(GemaMedianet.com) —
Kadang
jika kita hanya sekedar menyampaikan untaian nasehat, mungkin sebagian orang
belum tersentuh. Namun tatkala dikemukakan sebuah kisah, barulah hati kita
mulai tersentuh dan baru bisa menarik pelajaran. Semoga kisah berikut bisa
menjadi pelajaran bagi kita semua.
Kisah Bincang-bincang
Seorang Istri di Dunia Maya
Kisah
ini terjadi di Lebanon berdasarkan apa yang saya dengar lewat kajian bersama
ustadz di majelis ilmu syar’i … Ustadz menguraikan kisah ini agar bisa menjadi
perhatian bagi muslimah di sini (Sydney) agar mereka berhati-hati terhadap
chatting ini dan tidak melayani sapaan dari laki-laki yang suka iseng menggoda
lewat chatting ini…
Beliau
adalah seorang wanita muslimah yang alhamdulillah Allah karuniakan kepadanya
seorang suami yang baik akhlak dan budi pekertinya. Di rumah ia pun memilki
komputer sebagaimana keluarga muslim lainnya di mana komputer bukan lagi
merupakan barang mewah di Lebanon. Sang suami pun mengajari bagaimana
menggunakan fasilitas ini yang akhirnya ia pun mahir bermain internet. Yang
akhirnya ia pun mahir pula chatting dengan kawan-kawanya sesama muslimah.
Awalnya
ia hanya chatting dengan rekannya sesama muslimah, … hingga pada suatu hari ia
disapa oleh seorang laki-laki yang mengaku sama-sama tinggal di kota
beliau. Terkesan dengan gaya tulisannya yang enak dibaca dan terkesan ramah. Sang
muslimah yang telah bersuami ini akhirnya tergoda pada lelaki tersebut.
Bila
sang suami sibuk bekerja untuk mengisi kekosongan waktunya, ia akhirnya
menghabiskan waktu bersama dengan lelaki itu lewat chatting, … sampai sang
suami menegurnya setiba dari kerja mengapa ia tetap sibuk di internet. Sang
istri pun membalas bahwa ia merasa bosan karena suaminya selalu sibuk bekerja
dan ia merasa kesepian, … ia merahasiakan dengan siapa ia chatting .. khawatir
bila suaminya tahu maka ia akan dilarang main internet lagi…. Sungguh ia telah
kecanduan berchatting ria dengan lelaki tersebut.
Fitnah
pun semakin terjadi di dalam hatinya, .. ia melihat sosok suaminya sungguh jauh
berbeda dengan lelaki tersebut, enak diajak berkomunikasi, senang bercanda dan
sejuta keindahan lainnya di mana setan telah mengukir begitu indah di dalam
lubuk hatinya.
Duhai
fitnah asmara semakin membara, … ketika ia chatting lagi sang laki-laki itu pun
tambah menggodanya, .. ia pun ingin bertemu empat mata dengannya. Gembiralah
hatinya, .. ia pun memenuhi keinginan lelaki tersebut untuk berjumpa. Jadilah
mereka berjumpa dalam sebuah restoran, lewat pembiacaran via darat mereka jadi
lebih akrab. Dari pertemuan itu akhirnya dilanjutkan dengan pertemuan
berikutnya.
Hingga
akhirnya si lelaki tersebut telah berhasil menawan hatinya. Sang suami yang
menasehati agar ia tidak lama-lama main internet tidak digubrisnya. Akhirnya
suami wanita ini menjual komputer tersebut karena kesal nasehatnya tidak di
dengar, lalu apa yang terjadi ?? Langkah
itu (menjual komputer) membuat marah sang istri yang akhirnya ia pun meminta
cerai dari suaminya. Sungguh ia masih teringat percakapan manis dengan
laki-laki tersebut yang menyatakan bahwa ia sangatlah mencintai dirinya, dan ia
berjanji akan menikahinya apabila ia bercerai dari suaminya.
Sang
suami yang sangat mencintai istrinya tersebut tentu saja menolak keputusan
cerai itu. Karena terus didesak sang istri akhirnya ia pun dengan berat hati
menceraikan istrinya. Sungguh betapa hebatnya fitnah lelaki itu. Singkatnya
setelah ia selesai cerai dengan suaminya ia pun menemui lelaki tersebut dan
memberitahukan kabar gembira tentang statusnya sekarang yang telah menjadi
janda. Lalu apakah si lelaki itu mau menikahinya sebagaimana janjinya???
