PADANG, (GemaMedianet.com) — Ini memang sebuah balapan yang menguras tenaga, kekuatan kaki dan fisik harus menjadi poin utama. Bukan berarti, harus balapan dengan sebuah alat yang disebut mesin. Tapi ini, tentang sebuah balapan sepeda yang dikayuh.
Berpacu pun bukan di tempat merupakan sebuah sirkuit ataupun trek yang disediakan khusus untuk sebuah balapan. Namun, balapan ini berada di jalan umum, dengan berbagai kondisi jalan, menikung, tanjakan, turunan, dan bahkan dengan lebar badan jalan yang sempit, menjadi tantangan tersendiri untuk menaklukan setiap rute perjalanan.
Balapan sepeda di jalan umum, bukanlah perkara mudah. Untuk
memastikan bahwa jalan yang dilalui harus aman, aman agar tahu ada tikungan
tajam, aman ada turunan, dan aman dari kondisi jalan yang terkadang perlu untuk
mengurangi kecepatan.
Peran yang memastikan aman bagi pembalap sepeda itu ialah Marshall (pengawal).
Menjadi marshall pada iven balap sepeda, bukanlah hal mudah. Karena
para marshall harus melajukan kendaraan sepeda motornya dengan kecepatan di
atas 100 kilometer per jam.
Berbicara tentang marshall,
Suandi Arizona, yang merupakan Pilot marshall sudah cukup banyak mengikuti
berbagai kegiatan balap sepeda, berbagi cerita tentang pengalamannya selama
menjadi marshall. Baginya, menjadi marshall pada event balap sepeda yang
bersifat tour, sudah cukup lama ia jalani.
Terhitung sejak tahun 2010, merupakan pertama kali dirinya
menjadi pilot Marshall pada event balap sepeda Tour de Jakarta-Bali. Ketika
itu, hal yang ia rasakan ialah kepuasaan tentang perjalanan dan kepuasaan
keindahan alam Indonesia.
Menurutnya, menjadi pilot marshall ialah kesempatan untuk
mengenali Indonesia secara gratis, dan mendapat menjalin persaudaraan lebih
banyak lagi.
Kesempatan itu didapatkannya, karena dinilai memiliki
pengalaman dalam touring dengan motor gede, yang berlatar belakang sebagai anak
club motor Thunder Padang Club, merupakan jalan baginya terpilih untuk menjadi
pilot marshall.
“Saya dari Thunder Padang Club, jadi dulu itu ada kenalan
dengan teman-teman Thunder Jakarta Club, dan mereka mengajak saya. Setelah saya
dapat penjelasan terkait menjadi pilot marshall, saya pun tertarik,” katanya,
Jumat (24/11/2017).
Menjadi pilot marshall pada intinya ialah sebuah tugas yang
cukup bersiko. Kecelakaan dengan kondisi luka-luka atau bahkan patah tulang,
adalah resiko yang tidak bisa dihindari. Namun, persoalan itu terpulang kepada
pengalaman sang pilot dalam memahami medan jalan dan pengalaman dalam turing.
Jika berbicara penat atau lelah dalam perjalananan yang
mencapai ratusan kilometer, bagi pilot marshall sudah menjadi hal yang biasa.
Apalagi soal hujan ataupun panasnya terik matahari yang menemani sepanjang rute
perjalanan, sudah menjadi makanan para pilot marshall.
“Dulu ada teman yang ikut Marshall, sempat meninggal dunia
akibat kecelakaan saat mengiringi para pebalap sepeda. Ketika itu, jujur rasa
takut mulai datang,” jelas pria yang bekerja sebagai Tim Emergency BPBD Padang
Panjang itu.
Bagi Suandi, menjadi pilot marshall ialah kesempatan pelepas
hobi touring dan kesempatan mengenali indahnya Indonesia. Apalagi, setelah
sekian kali mengikuti iven balap sepeda internasional, seperti Tour de Jakarta
– Bali, Tour de Celebes, Tour de Flores, dan Tour de Singkarak. Membuat Suandi,
merasakan hidup sebagai petualang jalan raya, dengan alam yang Indonesia.
Sensasi itu lah, yang membuat dirinya memilih untuk ikut
sebagai pilot marshall. Mengenali Indonesia dengan menjadi marshall, antara
hobi dan kepuasaan diri menikmati alam nan indah ini.
Selain Suandi, pilot marshall asal Padang, Nofian Reza atau
akrab disapa Mak Jo juga memiliki pengalaman yang bisa memberikan inspirasi
bagi kalangan para suami, dalam hal mencari nafkah keluarga.
Bercerita menjadi pilot marshall, sudah dijalaninya sejak
2010, yang merupakan tahun kedua diselenggarakannya Tour de Singkarak. Ketika
itu, mengingat pertama kali menjadi pilot, ia sering mendapat teguran dari
panitia penyelenggara, karena ada beberapa hal yang dinilai membahayakan para
pebalap saat membonceng awak media dalam pengambilan gambar.
“Saya dari Thunder Padang Club juga, sama dengan Suandi.
Keseharian saya menjalani usaha warung bersama istri. Alasan memilih menjadi
pilot marshall, selain untuk menjajal alam yang ada di Sumatera Barat, menjadi
pilot marshall juga mencari sedikit rezeki,” ucapnya.
Menjalani usaha warung, dan menghidupi istri dan dua orang
anaknya, Mak Jo merasa butuh mencari rezeki tambahan. Untuk itu, momen event
balap sepeda Tour de Singkarak yang digelar satu kali dalam setahun, merupakan
momen yang paling ditunggu.
Mak Jo sendiri, sempat absen mengikuti Tour de Singkarak,
seperti pada 2009, 2012, dan 2016. Hal itu dikarenakan ia tidak mendapat
panggilan untuk menjadi pilot marshall. Kendati merasa berharap menjadi pilot
marshall, dan tidak mendapat panggillan, Mak Jo tidak merasa sedih, karena
baginya belum rezeki pada tahun tersebut.
“Usaha bersama keluarga yang diutamakan, kalau yang pilot
marshall, merupakan rezeki tahunan,” katanya.
Kini, pada Tour de Singkarak 2017, Suandi bersama Mak Jo dan
teman teman lainnya mendapatkan kesempatan ikut terlibat pada event balap
sepeda internasional tersebut. Hingga etape kemarin VI, ada 40 pilot marshall
yang berpartisipasi untuk mengikuti Tour de Singkarak.
(pr/em)
0 comments:
Posting Komentar