PADANG, (GemaMedianet.com) — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, Selasa (2/1/2019) merilis berita resmi statistik terkait indeks harga konsumen/inflasi Sumatera Barat Desember 2018, Perkembangan Pariwisata Oktober/November 2018, serta Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Desember 2018.
Kepala BPS Provinsi Sumatera Barat, Sukardi menyampaikan, pada bulan Desember 2018 Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dan Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,41 persen.
Inflasi terjadi di Kota Padang terjadi karena adanya kenaikan indeks pada sebagian besar kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,14 persen). Kemudian Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,07 persen). Kelompok sandang (0,02 persen). Kelompok kesehatan (0,26 persen). Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,05 persen). Terakhir, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (1,70 persen). Sedangkan kelompok pengeluaran bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,75 persen.
"Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,70 persen," terangnya dalam press release dihadapan awak media, OPD Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang, Mewakili Bank Indonesia, serta undangan lainnya.
Baca Juga : BPS Sumbar Rilis Berita Resmi Statistik 2018 Terkait Inflasi, Pariwisata dan Nilai Tukar
Selanjutnya, inflasi Kota Bukittinggi disebabkan adanya peningkatan indeks pada sebagian besar kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan (0,73 persen). Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,40 persen). Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,35 persen). Kelompok kesehatan (0,13 persen). Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,57 persen). Sedangkan kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi, olahraga mengalami deflasi masing-masing 0,29 dan 0,01 persen.
Selanjutnya, inflasi Kota Bukittinggi disebabkan adanya peningkatan indeks pada sebagian besar kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan (0,73 persen). Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,40 persen). Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,35 persen). Kelompok kesehatan (0,13 persen). Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,57 persen). Sedangkan kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi, olahraga mengalami deflasi masing-masing 0,29 dan 0,01 persen.
"Yang tinggi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,73 persen," ujar Sukardi.
Lebih lanjut Sukardi, laju inflasi tahun kalender sampai bulan Desember 2018 Kota Padang dan Bukittinggi masing-masing sebesar 2,55 persen, dan 2,99 persen.
"Nilainya juga sama dengan laju inflasi year on year (Desember 2018 terhadap Desember 2017)," ucapnya.
Masih menurut Sukardi, semua kota dari 23 Kota IHK (Indeks Harga Konsumen) di Sumatera mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,88 persen, dan terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen.
Untuk Kota Padang sendiri menduduki urutan ke 19, dan Kota Bukittinggi diurutan ke 12 dari semua kota yang mengalami inflasi di Sumatera.
Sedangkan secara nasional Kota Padang menduduki urutan ke 75, dan Kota Bukittinggi diurutan ke 60 dari 80 Kota yang mengalami inflasi.
Perkembangan IHK/ Inflasi
Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Desember 2018 secara umum berfluktuasi.
Di Kota Padang pada bulan Desember terjadi inflasi sebesar 0,16 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 139,55 pada bulan November 2018 menjadi 139,77 pada bulan Desember 2018.
"Laju inflasi tahun kalender Kota Padang sampai Desember 2018, adalah sebesar 2,55 persen. Yang nilainya juga sama dengan laju inflasi year on year (Desember 2018 terhadap Desember 2017)," sebutnya.
Sementara, Kota Bukittinggi pada bulan Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 0,41 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 131,31 pada bulan November 2018 menjadi 131,85 pada bulan Desember 2018.
"Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Desember 2018 sebesar 2,99 persen. Yang nilainya juga sama dengan laju inflasi year on year (Desember 2018 terhadap Desember 2017)," tukasnya. (uki)
0 comments:
Posting Komentar