PADANG,
(GemaMedianet.com) —
Bundo Kanduang bukan sekedar nama atau pun lambang, tapi adalah perilaku. Atau
lebih tepatnya gambaran ideal perempuan Minangkabau,
“Untuk
itu mengembalikan marwah bundo kandung dalam tataran adat dan budaya
Minangkabau memerlukan kajian dan pemahaman bagi generasi muda. Begitu juga,
peran dan eksistensi Bundo Kanduang dalam hidup berumah tangga,” ungkap Wakil
Walikota Padang Emzalmi pada sebuah seminar yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa
Kota Padang di BLPT Sumbar, Jumat (22/12/2017).
Dijelaskan
Emzalmi, Bundo Kanduang adalah limpapeh rumah nan gadang, amban paruik pagangan
kunci, pusek jalo kumpulan tali, hiasan di dalam kampuang, sumarak dalam
nagari. Nan gadang basa batuah; ka pai tampek batanyo, kok pulang tampek
babarito.
Disamping
itu, Bundo Kanduang harus memahami adat dan sopan santun, mengutamakan budi
pekerti, memelihara harga diri, dan bertawakal kepada Allah Subhana wa Ta’ala.
“Peran
Bundo Kanduang tersebut harus dimulai dari rumah tangga. Yaitu peran Ibu dalam
mendidik dan membesarkan anak-anaknya,” ujar Emzalmi.
Wakil
Walikota Padang Emzalmi sangat mengapresiasi dengan digelarnya seminar Meninjau
Kembali Sosok Bundo Kanduang oleh Ikatan Mahasiswa Kota Padang. “Peran generasi
muda ini sangat kita perlukan untuk menjaga nilai-nilai luhur adat dan budaya
Minangkabau dan mendekatkan diri kepada agama,” tambah Emzalmi.
Seminar
tersebut juga menghadirkan Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto, seorang
budayawan, seniman, dan seorang tokoh yang peduli pada masalah seni, budaya dan
adat Minangkabau. (LL/Fsl/Hms)
0 comments:
Post a Comment