PADANG, (GemaMedianet.com)
—
Bukittinggi pernah menjadi ibukota sementara Republik Indonesia. Ketika itu,
Jakarta sempat dikuasai Belanda pada tahun 1948. Agar Republik Indonesia tetap
ada, Presiden Soekarno menyerahkan mandat kedaulatan pemerintahan kepada
Syafrudin Prawiranegara di Bukittinggi.
Syafrudin
Prawiranegara membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang
dijalankannya selama 207 hari. Setelah Agresi Militer Belanda II usai,
Syafrudin Prawiranegara menyerahkan kembali pemerintahan kepada Soekarno.
Sejarah
ini hampir hilang dalam ingatan warga. Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah
Dt Marajo mengimbau kepada warganya untuk selalu mengingat sejarah PDRI
tersebut. Sejarah yang hanya terjadi di Sumatera Barat itu diperingati sebagai
Hari Bela Negara (HBN).
"HBN
adalah satu-satunya hari nasional yang kejadiannya di Sumatera Barat. Kita
harus terus merespon dan mengingatnya," ucap Mahyeldi.
Jika
tidak ada PDRI pada saat itu berkemungkinan Republik Indonesia sudah tidak ada
lagi saat ini. Karena melalui medianya, Belanda mengkampanyekan kepada dunia
internasional bahwa Indonesia sudah mereka kuasai. Pemimpinnya sudah ditangkap.
'Namun
dengan adanya PDRI, membatalkan ambisi Belanda untuk menguasai kembali
Indonesia," cerita Mahyeldi.
Melalui
Radio yang ada di Sumatera Barat dan Aceh (Radio Rimba Raya), berita tentang
PDRI disiarkan ke seluruh dunia. Akibatnya pada waktu itu dunia internasional
memberikan dukungan kepada Indonesia dan mengecam Agresi Militer Belanda II.
"Sampai
akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia," sebut Mahyeldi. "Sejarah
ini harus terus kita ingat," tambahnya lagi.
Dalam
peringatan Hari Bela Negara tahun ini, Pemerintah Kota Padang mengundang
Presiden RI dan didaulat menjadi inspektur upacara. GOR H. Agus Salim dijadikan
tempat pelaksanaan peringatan HBN kali ini pada Selasa (19/12) pagi.
"Sekitar
50 ribu siswa sekolah hadir untuk menyanyikan lagu Mars Bela Negara," ucap
Mahyeldi dibenarkan Kepala Kantor Kesbangpol Kota Padang, Mursalim.
Mursalim
menambahkan cukup banyak rangkaian acara dalam memperingati HBN. Salah satunya
yakni seminar bertemakan Syafrudin Prawiranegara yang digelar di Auditorium UNP
pada 20 Desember ini.
"Kita
ingin mengingat kembali Syafrudin Prawiranegara, presiden yang pernah
terlupakan," ujar Mursalim. (Charlie/Hms)
0 comments:
Post a Comment