20 November 2017

Sawahlunto Kota Tua Eksotik, Jadi "Tuah" Daniel Whitehouse di Etape II TdS 2017



SAWAHLUNTO, (GemaMedianet.com) — Kota Tua Eksotik Sawahlunto benar-benar bersahabat dengan pebalap Daniel Whitehouse karena mampu lolos dari jebakan dua pebalap Iran, sehingga mampu meraih podium pertama Tour de Singkarak 2017 yang finis di Lapangan Segitiga Sawahlunto, Minggu (19/11/2017).

Pebalap dengan nomor start 115 ini membutuhkan waktu 04:03:03 untuk menempuh jarak 156 km dari Pantai Carocok, Painan, Pesisir Selatan. Lamanya perjalanan tersebut karena banyak tantangan yang dihadapi selama perjalanan yang sempat diguyur hujan ini.

Bahkan sebelum masuk finis sempat terjadi gesekan antara dua pebalap Iran yaitu Kholil Khorshid dan Ghader Mizbani yang akhirnya hanya finis diurutan kedua dan ketiga. Kondisi tersebut ternyata sangat menguntungkan Daniel Whitehouse, yang sejak awal bersaing ketat di rombongan depan.

"Hasil yang luar biasa di balapan kali ini. Saya akui etape ini tidak mudah, karena lintasan cukup menantang. Ini adalah modal saya untuk menghadapi balapan-balapan berikutnya," kata Daniel Whitehouse usai perlombaan.

Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno yang turut hadir di finish etape II TDS ini berharap para pebalap mendapat kesan menarik selama berada di Kota Sawahlunto. “Para pebalap tidak hanya istirahat, juga menikmati obyek wisata heritage di Kota Sawahlunto ini. Bisa mendapat kesan menarik selama di sini,” harap Gubernur Irwan Prayitno.

Hasil di etape dua ini mampu mengubah posisi klasemen sementara balapan yang didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata itu karena juara etape pertama yaitu Robert Muller harus terlempar dari posisi sepuluh besar tercepat. Yellow jersey tanda pimpinan perlombaan harus berpindah ke pebalap lain.

Meski hanya finis diurutan ketiga, Ghader Mizbani dari Tabriz Shahrdary Team mampu mengambil alih yellow jersey dari Robert Muller setelah dua hari pelaksanaan kejuaraan yang masuk kalender UCI level 2.2 ini dengan membukukan total catatan waktu 06:36:03.

Untuk Daniel Whitehouse yang menjuarai etape kedua menyodok di posisi dua klasemen umum. Selain itu juara Tour de Flores 2016 ini sukses mengamankan green jersey setelah mampu mengumpulkan 20 poin. Dibelakangnya ada Aiman Cahyadi dari Sapura Cycling Team dengan 19 poin.

Sedangkan untuk posisi raja tanjakan (polkadot jersey) sementara dipegang oleh rekan satu tim Ghader Mizbani dari Tabriz Shahrdary Team Khalil Khorshid dengan mengumpulkan 15 poin disusul Ghader diposisi dua dengan 12 poin.

Selain tiga jersey tersebut ada lagi penghargaan khusus untuk pebalap Indonesia yaitu red white jersey. Hingga etape kedua kejuaraan bergengsi ini masih dipegang oleh pebalap muda, Jamal Hibatulloh dari KFC Cycling Indonesia dengan waktu 06:43:36. Disusul Aiman Cahyadi dengan waktu 06:45:26.

"Hari ini cukup berat. Tapi akhirnya bisa finis. Balapan disini memang luar biasa. Banyak tanjakan," kata Aiman Cahyadi saat dikonfirmasi usai perlombaan.

Setelah menyelesaikan etape bersejarah ini, semua peserta akan melanjutkan balapan etape ketiga dari Muaro Sijunjung menuju Dharmasraya. Lintasan yang akan dilalui berbeda dengan etape sebelumnya karena banyak didominasi lintasan datar.

Kota Tua Sawahlunto Semakin Dikenal Dunia

TdS selain sebagai ajang perlombaan juga dijadikan media promosi pariwisata di Sumatera Barat. Dalam setiap etape banyak lokasi wisata yang dilalui. Khusus etape dua dimulai dari Pantai Carocok yang sudah dikenal keindahannya. Selain ini balapan melalui Pelabuhan Teluk Bayur yang sudah termasyur sejak lama.

Setelah pantai, semua pebalap dan pendukung disuguhkan dengan keindahan Kota Tua Sawahlunto yang sejak jaman Belanda dikenal dengan daerah penghasil batu bara terbaik di Indonesia. Bahkan, sisa-sisa jaman manusia rantai masih terlihat jelas berikut dengan lubang-lubang gua bekas penambangan jaman kolonial Belanda.

Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya mengatakan, Kota Tua Sawahlunto punya daya tarik pariwisata yang kuat. Sebagai kota tambang tertua di Indonesia banyak meninggalkan bangunan Heritage yang bernilai sejarah tinggi.

“Nilai sejarahnya cukup tinggi sebagai daya tarik wisatawan. 60 persen wisman ke Indonesia karena culture atau ingin merasakan atmosfer budaya atau sejarah setempat. Sisanya, 35 persen faktor alam ataunature, dan 5 persenman made, atau wisata yang di-create orang, seperti sport event, MICE, show music dan lainnya,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Menpar berharap melalui event TDS ini Kota Tua Sawahlunto bisa lebih dikenal dunia dan bisa menarik lebih banyak wisatawan datang merasakan atmosfer sejarah kota Sawahlunto yang dikenal sebagai “little dutch” atau Belanda kecil ini. (pr/em)

0 comments:

Posting Komentar

PRAKIRAAN CUACA

eqmap

SOLOK SELATAN

Iklan

POLDA SUMBAR

iklan

TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

Statistic Views

Iklan

iklan

Terkini

Iklan

FACEBOOK - TWEETER

Iklan

BUMN

Iklan

REMAJA DAN PRESTASI

Iklan

iklan

Arsip Blog