Ilustrasi |
PESSEL,
(GemaMedianet.com) —
Sebagai daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi terutama gempa
yang disertai tsunami, maka kegiatan simulasi di kawasan atau kampung siaga
bencana perlu mendapat perhatian serius.
“Untuk
itu pengetahuan masyarakat terhadap ancaman dan potensi yang akan terjadi
terkait dengan kebencanaan perlu terus ditingkatkan,” Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Pri Nurdin kepada pesisirselatan.go.id
Jumat (15/12/2017) di Painan.
Menurutnya,
upaya itu bertujuan agar dampak yang ditimbulkan dari bencana yang dikuatirkan,
bisa diminimalisir, terutama sekali gempa yang disertai tsunami.
Ia
mengatakan, langkah ini bertujuan agar dampak
korban atas ancaman bencana yang terjadi sebagai mana dikuatirkan, bisa
diminimalisir. “Sebab di daerah ini, 30 penduduknya berada pada zona merah
tsunami," katanya.
Dijelaskanya,
kegiatan sosialisasi dan simulasi kesiagaan terhadap bencana, merupakan salah
satu langkah strategis yang harus dilakukan dalam menyikapi resiko. "Sebab
melalui upaya ini, semua pihak memiliki kesiapan terhadap apa pun bentuk
potensi bencana yang akan terjadi," tambah Pri Nurdin lagi
Ia
menyebutkan, kompleksitas masalah yang diakibatkan oleh bencana, tidak bisa
dipandang hanya pada satu sektor tertentu saja. Tapi perlu melibatkan banyak
sektor.
Dikatakan
demikian, karena semua sektor memiliki
peran dan tanggung jawab masing-masing dalam mendukung upaya penyelenggaraan
penanggulangan bencana. Termasuk juga dukungan dari masyarakat, swasta, lembaga
non pemerintah, perguruan tinggi, media massa dan unsur lainnya.
Terkait
dengan posisi georgrafis , sebagian besar wilayah Pessel masuk pada zona merah
bencana, terutama gempa yang diserta tsunami. Bahkan jumlahnya mencapai 30
persen dari total penduduk Pessel yang saat ini telah mencapai 564 ribu jiwa.
Dikatakan
rawan dan berada di zona merah, karena mereka yang mencapai 30 persen itu
berdomisili dalam radius 0-3 kilometer dari bibir pantai.
"Pada
radius itu, setidaknya Pessel masih membutuhkan 60 unit shelter. Sebab di
beberapa kawasan atau pemukiman masyarakat, ada yang tidak memiliki ketinggian
atau perbukitan. Ini terlihat di sepanjang ruas jalan melintasi bibir pantai di
Kecamatan Batangkapas, Sutera, Lengayang dan Sebagian Kecamatan Ranahpesisir,
dan Linggo Sari Baganti," tukasnya. (don/o5)
0 comments:
Post a Comment