Ya
ukhti muslimah dengarlah penuturan kisah tragis ini, … dengan tegasnya si
lelaki itu berkata, “Tidak!! Aku tidak mau menikahimu! Aku hanya mengujimu
sejauh mana engkau mencintai suamimu, ternyata engkau hanyalah seorang wanita
yang tidak setia kepada suami. Dan, aku takut bila aku menikahimu nantinya
engkau tidak akan setia kepadaku! Bukan ,..bukan..wanita sepertimu yang aku
cari, aku mendambakan seorang istri yang setia dan taat kepada suaminya..!”
Lalu
ia pun berdiri meninggalkan wanita ini, .. sang wanita dengan isak tangis yang
tidak tertahan inipun akhirnya menemui ustadz tadi dan menceritakan Kisahnya….
Ia pun merasa malu untuk meminta rujuk kembali dengan suaminya yang dulu …
mengingat betapa buruknya dia melayani suaminya dan telah menjadi istri yang
tidak setia.
Jika
seseorang betul-betul merenungkan kisah di atas, tentu saja dia akan menggali
beberapa pelajaran berharga. Itulah diantara bahaya chatting dengan lawan
jenis yang tidak mengenal adab dalam bergaul. Lihatlah akibat chatting dengan
lawan jenis, di sana bisa terjadi perceraian antara kedua pasangan tersebut
disebabkan si istri memiliki hubungan
dengan pria kenalannya di dunia maya.
Di
pelajaran lainnya adalah hendaknya selalu ada pengawasan dari kepala keluarga
terhadap anggota keluarganya. Kepala keluarga seharusnya dapat memberikan
batasan terhadap pergaulan anggota keluarganya termasuk istrinya, apalagi dalam
masalah penggunaan internet. Inilah pelajaran yang mesti diperhatikan oleh
seorang suami sebagai kepala keluarga.
Adapun
untuk anggota keluarga yaitu istri dan anak, hendaklah mereka selalu merasa
mendapatkan pengawasan dari Allah subahanahu wa ta’ala. Hendaklah mereka
meyakini bahwa Allah Ta’ala mengetahui segala yang nampak maupun yang
tersembunyi. Sehingga Allah mengetahui segala apa yang mereka lakukan. Karena
Allah-lah Maha Mengetahui dan Maha Melihat dengan sifat kesempurnaan. Tentu
saja sikap selalu merasa penjagaan dari Allah ini bisa muncul jika seseorang
telah dibekali dengan aqidah dan tauhid yang benar. Itulah pentingnya
pendidikan aqidah pada keluarga.
Selain
itu pula, istri mesti diluruskan tatkala dia berada dalam kekeliruan. Istri
mesti diluruskan dengan lemah lembut dan harus berhati-hati dalam
menasehatinya. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا ، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَىْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
“Bersikaplah
yang baik terhadap wanita karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang
rusuk. Bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk tersebut adalah
bagian atasnya. Jika engkau memaksa untuk meluruskan tulang rusuk tadi, maka
dia akan patah. Namun, jika kamu membiarkan wanita, ia akan selalu bengkok,
maka bersikaplah yang baik terhadap wanita.” (HR. Bukhari no. 5184).
“Bersikaplah yang baik
terhadap wanita karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk. Bagian
yang paling bengkok dari tulang rusuk tersebut adalah bagian atasnya. Jika
engkau memaksa untuk meluruskan tulang rusuk tadi, maka dia akan patah. Namun,
jika kamu membiarkan wanita, ia akan selalu bengkok, maka bersikaplah yang baik
terhadap wanita.” (HR. Bukhari no. 5184).
Juga
perlu diketahui bahwa kerusakan yang terjadi akibat chatting di atas bukanlah
bisa terjadi hanya pada wanita. Kerusakan semacam itu pun sebenarnya dapat
terjadi pada laki-laki. Oleh karena itu, perlu sekali diberitahukan kepada
pembaca sekalian beberapa adab-adab yang mesti diperhatikan ketika bergaul
dengan lawan jenis. Karena tidak memperhatikan beberapa adab berikut inilah
terjadi keretakan rumah tangga atau mungkin bagi yang belum menikah pun bisa
terjadi kerusakan dengan terjerumus dalam perantara-perantara menuju zina atau
bahkan bisa terjerumus dalam zina. Na’udzu billahi min dzalik.
Beberapa
Adab yang Mesti Diperhatikan dalam Pergaulan dengan Lawan Jenis (Yang Bukan
Mahrom).
