PADANG, (GemaMedianet.com)– Dengan adanya satu persepsi dari kabupaten/ kota yang berlokasi di tepian Samudera Hindia diharapkan dapat membentuk suatu sinergi untuk kemakmuran rakyat.
“Di Indonesia, terdapat 71 kabupaten/kota dari 13 provinsi yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Daerah tersebut memiliki tipikal permasalahan yang hampir sama, seperti aksesibilitas yang kurang memadai, rawan bencana alam, minimnya potensi sumber daya alam, hingga masalah keamanan seperti rawan penyelundupan dan pencurian ikan. Dalam hal ini, IIOLGF membantu menghadapi setiap jengkal permasalahan anggotanya,” ungkap Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah dalam sambutannya pada Seminar dengan tema Smart City Berbasis Mitigasi Bencana di Ballroom Hotel Grand Inna Padang, Senin (6/8/2018).
Mahyeldi juga menyebutkan, sejalan dengan trend kota-kota saat ini yang berlomba menggunakan teknologi smart city (kota cerdas) dengan berbagai variasi penekanan sesuai potensi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan rencana/arah masing-masing kota kedepan, maka Kota Padang juga mengembangkan konsep smart city berbasis mitigasi bencana.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan PW Kemenko Bidang Perekonomian RI dengan bahasan mengenai pengembangan smart city di Indonesia, dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang pengurangan resiko bencana di wilayah pesisir, dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat mengenai sistem peringatan dini dalam mengurangi dampak bencana di Indonesia, dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI mengenai program informasi kebencanaan dan program layanan panggilan darurat 112, dan dari PT Telkom Indonesia mengenai smart city nusantara for save city Sumatera.
Sedangkan keynote speech diberikan oleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Hildesheim tentang kesiapsiagaan Kota Hildesheim dalam menghadapi bencana dan Kepala Dinas Perikanan Kelautan BRVT Vietnam tentang pengelolaan perikanan.
Sementara Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Rosman Efendi saat membuka seminar menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan tersebut.
“Tentunya kami sangat. mendukung langkah positif yang diambil oleh Pemko Padang dan Kota Hildesheim. Kami berharap kerjasama ini tidak semata seremonial saja, akan tetapi mampu menggerakkan banyak sektor dalam rangka meningkatkan taraf dan derajat hidup masyarakat,” bebernya.
Menurutnya, ketika bencana alam terjadi ada istilah “golden hour” atau tepat setelah bencana alam menyerang dimana kecepatan lembaga bantuan dan layanan darurat merespon sangat penting dalam mengurangi jumlah dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Tim tanggap darurat berpacu dengan waktu untuk mempercepat layanan mereka guna menangani lonjakan permintaan bantuan dan perawatan medis mendesak.
"Untuk itu, selain bekerjasama dengan pemerintah daerah anggota IIOLGF dan instansi vertikal, perlu juga kerjasama degan pihak ketiga yang berkompeten dalam penyediaan sarana dan prasarana komuniasi serta data kebencanaan,” sarannya.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) Kerjasama Sister City (KSSC) antara Kota Hildesheim, Jerman dan Kota Padang. Serta penandatanganan prasasti 30 Tahun KSSC Padang - Hildesheim. (humas)
0 comments:
Posting Komentar