PADANG, (GMn)— Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat akan melakukan audiensi bersama instansi vertikal maupun harizontal, organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
Pencegahan paham radikal dan terorisme merupakan tanggungjawab semua pihak, termasuk masyarakat umum. Karena sifat dari kedua paham itu termasuk dalam kategori kejahatan luar biasa (ekstra ordinary crime).
Menurut Sekretaris FKPT Sumatera Barat, Zul Aliman, SE, MM), terkait pasca tertangkapnya Jhon Tanamal alias Hamzah Pria (39 tahun) di Desa Balai Nan Duo, Payakumbuh, Sumatera Barat pada 21/12/2016 lalu, yang diduga anggota kelompok jaringan teroris Solo, FKPT Sumbar akan melakukan audiensi dengan Kepolisian, TNI dan Pemerintah Sumbar dalam rangka pencegahan paham radikal dan terorisme di Sumatera Barat.
Dengan dilakukannya audiensi ini bertujuan untuk menyamakan visi dan misi FKPT Sumatera Barat, yaitu visi “Terwujudnya Provinsi Sumatera Barat bebas dari Terorisme 2020” dan misi yakni Pertama, Mewujudkan Sumatera Barat yang bebas dari terorisme dengan pendekatan agama, pendidikan dan kearifan lokal. Kedua, Internalisasi nilai kearifan lokal berdasarkan pancasila dan UUD 1945 bagi terwujudnya impian Sumatera Barat Bebas dari Terorisme. sekaligus mengharapkan masukan, arahan dan kebijakan program kegiatan tahun 2017 dalam Pencegahan paham radikal dan terorisme di Sumatera Barat.
Dengan dilakukannya audiensi ini bertujuan untuk menyamakan visi dan misi FKPT Sumatera Barat, yaitu visi “Terwujudnya Provinsi Sumatera Barat bebas dari Terorisme 2020” dan misi yakni Pertama, Mewujudkan Sumatera Barat yang bebas dari terorisme dengan pendekatan agama, pendidikan dan kearifan lokal. Kedua, Internalisasi nilai kearifan lokal berdasarkan pancasila dan UUD 1945 bagi terwujudnya impian Sumatera Barat Bebas dari Terorisme. sekaligus mengharapkan masukan, arahan dan kebijakan program kegiatan tahun 2017 dalam Pencegahan paham radikal dan terorisme di Sumatera Barat.
Oleh karena itu, FKPT Sumatera Barat meng¬harapkan melalui kegiatan audinsi ini dapat melakukan deradikalisme dengan memberikan informasi yang seluas-luasnya dalam rangka men¬cegah terjadinya radikalisme dan terorisme itu di masyarakat.
“Meskipun selama ini Sumbar masih dikategorikan aman dari paham radikalisme dan terorisme, namun hal itu jangan membuat kita lengah, tapi justru harus membuat kita lebih waspada, mengingat luasnya Sumatera Barat yang bisa menjadi tempat pelarian para teroris,” ujarnya Zul Aliman.