Pertama, menjauhi segala
sarana menuju zina
Allah
Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ
كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32)
Kedua,
selalu menutup aurat
Allah Ta’ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah
kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59)
Ketiga, saling menundukkan pandangan
Allah
memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan
jenis. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ
أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
“Katakanlah
kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan
memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24] : 30 )
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ
مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka
menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31)
Keempat, tidak berdua-duaan
Dari Ibnu
Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan
seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)
Kelima,
menghindari bersentuhan dengan lawan jenis
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ
مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ
وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ
وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ
وَيُكَذِّبُهُ
وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ
وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Keenam, tidak
melembutkan suara di hadapan lawan jenis
Allah Ta’ala berfirman,
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ
كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ
فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا
مَعْرُوفًا
“Hai
istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu melembutkan pembicaraan sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit (syahwat) dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang
baik.” (QS. Al Ahzab: 32). Perintah ini berlaku bukan hanya untuk istri-istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun juga berlaku untuk wanita muslimah
lainnya.
Lalu bagaimana
dengan adab chatting dengan lawan jenis? Hal ini dapat pula kita samakan dengan
telepon, SMS, pertemanan di friendster dan pertemanan di facebook.
Jawabnya
adalah sama atau hampir sama dengan adab-adab di atas.
Pertama, jauhilah segala sarana
menuju zina melalui pandangan, sentuhan dan berdua-duaan dengan lawan jenis
yang bukan mahrom.
Kedua,
tutuplah aurat di hadapan bukan mahrom.
Sehingga
seorang muslimah tidak menampakkan perhiasan yang sebenarnya hanya boleh
ditampakkan di hadapan suami. Contoh yang tidak beradab seperti ini adalah
berbusana tanpa jilbab atau bahkan dengan busana yang hakekatnya telanjang.
Inilah yang banyak kita saksikan di beberapa foto profil di FB atau friendster.
Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada mereka.
Ketiga,
tundukkanlah pandangan.
Bagaimana
mungkin bisa saling menundukkan pandangan jika masing-masing orang memajang
foto di hadapan lawan jenisnya? Wanita memamerkan fotonya di hadapan pria.
Mungkinkah di sini bisa saling menundukkan pandangan? Oleh karena itu, alangkah
baiknya jika foto profil kita bukanlah foto kita, namun dengan foto yang lain yang bukan gambar makhluk bernyawa.
Tujuannya adalah agar foto wanita tidak membuat fitnah (godaan) bagi laki-laki,
begitu pula sebaliknya. Di antara bentuk menundukkan pandangan adalah janganlah
menggunakan webcamp selain dengan sesama jenis saja ketika ingin melakukan
obrolan di dunia maya.
Keempat,
hati-hatilah dengan berdua-duaan bersama lawan jenis yang bukan mahrom.
Jika
seorang pria dan wanita melakukan pembicaraan via chatting, telepon atau sms
–tanpa ada hajat (keperluan)-, itu sebenarnya adalah semi kholwat (semi
berdua-duaan). Apalagi jika di dalamnya disertai dengan kata-kata mesra dan
penuh godaan sehingga membangkitkan nafsu birahi. Dan jika memang ada
pembicaraan yang dirasa perlu antara pria dan wanita yang bukan mahrom, maka
itu hanya seperlunya saja dan sesuai kebutuhan. Jika tidak ada kebutuhan lagi,
maka pembicaraan tersebut seharusnya dijauhi agar tidak terjadi sesuatu yang
bisa menjurus pada yang haram.
Kelima,
janganlah melembutkan atau mendayu-dayukan suara atau kata-kata di hadapan lawan
jenis.
Penyimpangan
dalam adab terakhir ini, kalau diterapkan dalam obrolan chatting adalah dengan
kata-kata yang lembut atau mendayu-dayu dari wanita yang menimbulkan godaan
pada pria. Contoh menggunakan kata-kata yang sebenarnya layak untuk suami istri
seperti “sayang”, dsb.
Jika
setiap muslim mengindahkan adab-adab di atas, maka tentu saja dia tidak akan
terjerumus dalam perbuatan dosa dan tidak akan mengalami hal yang serupa dengan
kisah di atas dengan izin Allah.
Kami
ingatkan pula bahwa tulisan ini bukanlah hanya kami tujukan kepada kaum hawa
saja, namun kami juga tujukan pada para pria agar mereka juga memperhatikan
adab-adab di atas. Jadi janganlah tulisan ini dijadikan sebagai sarana untuk
memojokkan wanita atau para istri, namun hendaklah dijadikan nasehat untuk
bersama.
Semoga
Allah subhanahu wa ta’ala memberikan sifat ketakwaan, memberi kita petunjuk dan
kecukupan. Semoga Allah melindungi dan menjaga keluarga kita dari hal-hal yang
haram dan mendatangkan murka Allah. Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi
kaum muslimin. Wa shallallahu wa sallamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi
wa shahbihi ajma’in. Walhamdulillahir
rabbil ‘alamin. (Muhammad Abduh Tuasikal/https://rumaysho.com)
0 comments:
Posting Komentar