya.
Baca Juga : Launching Sekolah Ramah Anak, Anggota, Anggota DPRD Padang, MH Mahesa : Terpenting Itu Kelengkapan Ornamen Sekolah Ramah Anak
Oleh karena itu sudah merupakan kewajiban pemerintah berupaya untuk melengkapi ornamen-ornamen atau bagian-bagian terkait sekolah ramah anak, termasuk pada sekolah yang dilaunching sebelumnya.
Oleh karena itu sudah merupakan kewajiban pemerintah berupaya untuk melengkapi ornamen-ornamen atau bagian-bagian terkait sekolah ramah anak, termasuk pada sekolah yang dilaunching sebelumnya.
"Ornamen atau bagian yang penting untuk diperhatikan dan diupayakan itu seperti sarana dan prasarana sekolah, tempat bermain misalnya. Atau mungkin tingkat kenyamanan anak di sekolah ramah anak," tukasnya.
Terkait harapan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang melalui Kepala Bidang Sarana Prasarana (Sapras) Ir.Rusdi, MT menyebutkan, kelengkapan ornamen-ornamen bagi sekolah ramah anak tersebut tak luput dari perhatian dinas pendidikan.
Ia mengatakan, tahun 2018 untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP) sudah diusulkan dengan anggaran sebesar Rp.25 Miliar yang dialokasikan untuk pembangunan lokal dan mobiler.
"Dinas Pendidikan sebagai bagian dari eksekutif sifatnya kan mengusulkan, karena pada akhirnya yang menyetujuinya adalah Legislatif," ujar Rusdi yang juga mantan Kabid Bina Marga Dinas PU Kota Padang ini, Kamis (21/3/2019).
Jumlah sebesar Rp.25 Miliar itu belum termasuk untuk penganggaran sekolah ramah anak tingkat sekolah dasar (SD). Meski demikian, kebutuhan di tingkat SMP hampir sama dengan kebutuhan di tingkat SD.
"Karena memang tidak bisa kebutuhan itu dianggarkan hanya untuk satu item saja, tapi dianggarkan secara menyeluruh dan global. Apalagi, launching sekolah ramah anak itu adanya baru sekarang. Oleh karena itu tentu secara bertahap akan terus kita tingkatkan," tukasnya.
Ke depan, sebut Rusdi, sekolah ramah anak haruslah didukung semua pihak, sehingga lingkungan sekolah dan sekitarnya yang benar-benar ramah anak.
Ia mencontohkan, trotoar di depan sekolah semestinya tidak boleh disalahfungsikan, seperti menjadi tempat parkir dan berdagang. "Sayangnya, praktek seperti itu sudah lama berlangsung, namun terkesan dibiarkan saja," pungkasnya. (ki)
Ia mencontohkan, trotoar di depan sekolah semestinya tidak boleh disalahfungsikan, seperti menjadi tempat parkir dan berdagang. "Sayangnya, praktek seperti itu sudah lama berlangsung, namun terkesan dibiarkan saja," pungkasnya. (ki)
0 comments:
Posting Komentar