JAKARTA, (GemaMedianet.com) – Dalam mendorong percepatan pembangunan potensi daerah, baik untuk daerah tertinggal dan daerah pengembangan pariwisata agar menyiapkan data potensi yang terukur, mudah dipahami dan jelas target yang akan dicapai dan dampak yang diharapkan dari percepatan pembangunan tersebut.
Hal
ini disampaikan Wakil Gubernur Nasrul Abit dalam Rapat Teknis Tim Percepatan
Pembangunan Sumatera Barat tindaklanjut dari rapat dengan Menko Maritim di BIM
dan Kantor Kemenko Maritim di Jakarta beberapa hari lalu, Sabtu malam
(17/2/2018).
Hadir
dalam kesempatan itu, Dr. Ir. Ridwan
Djamaluddin, M.Sc Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur, Dirjen Pertanahan BPN Arie Yuriwin, SH,
MSi, Kakanwil BPN Sumbar, Ka
Bappeda, Kadis Lingkungan Hidup, Kadis PSDA,
Ka Balitbang, Kadis PUPR, Kadis PU Prasjal, Ka DPM-PTSP,
Kadis Kelautan dan perikanan dilingkungan pemprov Sumbar, Bupati Pasaman
Barat, Bupati Pessel, Wakil Bupati Tanah
Datar, Sekdakab Dhamasraya, Sekdakab Solok Selatan, bersama OPD terkait masing-Masing.
Wagub
Nasrul Abit menyampaikan, data potensi daerah dan perencaraan itu mesti ada
secepatnya, agar ini dapat menjadi
kajian prioritas dari Kemenko Maritim untuk bisa masuk program percepatan
pembanguan nasional.
Menurutnya, jika data potensi daerah tidak kongkrit, apa lagi soal lahan, apakah sudah ada hitam diatas putih dan apakah sudah ada investor yang akan diproses serta hal-hal yang berkaitan aturan apakah amdal dan lain-lain.
"Jangan
berpikir selagi ada kesempatan ini, kita malah kurang serius dalam menyajikan
data potensi pembangunannya lemah kajiannya,
semua bisa jadi terlambat dan kalah cepat karena daerah lain juga
berebut serius yang sama tentu jika lambat dan tidak siap ya, bisa ngak dapat
perhatian pusat," tegas Wagub Nasrul
Abit.
Ia juga menyampaikan, saat ini Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tengah
mendorong percepatan pembangunan di daerah tertinggal dan potensi pengembangan
wisata di Sumatera Barat, yang mendapat respon positif dari Menko Maritim
kunjungan ke Sumbar dalam rangka peringatan penyelenggaraan HPN 2018 di
Sumatera Barat.
Usulan
percepatan pembangunan Kabupaten Mentawai fokus pada Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK), yang membutuhkan antara lain,
fasilitas perizinan dari Dewan Nasional KEK, fasilitas peningkatan
pembangunan bandara, pengembangan dermaga
Tua Pejat, pembangunan Labuahan
Bajau, pembangunan Trans Mentawai, pembangunan kapal penyeberangan RoRo GT
Lintas Antara Pulau.
Adapun
usulan lainnya, pembangunan Kawasan Wisata Terpadu Mandeh di Pesisir Selatan,
pembangunan Teluk Tapang Pasaman Barat. Di Solok Selatan ada pengembangan
wisata Negeri Seri Rumah Gadang, akses jalan
Lubuk Selasih - Padang Aro, pembangunan jalan Padang Aro - Dhamasraya yang saat
inj terkendala status hutan lindung.
Kemudian
pengembangan dan pelestarian kawasan Desa Terindah di Dunia Negeri Pariangan,
mulai dari infrastruk jalan, bangunan
arsitektur tradisional minang serta tempat khusus kuliner, ungkap Wagub Nasrul
Abit.
Deputi
III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin,
M.Sc dalam kesempatan tersebut menegaskan,
kami telah melihat hari ini beberapa program percepatan pembangunan yang
akan dilaksanakan di Sumatera Barat.
Namun
kami masih belum mengetahu informasi yang lengkap dengan data-data yang mudah
dibaca dan dimengerti dalam pembahasan nantinya. Karena itu ruangan gedung
lantai 19 Menko Maritim siap selalu menerima semua data dan informasi yang kita
bahas bersama-sama.
Kami
berharap ini secepat dilakukan agar dapat ditindak lanjuti nantinya dengan
baik, lebih cepat lebih baik, karena
program percepatan pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Joko
Widodo saat ini akan berakhir pada tahun 2019. Data, informasi yang dilengkapi
dengan persyaratan yang sudah ada sesuai undang-undang sangatlah kami
harapkan, agar mudan diputuskan dalam
rapat dengan pimpinan nantinya.
Baik
soal status lahan, amdal, disain perencanaan, hasil dan dampak
(angka-angka) yang diharapkan akan menentukan keberlanjutakan program
percepatan pembangunan ini, pinta Deputi
Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin. (rel)
0 comments:
Posting Komentar