PADANG,
(GemaMedianet.com) —
Walikota Padang H.Mahyeldi Ansharullah melihat sejak era refomasi, peringatan G30S/PKI setiap 30 September seperti tidak dianggap penting.
Begitu pula peringatan Hari Kesaktian Pancasila, yang selalu diperingati pada 1
Oktober.
“Hal
itu ditandai dengan kurangnya kesadaran masyarakat mengibarkan bendera setengah
tiang setiap tanggal 30 September. Pemberitaan mengenai Hari Kesaktian
Pancasila, juga tak ada gaungnya,” kata Mahyeldi usai upacara peringatan Hari
Kesaktian Pancasila di Lapangan Imam Bonjol, Padang, Minggu (1/10/2017).
Hemat
Mahyeldi, peristiwa G30S/PKI yang merupakan sejarah kelam bangsa Indonesia
seperti hendak dihapuskan dari memori kolektif para generasi muda Indonesia.
Namun begitu, Walikota Padang mengatakan bahwa kebenaran sejarah tidak akan
pernah bisa ditutupi. Bahwa komunisme adalah paham radikal yang merupakan
ancaman bagi ideologi bangsa Indonesia, Pancasila.
“Kita
harus terus gaungkan Hari Kesaktian Pancasila setiap tahunnya,” tegas Mahyeldi.
Peringatan
Hari Kesaktian Pancasila tahun ini bertemakan "Kerja Bersama Berlandaskan
Pancasila Mewujudkan Masyarakat yang Adil dan Makmur”. Tema tersebut
menjelaskan bahwa untuk membangun bangsa dan negara dibutuhkan kerjakeras
bersama berlandaskan Pancasila.
“Pancasila
adalah sumber nilai jati diri bangsa sekaligus pondasi negara. Pancasila juga
falsafah negara. Oleh karena itu, Pancasila harus menjadi acuan bagi kita dalam
mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,” tutur Walikota Padang.
Walikota
mengatakan, setiap kita mesti terus menerus menumbuhkkembangkan nilai-nilai
Pancasila. Terutama kepada semua generasi, serta generasi penerus bangsa.
“Dalam
konteks ini, pendidikan merupakan sistem yang bisa melakukannya secara efektif,
karena melalui sistem pendidikan, penggalian, penanaman, pengembangan dan
pengamalan nilai Pancasila dapat dilakukan secara sistemik, sistematik, dan
masif,” ujar walikota. (Charlie)
0 comments:
Posting Komentar