PESSEL, (GemaMedianet.com)
— Ribuan petani Jagung berbaur dengan tamu yang datang dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Barat (Sumbar), sembari duduk bersila di bawah tenda milik tentara. Panas tidaklah terik, dan angin sepoi berhembus pelan pada Panen Raya Jagung serentak di Kelompok Tani (Keltan) Tunas Muda, Nagari Pelangai Kaciak Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Rabu (11/10/2017).
Hari yang membuat para petani dan pemangku kepentingan sumbringah, panen raya jagung dan corn sheller hibah bagi mereka mengisyaratkan pemerintah peduli. Diantara yang datang membawa harapan, agar harga Jagung di tingkat petani bisa ekonomis. Paling tidak, ada HET yang membuat mereka lebih berdaya.
Seorang petani Jagung yang enggan ditulis namanya mengaku, untuk kondisi sekarang dengan harga di tangan petani masih Rp.3.000 per kilo, menurut mereka masih jauh dari harga keekonomian.
Lantas berapa harga yang pantas? Si petani juga tidak dapat menyebut angka pasti, tetapi dengan harga pupuk dan biaya pengolahan selama ini bagi mereka angka 3.000 belum membuat mereka bisa tersenyum.
Menghadapi kendala harga, Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Hendrajoni mendorong agar segara lahir Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) yang salah satu unit usahanya terkait dengan jual beli produk pertanian/perkebunan.
"Perlu pasar yang jelas dan harga yang menguntungkan petani," ujar bupati dihadapan Camat Ranah Pesisir, Zul Arsil dan sejumlah Wali Nagari yang hadir, pada acara panen raya Jagung, yang juga dihadiri Gubernur Sumbar diwakili Kepala Dinas Pertahor, Candra, Anggota DPR RI Hermanto, Dandim 0311/Pessel Letkol Inf Setiya, S.Ip, para kepala OPD Bidang pertanian se- Sumbar, serta aparat kabupaten, kecamatan dan nagari se-Pesisir Selatan.
Kecamatan Ranah Pesisir merupakan salah satu kecamatan sentra Jagung. Pola selang-seling Jagung dan Padi sudah diterapkan semenjak lama. (don/spm)
0 comments:
Posting Komentar