PADANG, (GemaMedianet.com)
– Meski berbagai pembangunan di Kota Padang mulai menggeliat, seperti terlihat pada pembangunan Pasar
Raya Padang, kawasan Pantai Padang, Muaro Lasak dan lainnya. Namun demikian tak tertutup pula masih banyak daerah pinggiran yang perlu mendapatkan perhatian dari berbagai aspek dan didukung melalui anggaran pusat.
Anggota
DPRD Kota Padang Daerah Pemilihan Padang I Kecamatan Koto Tangah, Wismar
Panjaitan mengatakan hal itu. Menurutnya, pembangunan di Kota Padang perlu
pemerataan.
“Sebagai wakil rakyat kami
menginginkan adanya pemerataan pembangunan di Kota Padang. Selama ini, kami
lihat pembangunan hanya difokuskan di pusat kota,” ujar politisi PDI Perjuangan
ini, Selasa (6/2/2018).
Wisman menyebutkan, masyarakat pinggiran Kota Padang, seperti Koto Tangah, Kuranji, Bungus
Teluk Kabung dan daerah lainnya juga perlu sentuhan pembangunan. Daerah-daerah
itu tak hanya memiliki potensi di bidang pertanian, tetapi juga di bidang
pariwisata.
“Hal itu bisa
kita lihat di daerah Pasia Jambak di Koto Tangah, dan Lubuk Tampuruang
di Kuranji. Objek-objek wisata di daerah pinggiran tersebut juga butuh
sentuhan, sehingga menarik wisatawan berkunjung ke sana,” katanya.
Menurutnya, jika
potensi di daerah pinggiran itu dikelola dengan baik, maka akan berdampak
kepada kesejahteraan masyarakat. Jangan sampai daerah pinggiran kota merasa
dianaktirikan. Karena masyarakat di daerah pinggiran tersebut adalah warga
Padang juga.
“Kota
ini butuh pemimpin yang paham potensi kota ini secara keseluruhan. Seorang
pemimpin yang tidak hanya mampu membangun pusat kota, tetapi juga daerah
pinggiran kota,” ungkap Ketua Fraksi Perjuangan Bangsa DPRD Kota Padang itu.
Sementara,
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Padang, Delma Putra menegaskan, tugas
seorang wali kota bukan menjadi tukang sapu di jalanan. Kalau menyapu di
jalanan itu sudah ada dinas teknis yang mengurus. Tetapi, sebagai seorang
kepala daerah harus mampu mengait dana dari pusat APBN.
Ia juga menyebutkan, pembangunan di kota masih banyak yang belum terealisasi, apalagi di daerah
pinggiran. Kalau hanya mengandalkan dana APBD mana bisa. Dana APBD itu
terbatas. “Kita harus bangun insfrastruktur kota ini dengan dana APBN. Makanya,
kita butuh wali kota yang mampu mengait dana dari pusat,” ujarnya.
Menurutnya, walikota saat ini belum memiliki kemampuan mengait dana dari pusat.
Saat ini, kata Delma, pasca banjir bandang di Pasia Nan Tigo Koto Tangah yang
mengakibatkan jembatan putus, tak mampu dibangun kembali. Padahal, jembatan itu
putus dan rusak sudah sejak tahun 2015.
“Saya
contohkan saja jembatan Pasie Nan Tigo yang putus sejak Mei 2015 oleh banjir
bandang. Hingga saat ini tidak ada realisasi pembangunannya. Padahal, jembatan
Pasie Nan Tigo itu memiliki fungsi yang sagat vital, yaitu menghubungkan dua
kampung,” terangnya.
Selain itu, sesuai program unggulan wali kota terkait pariwisata, Pantai Pasie
Jambak juga merupakan objek wisata pantai. Namun, untuk menuju ke Pasia Jambak
dibutuhkan jembatan itu. Dan, untuk membangun kembali jembatan Pasie Nan Tigo
tersebut, jelas Delma lagi, dibutuhkan dana Rp5 miliar. Itu tidak mungkin
didanai oleh dana APBD, tetapi harus melalui dana APBN.
0 comments:
Posting Komentar