BUKITTINGGI,
(GemaMedianet.com) — Kejuaraan
balap sepeda internasional yang masuk kalender UCI, Tour de Singkarak (TdS)
2017 resmi berakhir, dan lagi-lagi pebalap asal Iran menjadi yang terbaik pada kejuaraan yang
didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata.
Pada edisi
kesembilan yang finis di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu, (26/11/2017) pebalap asal Timur Tengah menjadi yang terbaik pada kejuaraan ini adalah Khalil Khorshid dari Tabriz Shahrdary Team. Dia
terbilang sukses karena menjadi juara saat pertama kali turun di TdS.
Tahun
sebelumnya Amir Kolahdouz, yang saat itu
memperkuat Pishgaman Cycling Team menjadi juara. Begitu juga dengan Arvin Moazemi yang sukses di 2015. Selain itu ada
nama Amir Zargari yang menjuarai edisi 2014. Begitu juga dengan Ghader Mizbani dari Tabriz yang sukses menjadi
juara pada edisi 2013, 2010 dan 2009.
Dengan
kemenangan ini, Khalil mengaku bangga. Apalagi untuk meraihnya membutuhkan
kerja keras setelah rekan satu timnya, Ghader Mizbani harus mengakhiri balapan
lebih cepat karena mengalami cedera setelah jatuh di etape kedua yang finis di
Sawahlunto.
Pebalap
dengan nomor start 45 ini menjadi juara, dan berhak mendapatkan hadiah Rp.100 juta
setelah membukukan total waktu 30:12:18 untuk
menyelesaikan balapan lebih dari 1.100 km yang terbagi dalam sembilan etape.
Balapan ini melalui 18 kabupaten/kota yang ada di Sumatera Barat.
"Saya
senang sekali bisa meraih hasil terbaik. Apalagi saya baru pertama kali turun
di TdS. Sambutan masyarakat juga luar biasa. Insyaalloh saya akan kembali lagi
tahun depan," kata Khalil Khorshid usai menerima medali kemenangan.
Selain
menjadi juara umum (yellow jersey),
Khalil Khorshid juga dinobatkan sebagai raja tanjakan (polkadot jersey) kejuaraan dengan level 2.2 itu setelah mampu
mengumpulkan 92 poin. Poin ini didapatkan setelah melalui titik tanjakan (KOM)
yang ada di setiap etape dan salah satu yang tertinggi dia etape lima dari
Solok menuju Solok Selatan maupun Embun Pagi.
Khalil selain
menjadi juara umum perseorangan juga membawa timnya, Tabriz Shahrdary Team
menjadi juara umum tim, dan berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp.120 juta.
Untuk
predikat raja sprint TdS 2017 juga direbut oleh pebalap debutan. Robert Muller
dari tim Embrace The World Cycling Jerman, adalah pebalap yang sukses meraih poin
tertinggi yaitu 77 poin. Selain itu, pebalap dengan nomor start 122 ini juga
mampu menjuarai etape pertama dan ketiga.
"Hasil
yang cukup bagus di TdS. Saya senang dengan hasil yang saya raih. Saya berharap
balapan kedepan jauh lebih baik terutama untuk transfer. Idealnya satu jam
saja. Tapi saya akan berusaha untuk kembali tahun depan," kata pebalap
asal Jerman itu.
Sementara
itu, pebalap Indonesia yang paling sukses dan berhak meraih red white jersey adalah Jamal Hibatulloh
dari KFC Cycling Team. Pebalap asal Sumedang Jawa Barat itu membukukan total
catatan waktu 30:24:43 dan pada klasemen umum berada diposisi enam.
"Saya
sangat berkesan dengan hasil TdS tahun ini. Apalagi saya mampu masuk sepuluh
besar klasemen umum. Harapan saya, TdS akan terus ada," kata pebalap
dengan nomor start 21 itu.
Selama turun
di TdS 2017, Jamal Hibatulloh sukses menjadi juara etape empat yang finis di
Ngalau Indah, Payakumbuh. Selain itu juga membantu timnya untuk menjadi tim
terbaik kedua secara umum, dan menjadi yang pertama untuk tim asal Indonesia.
Sekretaris
Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara yang hadir di etape terakhir ini memberikan
ucapan selamat pada para pebalap yang menjuarai TdS 2017 kali ini. “Saya
berharap para atlit balap sepeda internasional ini bisa menjadi duta pariwisata
Indonesia, menceritakan keindahan alam dan budaya Sumatera Barat khususnya pada
kerabat maupun penggemar di negara masing-masing,” harap Ukus Kuswara seusai
memberikan hadiah kepada para Juara Tour de Singkarak 2017.
Ukus juga
menjelaskan, penyelenggaraan event sport tourism TdS 2017 memberikan dampak langsung
pada ekonomi masyarakat (direct impact
economic tourism), serta media value yang tinggi.
“Multiplyer effect pariwisata cukup
besar, akan berpengaruh terhadap sektor-sektor lainnya, misalnya pertanian,
perdagangan dan juga transportasi. Ini tujuan kita menggenjot sektor
pariwisata. Dan Tour de Singkarak ini sebagai sarana promosi efektif untuk
pariwisata Sumatera Barat,” ungkap Ukus Kuswara.
Ia juga menjelaskan, sejak 2013
Amauri Sport Organisation (ASO) merekomendasi TdS menjadi kejuaraan mayor di
Asia karena mampu menyedot lebih dari satu juta penonton. Ranking TdS tingkat
dunia dari jumlah penonton menduduki peringkat ke-5, setelah Tour de France,
Giro d’Italia, Vuelta a Espana, Santos Tour Down Under dan Tour de Singkarak.
“Ini prestasi
yang perlu dipertahankan Tour de Singkarak, sebagai balap sepeda panutan balap
sepeda lainnya yang muncul tahun berikutnya di Indonesia. Dan tentunya sebagai
brand kuat ke mancanegara,” ungkap Ukus Kuswara.
Sementara itu,
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengucapkan terima kasih terhadap
masyakat Sumatera Barat yang turut mensukseskan Tour de Singkarak 2017 kali
ini, dan Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera Barat atas partisipasinya.
“Dan tentunya
pihak kepolisian dan pihak keamanan lainnya yang telah membantu keamanan event
TDS kali ini,” ungkap Nasrul Abit.
Nasrul Abit
menjelaskan, setelah penyelenggaraan 9 tahun TDS terjadi pertumbuhan positif di
Sumatera Barat seperti petumbuhan hotel dari tahun ke tahun. “Pada tahun
2014 tercatat 274 hotel, dan homestay sebanayak 5.588 kamar. Di tahun 2016
meningkat menjadi 339 hotel dan homestay sebanyak 7.799 kamar,” ungkapnya.
Dampak ini
tentunya memberikan dampak ekonomi cukup besar bagi masyarakat Sumatera Barat.
(pr/em)
0 comments:
Posting Komentar