BUKITTINGGI, (GemaMedianet.com) —Hari ini, Minggu (4/11/2018) pehelatan iven balap sepeda internasional Sport Tourism Tour De Singkarak (TdS) 2018 resmi dibuka. Stage 1 sejauh 140,5 km, dimulai dari Lapangan Kantin Kota Bukittinggi dan finish di Gedung Pancasila Sijunjung.
TDS 2018 diikuti sebanyak 21 tim terdiri dari 16 tim Internasional dan Lima tim Nasional, ikut andil pada ajang balap sepeda internasional tahun ke 10 digelar di Sumatera Barat (Sumbar). Genap satu dekade kalender UCI Asia Tour 2.2 dihelat di Ranah Minang.
Pada etape I ini, terdapat Tiga titik Sprint yang berada di kilometer 21 atau tepatnya diKawasan Baso, Kemudian Sprint kedua di Kota Batusangkar dan, Sprint yang ketiga di daerah Pala Luar atau 96.7 kilometer dari titik start awal.
Selain Sprint, pada Etape I ini juga terdapat dua titik King Of Mountain (KOM). KOM yang pertama terletak di kawasan Koto Gadang atau sekitar 1070 meter dari lokasi star dan KOM kedua di daerah Tanjung Ampalu yang berjarak 89.4 kilometer dari star awal.
Selain berpacu menjadi yang tercepat sampai di garis finish. Seluruh pebalap juga akan mengadu ketangkasan untuk memperebutkan gelar raja sprint dan raja tanjakan. Dipastikan, persaingan dari masing-masing pebalap yang ikut pada TDS kali ini akan semakin ketat. Terutama sekali, banyak pebalap berwajah baru yang diturunkan.
Diketahui, Seluruh pebalap akan menaklukan rute sepanjang 1.267 kilometer yang dibagi dalam Delapan Etape dengan total hadiah sebesar Rp.2,3 miliar. Tuan rumah memastikan, selain memiliki karakter rintangan yang berbeda-beda, seluruh lintasan yang dilewati oleh pebalap, merupakan rute yang memiliki pemandangan yang indah.
Pada etape I ini, terdapat Tiga titik Sprint yang berada di kilometer 21 atau tepatnya diKawasan Baso, Kemudian Sprint kedua di Kota Batusangkar dan, Sprint yang ketiga di daerah Pala Luar atau 96.7 kilometer dari titik start awal.
Selain Sprint, pada Etape I ini juga terdapat dua titik King Of Mountain (KOM). KOM yang pertama terletak di kawasan Koto Gadang atau sekitar 1070 meter dari lokasi star dan KOM kedua di daerah Tanjung Ampalu yang berjarak 89.4 kilometer dari star awal.
Selain berpacu menjadi yang tercepat sampai di garis finish. Seluruh pebalap juga akan mengadu ketangkasan untuk memperebutkan gelar raja sprint dan raja tanjakan. Dipastikan, persaingan dari masing-masing pebalap yang ikut pada TDS kali ini akan semakin ketat. Terutama sekali, banyak pebalap berwajah baru yang diturunkan.
Diketahui, Seluruh pebalap akan menaklukan rute sepanjang 1.267 kilometer yang dibagi dalam Delapan Etape dengan total hadiah sebesar Rp.2,3 miliar. Tuan rumah memastikan, selain memiliki karakter rintangan yang berbeda-beda, seluruh lintasan yang dilewati oleh pebalap, merupakan rute yang memiliki pemandangan yang indah.
Sebelumnya, Event Director Tour de Singkarak 2018, Jamaludin Mahmud, Sabtu (3/11) malam mengungkapkan, bahwa setelah TdS di tahun sebelumnya digelar dengan sembilan etape, tahun ini TdS hanya ada delapan etape.
"Ini menjadi salah satu hal yang menarik karena lebih panjang ajangnya maka lebih capek pebalapnya dan resikonya lebih tinggi. Tahun ini kalau saya bilang pas dengan delapan etape," kata Jamaludin.
Baca Juga : Hindari Kemacetan Berikut Jalur Lintasan Pebalap TdS 2018
Ia mengungkapkan, salah satu tantangan yang dihadapi pada gelaran TdS tahun ini adalah masalah cuaca. "Hujan tahun ini lebih deras daripada tahun lalu," ujarnya.
Sejumlah daerah di Sumatera Barat sempat dilanda banjir dan tanah longsor setelah hujan lebat pada bulan lalu. Hujan lebat juga menyebabkan longsor di area 300 meter sebelum finis di etape pertama di Sijunjung, tapi dengan kesigapan pihak PU, longsor sudah dirapikan. "Jalur sudah aman untuk dilalui para pebalap," ucapnya.
Ia juga menyebutkan, jika tahun lalu hujan hanya beberapa hari saja, tetapi tidak deras, namun tahun ini dengan angin dan hujan deras, kemudian bulan lalu ada kejadian banjir lumpur di Batusangkar, dan Payakumbuh. "Semoga di sepanjang lomba tahun ini tidak terjadi hal-hal seperti itu," tukas Jamaludin.
# uki | Rel/*
"Ini menjadi salah satu hal yang menarik karena lebih panjang ajangnya maka lebih capek pebalapnya dan resikonya lebih tinggi. Tahun ini kalau saya bilang pas dengan delapan etape," kata Jamaludin.
Baca Juga : Hindari Kemacetan Berikut Jalur Lintasan Pebalap TdS 2018
Ia mengungkapkan, salah satu tantangan yang dihadapi pada gelaran TdS tahun ini adalah masalah cuaca. "Hujan tahun ini lebih deras daripada tahun lalu," ujarnya.
Sejumlah daerah di Sumatera Barat sempat dilanda banjir dan tanah longsor setelah hujan lebat pada bulan lalu. Hujan lebat juga menyebabkan longsor di area 300 meter sebelum finis di etape pertama di Sijunjung, tapi dengan kesigapan pihak PU, longsor sudah dirapikan. "Jalur sudah aman untuk dilalui para pebalap," ucapnya.
Ia juga menyebutkan, jika tahun lalu hujan hanya beberapa hari saja, tetapi tidak deras, namun tahun ini dengan angin dan hujan deras, kemudian bulan lalu ada kejadian banjir lumpur di Batusangkar, dan Payakumbuh. "Semoga di sepanjang lomba tahun ini tidak terjadi hal-hal seperti itu," tukas Jamaludin.
# uki | Rel/*
0 comments:
Posting Komentar