CAIRO, (GemaMedianet.com) — Duta
Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Cairo Mesir, Hilmi Fauzi menerima kunjungan Dirjen
Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemdag)
Arlinda yang membawa belasan pengusaha
sawit, kopi dan kertas berasal dari Indonesia.Pertemuan
yang dilanjutkan jamuan makan malam itu berlangsung di kantor Dubes RI di
Kairo, Mesir, Selasa (9/12/2017) malam.
Dalam sambutannya Hilmi mengatakan, ekspor berbagai sektor tidak mungkin dilakukan dari satu Kementerian semata. Namun, semua Kementerian harus bersinergi.
"Harus dilakukan lintas sektoral, berbagai Kementerian harus saling bersinergi untuk mewujudkannya," kata Dubes Mesir didamping Wakil Dubes Mesir Kemal Haripurwanto, dan Atase Perdagangan Dubes Mesir Burman Rahman.
Disamping hubungan antar negara yang baik, lanjut Hilmi, ekspor dalam berbagai hal harus dilakukan pendekatan secara personal juga ke para pengusaha yang dituju.
"Pengusaha Mesir harus juga dilakukan pendekatan secara personal juga. Inilah gunanya Atase Perdagangan Dubes Mesir," tukas Hilmi.
Sementara itu Dirjen PEN Kemendag Arlinda mengatakan, tingginya biaya ekspor ke Mesir masih menjadi kendala pengusaha dari Indonesia.
"Bahkan pajaknya yang mencapai 60 persen sempat membuat pengusaha Indonesia sempat mundur," jelas Arlinda yang didampingi Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Sulistyawati, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ganef Judawati, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Tuti Prhasatuti.
Hadir dalam kesempatan itu 15 perusahaan sawit, kopi dan kertas diantaranya; PT Sabani Internasional, PT Alwyni Internasional-Agrorina, Indonesia Palm Oil Asscociation (IPOA), PT Indonesia Mice Servis, Indonesia Palm Oil Board (IPOB), PT Kalianda Berkah Indonesia Coffe Instant, PT Musimas Palm Oil, Asia Pulp & Paper (APP), PT Radian Kharisma Wisata, PT Asal Jaya Coffe, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GPKSI), Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), House off Coffee Barista Coffee, Nusantara Coffee (Noozkaf) Cofee. (rel)
Dalam sambutannya Hilmi mengatakan, ekspor berbagai sektor tidak mungkin dilakukan dari satu Kementerian semata. Namun, semua Kementerian harus bersinergi.
"Harus dilakukan lintas sektoral, berbagai Kementerian harus saling bersinergi untuk mewujudkannya," kata Dubes Mesir didamping Wakil Dubes Mesir Kemal Haripurwanto, dan Atase Perdagangan Dubes Mesir Burman Rahman.
Disamping hubungan antar negara yang baik, lanjut Hilmi, ekspor dalam berbagai hal harus dilakukan pendekatan secara personal juga ke para pengusaha yang dituju.
"Pengusaha Mesir harus juga dilakukan pendekatan secara personal juga. Inilah gunanya Atase Perdagangan Dubes Mesir," tukas Hilmi.
Sementara itu Dirjen PEN Kemendag Arlinda mengatakan, tingginya biaya ekspor ke Mesir masih menjadi kendala pengusaha dari Indonesia.
"Bahkan pajaknya yang mencapai 60 persen sempat membuat pengusaha Indonesia sempat mundur," jelas Arlinda yang didampingi Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Sulistyawati, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ganef Judawati, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Tuti Prhasatuti.
Hadir dalam kesempatan itu 15 perusahaan sawit, kopi dan kertas diantaranya; PT Sabani Internasional, PT Alwyni Internasional-Agrorina, Indonesia Palm Oil Asscociation (IPOA), PT Indonesia Mice Servis, Indonesia Palm Oil Board (IPOB), PT Kalianda Berkah Indonesia Coffe Instant, PT Musimas Palm Oil, Asia Pulp & Paper (APP), PT Radian Kharisma Wisata, PT Asal Jaya Coffe, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GPKSI), Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), House off Coffee Barista Coffee, Nusantara Coffee (Noozkaf) Cofee. (rel)
0 comments:
Post a Comment