SOLSEL, (GemaMedianet.com) — Ratusan masyarakat "berhamburan" menyelamatkan diri setelah tanda dari Sirene Deteksi Dini Gerakan Tanah berbunyi dengan kerasnya. Kondisi itu merupakan bagian simulasi kesiapsiagaan bencana serta peresmian pemakaian alat tersebut di Liki Atas, Lubuk Gadang Selatan, Sangir (19/10/2017).
Alat yang dikenal dengan Land Slide Early Warning System (LEWS) ini diresmikan pemakaiannya oleh Bupati Solok Selatan diwakili Asisten Administrasi Umum, DR.Yul Amri, dan sekaligus membuka secara resmi Simulasi penanggulangan bencana tanah longsor yang melibatkan ratusan relawan dan masyarakat setempat.
Dalam kegiatan tersebut, Yul Amri mengatakan, setiap saat masyarakat harus selalu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yang akan menimpa. "Yang paling penting dari kegiatan simulasi ini adalah agar kita meningkatkan kewaspadaan terhadap segala bencana yang mungkin saja terjadi Baik kewaspadaan bagi kita yang tinggal di lereng-lereng bukit, daerah aliran sungai, atau tempat lain yang bisa saja terjadi secara tiba-tiba," ujar Yul Amri.
Ia juga berpesan, agar masyarakat serta pihak-pihak terkait nantinya agar menjaga keberadaan alat tersebut. "Alat ini kita miliki berkat bantuan yang diberikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui permohonan yang kita ajukan. Tugas kita untuk menjaga alat ini untuk kemaslahatan kita semua," pesan Yul Amri.
Kepada para relawan yang mengikuti simulasi tersebut, Yul berharap agar tetap siap siaga dan bergandeng tangan dalam usaha-usaha pencegahan, serta penanggulangan bencana. "Jadilah pahlawan yang selalu siap siaga, dan bekerjasama dengan berbagai pihak terhadap segala bentuk ancaman bencana yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita," harap Yul Amri.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Editorial, menyebutkan, alat itu merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada Pemerintah Kabupaten Solok Selatan yang ditujukan untuk mengurangi tingkat resiko bencana alam khususnya bencana longsor. "Alat senilai lebih kurang Rp.400 juta ini kita usulkan sebenarnya 4 (Empat) unit. Namun karna keterbatasan dana dari BNPB Pusat sendiri, tahun kini kita dapatkan 1 (satu) unit," terang Editorial.
Terkait lokasi pemasangan ditetapkan oleh Tim Teknis yang berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM). "Kita sudah survey di Empat (4) lokasi yakni Bukit Manggiu, Pinti Kayu, Taratak Tinggi dan Liki Atas. Dan setelah dipertimbangkan, termasuk tingkat kerawanan dan juga jumlah penduduk, tim akhirnya menetapkan daerah Liki Atas ini," jelas Editorial.
Fatah, salah seorang teknisi dari UGM mengatakan, Solok merupakan salah satu daerah diantara 24 daerah di Indonesia yang mendapatkan bantuan serupa untuk tahun ini. "Alat ini berbunyi dengan 3 jenis suara pada tingkatan kondisi status bencana, yakni waspada, siaga, dan awas. Serta memiliki 4 sensor yakni, 2 sensor untuk pergerakan tanah, 1 untuk kemiringan tanah, serta 1 sensor untuk curah hujan," terangnya mengakhiri.
Turut hadir pada kegiatan tersebut Unsur Forkopincam Sangir, Wali Nagari Lubuk Gadang Selatan, tokoh masyarakat, pelajar, dan undangan lainnya. (fys/rel)
0 comments:
Posting Komentar